49

6.6K 389 32
                                    

Bismillahhirrahmannirrahim...

Bismillahhirrahmannirrahim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Maksudnya apa ini?" tanya abi Aji yang sedari tadi diam menyimak.

"Saya minta sama nak Bagus buat mempersunting putri saya ini, gus Bagus belum cerita ke orang tuanya yah?" helas dan tanya Ustadz Maksum kepada gus Bagus.

"Iya, saya belum membicarakan tentang keinginan ustadz, dari kemarin waktu saya cukup sibuk untuk urusan yang lain." ucap gus Bagus dengan tetap memandangi meja di depanya, itu lebih baik dari pada melihat orang-orang yang duduk di depanya. Dirinya masih ingat jika istrinya sedang mengasuh anaknya di kamar.

"Tapi bukanya Ustadz Maksum tau kalau Bagus ini sudah menikah, bahkam Ustadz pun datang ke pernikahan putra saya," jelas abi Aji, pasalnya dulu saat Aleta dan gus Bagus menikah, Ustadz Maksum datang ke acara tersebut. Tapi kenapa sekarang Ustadz Maksum sendiri menawarkan sebuah hubungan yang belum tentu di dalamnya akan ada kebahagiaan.

"Iya say..." ucapan Ustadz Maksum terpotong dengan salam seseorang.

"Assalammualaikum,"

"Waalaikumsalam." ucap semuanya, yah yang mengucap salam tadi umi Ais dan juga Aleta. Lalu keduanya mendudukan diri masing-masing di samping pasanganya.

"Ali dimana bund?" tanya gus Bagus lirih kepada Aleta yang baru saja duduk di sampingnya, meskipun lirih karena semuanya diam tetap saja suara gus Bagus terdengar.

"Ouh Ali putra kita tadi sama Bunda mau di tidurin eh gak mau, sekarang lagi main sama mba ndalem di belakang," ucap Aleta dengan nada di lembut-lembutkan, tanpa mengecilkan maupun mengeraskan suaranya karang dirinya tau pasti mereka juga mendengar apa yang dirinya ucapkan. Ouh ya jangan lupa panggilan mereka sudah berubah dari kemaren, dari mulai panggilan nama sekarang menjadi Ayah dan Bunda. Sebenarnya gus Bagus lebih menginginkan panggilan Umi dan Abi, tapi kata Aleta panggilan itu selalu melekat kepada orang-orang yang keliatan ngalim jadinya di panggil Binda dan Ayah biar beda.

"Ini istri kamu yah gus Bagus?" tanya Ustadz Maksum melihat Aleta sekilas.

"Iya, yang di sebelah saya adalah istri saya dan juga Ibu dari anak saya namanya Ning Aleta," ucap gus Bagus dengan jelas, sedikit merubah warna wajah tamunya. Tapi bagaimana lagi, dirinya bukan remaja labil seperti dulu. Sekarang dirinya seorang suami dan juga Ayah, dirinya harus tegas dalam hal apapun menyangkut sebuah keputusan dalam keluarganya.

"Ning Aleta salam kenal yah, kenalkan saya Ustadzah Nurul dan ini anak saya Ning Rasya," ucap Ustadzah Nurul yang diangguki Aleta dengan senyumnya.

"Ning Aleta pasti tau kedatangan kami ke sini, mungkin akan terlihat sangat damai jika Ning Aleta bersaudara dengan anak kami." ucap Ustadzah Nurul dengan senyum lembutnya, sedangkan Ning Rasya hanya menunduk sambil tersenyum.

"Aduh gimana yah, dalam mengambil ke putusan suami saya yang akan memutuskanya. Tapi jika saya di suruh bersaudara dengan Ning Rasya ya saya mau, kan setiap orang muslim itu saudara. Dan kalau maksud Ustadzah Nurul bersaudara di dalam sebuah ikatan, maaf lebih baik saya tidak memiliki saudara" ucap Aleta dengan tenang, santai dan mendayu-dayu.

"Tapi kalau Ustadzah Nurul masih ngotot mau jodohin anaknya sama suami saya juga gak papa kok...Leta ihklas, tapi..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Aduh si Aleta mau bicara apa yah? Ada yang tau gak nih?

Aku minta doa nya sama kalian, besok aku interview kerja semoga semuanya dilancarkan dan semoga di terima...amin

Jangan lupa coment sama vote yah...

Aleta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang