Bismillahhirrahmannirrahim...
Alhamdulillah bisa ending juga...jangan kaget yah, karena rata-rata ceritaku mau aku jadiin paling panjangan 55 chapter aja kek di cerita satunya...
***
Tetesan air hujan masih terasa menghujam bumi, sangat enak jika di nikmati dengan secangkir teh hangat dan gorengan. Atau lebih enak lagi ber manja ria dengan kasur dan selimut bulu yang tebal, seperti itu cara menikmati gerimis yang sedang turun di luar sana.
Tapi berbeda di dalam sebuah rumah yang berisikan satu keluarga kecil tersebut, suara gaduh dan juga terikan bagai musik yang hampir terdengar setiap harinya. Yang normal hanya duduk diam sambil membaca buku, walaupun kadang tak konsen dengan suara gaduh tersebut.
"Aduh ini udah sore, anak kamu kemana sih mas. Main gak ingat waktu, rasa-rasanya dulu aku kalem gak nakal-nakal amat ini pasti turunan ayahnya nih yang gak bisa diam." gerutu Aleta sambil berjalan bolak-balik di teras rumah, sedangkan gus Bagus duduk di kursi yang ada disana sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng.
"Mas dulunya sih kalai main sama tingkahnya tuh yang kalem dikit, lihat noh anak kita gak ada gen kalem yang turun dari aku sama sekali," ucap Aleta sambil duduk di kursi samping suaminya, sedangkan gus Bagus hanya bisa mengiyakan perkataan istrinya. Toh buat apa dia menyangkal perkataan Aleta, jika dirinya menyangkal dan menyamakan tingkah istri dan juga anaknya yang pasti bukan di terima malah dirinya tidak boleh masuk kamar.
"ASSALAMMUALAIKUM, HUWAA BABEH SAMA EMAK SWET BAT DAH NUNGGUIN ECA SAMPAI RELA DINGING-DINGIN GINI," ucap seorang anak kecil berumur 6 tahun sambil memegang sendal jepit di tanganya.
"Waalaikumsalam, YA ALLAH ECA ASTAGFIRIRULLAHHALAZIM ANAK SIAPA INI KOK KAYA GEMBEL,"ucap Aleta sambil berlari kecil ke pinggir teras melihat anak kecil tersebut dengan shok.
"Hus, bicaranya. Gitu-gitu anak kamu juga." ucap Gus Bagus sambil menggandeng tangan mungil tersebut ke dalam teras. Tidak ingin jika tubuh mungil tersebut terus saja terkena gerimis di luar.
"Kamu habis dari mana ha, ini baju baru kami bawa main kemana sampai sobek mana ada bekas lumpur ini nih item-item oli ini kan. Terus ini kan sendal baru kemaren mamah beli di warung kenapa udah copot," cerocos Aleta bagaikan ibu-ibu komplek yang sedang berkumpul dengan ibu-ibu lainya.
"Iya mak ini tadi bantuin mbah Ujang benerin rante sepedanya yang lepas. Terus sebagai ucapan terimakasihnya mbah Ujang ngajak ke sawah buat panen mangga tapi karena hujan tanahnya jadi licin jadi gini deh," jelak sanang anak kecil dengan tampang polosnya menapa wajah mamahnya yang sedang misuh-misuh karena pekerjaan rumahnya akan berdambah, yaitu mencuci baju penuh tanah dan lumpur jangan lupa bekas oli yang mungkin susah hilang.
"Yaudah sana eca mandi dulu sama kakak yah mandinya," titah Gus Bagus yang di angguki anak kecil tersebut.
"Siap, yaudah eca mandi dulu lopyu Babeh lopyu juga Emak... ABANG ECA MAU MANDI DIMANDIIN ABANG," pamit anak kecil tersebut sambil berlari lewat samping rumah dengan berteriak memanggil kakaknya yang sedang anteng membaca buku-bukunya.
"Jangan lari-lari dek nanti jatuh, sebentar kakak siapin air hangat dulu biar kamu gak dingin," ucap sang kakak sambil beranjak untuk menyiapkan keperluan mandi sang adik.
"Anak mu itu mas, kelakuanya mirip mas banget. Mirip aku kalau lagi tidur aja, anteng bikin tentrem."ucap Aleta sambil masuk ke dalam rumah sambil membawa piring dan gelaa yang kotor.
"Perasaan jelas-jelas kelakuanya mirip mamahnya, kok aku terus yang di sudutin yah," gerutu gus Bagus pelan sambil memasuki rumah mengikuti istrinya yang sudah masuk sedari tadi.
Gus Bagus dan Aleta di karuniai 2 anak laki-laki dan perempuan. Kedua anak mereka sedikit jauh pada rentang umurnya.
Anak pertama yang bernama Muhammad Ali al-mushawa yang di panggil dengan nama Al memiliki sifat yang kalem, berbicara secukupnya saja karena tidak ingin berbicara hal-hal yang tidak penting dan juga si kutu buku.
Anak ke dua yang bernama Aisyah al-mushawa yang di panggil dengan nama Eca entah karena apa. Memiliki sifat yang sangat hiperaktif, ingin mencoba hal baru dan keingin tahuanya sangatlah besar. Cerewet seperti mamahnya tapi jangan di samakan dengan mamahnya karena sang mamah tidak merasa dirinya cerewet maupun hiperaktif. Samakan saja ke ayahnya karena ayahnya sudah terbiasa di samakan ke dalam hal yang tidak sama dengan dirinya, tapi itu sudah terbiasa jadi dirinya sudah kebal dengan itu semua.
Pernikahan yang dulu tidak di landasi dengan cinta oleh gus Bagus dan juga Aleta membuat mereka sekarang memiliki keluarga kecil yang harmanis ditambah dengan ke dua pelengkap mereka.
Badai memang kadang kala menerpa keluarga kecil mereka, tapi dimana yang satu sedang menajadi api yang satu akan menjadi air begitu pun sebaliknya.
Pernikahaan yang harus menekan ego kedua pasangan muda tersebut berhasil mereka taklukan walaupun harus melewati berbagai drama ke hidupan yang ada. 'Jodoh memang tak terduga' itu kata mereka yang menjalaninya. Tak menyangka dari hal terkecil bisa sampai di tahap ke duanya mengemban beban yang di sebut orang tua...
***
Mau aku kasih exstra part gak nih...Ada yang nunggu sequelnya eca gak nih...kebayang kan gimana kocaknya kehidupan eca...sekarang bayangin sendiri dulu aja yah...😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta [Selesai]
Ficção Adolescente17+ MAAF JIKA SEDIKIT MENGANDUNG ADEGAN DAN KATA-KATA KASAR. HENDAKNYA BACA SECRET HUSBAND TERLEBIH DAHULU AGAR LEBIH MENDALAMI ALUR CERITANYA. Banyak TYPO...di benerin kalau revisi... Aleta Abigail si bad gril di sekolah maupun di luar sekolah hoby...