Bismillahhirrahmannirrahim.....
Sekarang disinilah Aleta berada sedang duduk bersama kedua orang tuanya, di depan nya terdapat tiga orang dewasa yang tak lain, Kiai Omar, Ustadz Aji, dan Ustadzah Ais, mereka sama- sama sedang duduk berhapan.
"Jadi begini, kita datang kesini untuk menitipkan Aleta disini, biara dia berubah, agak kalem walau sedikit" ucap Rizki ayah Aleta2 yang di balas protes dari Aleta melalui matanya, tega sekali ayahnya menjatuhkan harga dirinya di depan orang lain.
"Hahahahaha, anak kamu di lihat baik kok, insaallah bisa tambah lebih baik kalau disini, tenang aja semua santri di perlakukan baik" ucap ustadz Aji dengan tawa melihat temannya ini tidak berubah juga dari dulu.
"Memang gak kaget anakmu itu kaya gitu le, kamu juga dulu bandel" ucap Kiai Omar kepada Rizki yang di balas tawa semua orang terlebih Aleta.
" Tuh Aleta ini turunan ayah, jadi kalau bandel emang udah dari sananya, makanya gak usah di masukkin pesantren segala" ucap Aleta yang di balas cubitan dasyat Maria yang duduk di samping Aleta.
"Awawww sakit bun" ucap Aleta sambil mengusap bekas cubittan yang ada di lenganya.
" Makanya kalau ngomong tuh di saring dulu, ceplas-ceplos aja" ucap Maria yang hanya di jawab helaian nafar Aleta pasrah dan bersender di sofa, sedangkan Rizki tertawa penuh kemenangan melihat nasib anaknya, yang lainya hanya tersenyum melihat keluarga di depanya.
"Assalammualaikum" ucap seseorang mengintruksi pembicaraan yang sedari tadi tidak ada hentinya sampai Aleta merasa ngantuk.
"Waalaikumsalam" ucap mereka sambil menoleh siapa gerangan yang berucap salam, seketika Aleta terkejut dengan apa yang ada di depanya, yap di depan Arumi yang tadi mengucapkan salam, sama-sama terkejut.
"Kamu" ucap Aleta dan seorang perempuan bersama.
"Aleta, kamu Aleta kan, ahhhh kangen" ucap Arumi sambil menghampiri Aleta, begitu juga Aleta yang menghampiri Arumi.
"Sama aku juga, kangen banget sama kamu, apa lagi semenjak kamu pergi, uhh markas rasanya sepi banget" ucap Aleta sambil memeluk Arumi, mereka berdua berpelukkan tidak memeperdulikkan orang lain yang sedari tadi terlihat kebingungan.
"Ohh ya ngapain kamu disini" tanya Arumi sambil menatap Aleta dengan kernyittan di alisnya.
"Ck ortu masukkin aku ke sini, aku ketahuan balapan" ucap Aleta yang membuat Arumi membuka mulitnya lebar-lebar.
" Yes berarti kita bisa ketemu setiap hari, aku juga tinggal disini" ucap Arumi semangat sambil mengguncang tubuh Aleta dengan semangat.
"Yeee itu sih kamu yang seneng lah aku" ucap Aleta sambil memutarkan matanya.
"Tenang aja kamu bakalan betah, dulu aku juga gitu" ucap Arumi sungguh-sungguh.
"Ehh tunggu-tunggu, kalian ini saling kenal" tanya paman Aji sambil menunjuk Arumi dan Aleta bergantian.
"Iya paman, ini nih Aleta, temen Arumi kalau pas antrak-antrakkan di jalan hehehehe" ucap Arumi sambil cengengesan.
"Bukan antrak-antrakkan tapi kebut-kebuttan" ucap Aleta sambil memukul lengan Arumi yang di hadiaih pelototan Arumi.
"Hehehehe" tawa Aleta sambil menggaruk kepalanya yang hanya ditutupi kain selendang yang hanya di lilit.
Pasti banyak yang bingung apa hubungan Aleta dan Arumi, yap mereka itu teman di jalan, punya geng motor ciwi-ciwi, terus partner balapan.
Kalau ada yang bingung kenapa Aleta bicaranya aku-kamu itu emang kebiasaan dari keluarga sejak kecil makanya sampai sekarang panggilanya aku-kamu bukan gue- elo.
"Bagus deh kalau gini kan Aleta bisa betah kalau ada temanya" ucap Maria momi Aleta.
"Ihh mom, Aleta gak mau yah gak betah" ucap Aleta ngotot.
"Lah di coba juga belum, tahu dari mana kalau kamu bakal gak betah" ucap Rizki ayah Aleta.
"Terawangan Aleta yang bilang, dilihat aja juga udah memungkinkan Aleta gak betah, gak bisa main motor lagi" ucap Aleta memang dirinya sangan menyukai sepeda motor.
"Tenang Ta, kamu bakal bisa naik motor terus kok, entar kalau jadwal santri belanja, kamu bisa tuh balanja sambil naik motor" ucap Arumi yang sedang bergelendot manja dengan gus Abaan yang sedang duduk.
" Ya udah lah, sekarang Ayah sama Momi pulang, Pak kiai tolong didik putri saya yah biar insaf" ucap Rizki yang di hadiaih pelotottan Aleta dan cubittan di lengannya.
"Ouhh iya, iya maaf bercanda agresih banget sih istri sama anak" ucap Rizki yang sedetik kemudiaan meringis melihat pelototan tajam istri dan anaknya. Dan suara tawa dari ustadz Aji dan orang-orang yang ada di sana.
"Ya udah pak kiai, kita pamit pulang dulu, dan kamu Aleta jangan bandel kalau di omongin, Assalammualaikum" ucap Maria dan salam berbarengan dengan Rizki.
"Waalaikumsalam" ucap mereka bersama sambil memgantarkan Maria dan Rizki ke depan sedangkan Aleta sudah pasrah dengan nasibnya.
"Yaudah Aleta kamu sekarang ke kamar asrama yah, maaf aku gak bisa nganter, mau urusin my suami hehehehe" ucap Aleta sambil nyengir-nyengir gak jelas setelah duduk di ruang tamu.
"Iya-iya tahu yang udah punya laki" ucap Aleta sambil memutarkan bola matanya dan beranjak menuju asrama tanpa salam.
"Ett Aleta salamnya mana" ucap Arumi mengintruksi Aleta yang sudah ada di depan pintu dengan salah satu santri wati yang mengantarkan.
"Oh ya lupa, Assalammualaikum" ucap Aleta setelah membalikkan badanya sambil menepuk jidadnya sendiri.
"Nah gitu, waalaikumsalam" ucap Aleta dan yang lainya, sambil melihat Aleta yang sudah berjalan jauh.
JANGAN LUPA VOTE DAN SHARE YAH.
SEBELUM BACA CERITA INI DI HARAPKAN MEMBACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU, NDAN BACA CERITA STRONG WOMEN JANGAN SAMPAI KETINGGALAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Teen Fiction17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...