30.

7.3K 442 37
                                    

Bismillahhirrahmannirrahim...

"LETA GAREM NYA MANA NIH." Teriak Diki dari dapur menggema di seluruh rumah Aleta.

"DI ATAS SITU YANG WADAHNYA WARNA MERAH" jawar Aleta yang tidak kalah keras.

"GAK ADA HAB-"

"GAK USAH TERIAK, KUPING GUE PENGING" teriak Aji yang sedari tadi duduk disamping Aleta dengan tv didepan mereka menyala.

"Lu juga teriak, etdah." ucap Ersan yang sedari tadi anteng dengan gorengan pisang di depannya.

"Let, garemnya habis nih. Gimana mau masak." Ucap Banu dengan melihatkan toples garem yang memang sudah habis, setelah sampai di ruang keluarga diaman tempat Aleta dkk sedang bersantai menunggu Banu selesai memasak.

"Eh iya yah, yaudah aku beli dulu yuh Dik." Ajak Aleta menatap Diki yang sengaja sedari tadi diam karena sedang menikmati dinginya lantai. Sebenarnya ada karpet lantai, tapi menurut Diki lebih enak tiduran di lantai saat cuaca panas terik begini.

"Perasaan dari tadi diem, kok ya gue lagi yang kena."gerutu Diki tapi tetap mengikuti Aleta melangkah keluar rumah untuk membeli garam di warung depan tepatnya di warung Bu Wanti.

***

"Bu, beli garem nya dia bungkus sama beli apa lagi yah Dik?" tanya Aleta kepada Diki yang ikut memilih cemilan yang banyak menggantung menghiasi warung Bu Wanti.

"Nih beli cemilan aja, stok kalau habis" ucap Diki sambil mengambil banyak jajanan yang ada di warung Bu Wanti, mumpung Aleta yang membayar semuanya tidak membuabg kesempatan Diki mengambil banyak jajanan.

Aleta hanya mengangguk saja, toh ujung-ujungnya dia juga ikut makan. Gak akan pelit-pelit lagi dirinya kepada teman-temanya ini toh Gus Bagus udah kasih uang jajan dirinya.

"Nih neng, semuanya jadi 45 ribu" ucap Bu Wanti memberi satu kantong plastik besar kepada Aleta yang di terima oleh Diki.

"Ih neng Leta, lama gak ketemu yah." ucap Bu Tuti yang sekarang sedang membeli beras.

"Eh iya bu, udah lama gak ketemu. Sehat ibunya?" tanya Aleta dengan ramah, karena tahu Bu Tuti tetangganya ini ramah dan netral jika terjadi keributan antar ibu-ibu tetangga.

"Alhamdulillah sehat neng, eh ini siapa neng?" tanya Bu Tuti menatap diki yang sedari tadi duduk diam menikmati lolipopnya.

"Oh ini tema saya bu, tinggalnya di pesantren" jelas Aleta yang diberi anggukan Diki dan anggukan paham dari Bu Tuti dan Bu Wanti.

"Alah teman kok yah di rumah terus." cibir Bu Nur yang varu saja datang dan langsung nimbrung percakapan.

"Maksud Bu Nur apa yah?" Tanya Aleta menatap bu Nur dengan memicing.

"Maksud mama saya tuh, kalau teman kenapa mainya di rumah saat suami sedang pergi lagi" ucap Ranti anak dari Bu Wanda orang yang digadang-gadang fans terberat Gus Bagus.

"Maaf bu,mba, tolong kalau tidak tahu apa-apa jangan komen yang gak-gak takut azab bu mba nya" ucap Diki angkat bicara, karena tahu sebentar lagi akan ada perang dunia ke tiga jika tidak di hentikan.

"Berani kamu yah, inget kamu tuh orang baru yang sopan sama orang sini!" ucap bu Nur dengan sedikit keras.

"Gimana mau sopan, orang yang mau di sopanin juga gak tahu sopan santun." sahut Aleta yang sedari tadi diam memendam emosi, ingatkan dia jika sekarang dirinya dalam kondisi hamil yang sensitive nya minta ampun.

"Jaga omongan kamu, dasar katanya Ning tapi omonganya gak di jaga" ucap Ranti yabg tidak terima kalau ibunya di bilang tidak punya sopan santun, jika ibunya tidak punya sopan santun lah dirinya anaknya bukan tidak punya sopan santun.

Aleta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang