Aleta [Selesai]

48

Bismillahhirrahmannirrahim...

Pakaian baru sudah melekat di tubuh Aleta ah bukan hanya Aleta, suami dan juga putranya juga menggenakana pakaian baru yang sama dengan Aleta dengan kata lain mereka memakai baju caupelan.

Itu semua tidak jauh dari rencana Aleta yang sedari pagi sudah menyiapakan baju untuk suami dan anaknya, mumpung dapat baju baru mana gratis dari ayahnya sayang kalau gak di pakai. Dan lebih dari itu, ini hanya sebagai bahan pembantu untuk pamer ke yang katanya di jodohin sama suaminya itu.

"Udah kan mas? Ayo ke pesantren." ucap Aleta sambil menggendong putranya, menatap gus Bagus yang baru saja menutup pintu rumah sambil membawa tas khusus perlengkapan anaknya.

"Iya ini udah, ayo," ucap gus Bagus sambil menggandeng Aleta. Mereka berjalan menuju pesantren melewati rumah tetangga sesekalia mereka saling menyapa.

"Eh Ning-Gus, mau ke pesantren yah?" sapa dan tanya salah satu tetangga yang sedang menyapu halaman.

"Eh iya bu, mau ke pesantren ini." jawab Aleta ramah, begitulah sapaan di setiap jalan menuju ke pesantren.

"Assalammualaikum," salam gus Bagus dan Aleta bersama saat sudah ada du pintu sampung ndalem.

"Waalaikumsalam, aduh cucu nenek datang juga. Kangen gak sama nenek hem," ucap umi Ais sambil mengambil alih cucunya dan menciuminya ber tubi-tubi.

"Iya nenek Ali kangen banget sama nenek cantiknya Ali," ucap Aleta menirukan suara anak kecil yang di sambut tawa umi Ais dan kekehan gus Bagus. Tingkah Aleta memang tidak berubah sama sekali walau sudah menjadi ibu, tetap kocak dan absurad walu ada waktunya ketika Aleta terlihat dewasa.

"Bagus sana ke depan temu abi mu, bentar lagi tamunya datang," perintah umi Ais yang di angguki gus Bagus. Setelah mengecup kening Aleta dan pipi putranya tak lupa mencium pipi umi Ais, gus Bagus bergegas menuju depan ndalem untuk menyambut tamu.

"Assalammualaikum,"

"Waalaikumsalam, wah Ustadz Maksum silahkan masuk," jawab salam abi Aji dan gus Bagus, setelahnya abi Aji mempersilahkan tamu penting nya untuk masuk.

"Sudah lama kita gak ketemu, bagaimana kabar kamu Ustadz Aji," tanya Ustadz Maksum.

"Alhamdulillah baik, Ustadz Maksum gimana kabarnya baik? Sama keluarganya juga yah datang kesini," ucap abi Aji beramah tamah.

"Iya saya datang ke sini sama istri dan juga putri saya, sekalian saja mau melangsungkan itikad baik benarkan gus Bagus?" ucap dan tanya Ustadz Maksum menatap gus Bagus yang sedri tadi diam menatap ke bawah karena di depanya duduk seorang perepuan, mungkin anak dari gurunya itu.

"Ah..."

"Permisi, ini minumnya silahkan di nikmati yah," ucap Aleta yang tiba-tiba saja nongol dengan membawa nampan berisi minuman, biasanya santri yang menghidangkan tapi namanya juga Aleta semuanya semaunya sendiri asal tidak di luar batas gas aja lah.

Setelah meletakkan minumanya, Aleta bergegas ke belakang lebih tepatnya kamar gus Bagus yang di dalamnya ada anaknya dan juga umi Ais yang menjaga cucunya itu. Putranya sedari tadi belum dirinya kasih asi, mungkin nanti sajalah setelah memberika ais baru dirinya bergabung di depan sana.

Setelah berbincang cukup lama, entah membahas yang penting ataupun membahas tentang agama tiba-tiba pertanyaan yang terlontar dari ustdaz Maksum membuat abi Aji dan gus Bagus terdiam.

"Ah yah nak Bagus, bagaimana dengan permuntaan saya sudah nak Bagus pikirkan?"

"Maaf Ustadz, saya sudah mempunyai istri,"

"Tidak apa-apa, poligami di dalam islam itu di perbolehkan. Nak Bagus juga masuk ke dalam syarat-sarat orang yang boleh ber poligami. Jadi, tidak apa-apa untuk menambah satu lagi bukan?"

***

Guys maaf banget yah aku update nya cuman dikit banget, padahal masih panjang tapi karena waktunya uang keburu dan ini juga ngetik mendadak jadinya cuman sampai ini aja...

Aku itu terlalu keasikan baca cerita orang lain sampai lupa punya cerita sendiri yang harus update😆

Jadi tolong yah sering ingattin aku buat update😆

Jangan lupa vote dan coment yah...