01. Rencana Licik Pelangi

338K 17K 1.6K
                                    

                Happy Reading ❤️

Seorang gadis dengan rambut sebahu sedang mengamati dua sejoli yang saling melempar candaan itu dengan tangan yang mengepal. Matanya menyorotkan kebencian yang mendalam. Kebencian itu hanya ia tujukan pada gadis manis yang sedang tertawa, namun tidak dengan cowok yang ada di sebelahnya.

"Lo nusuk gue dari belakang, Kai," gumamnya.

Sedangkan disisi lain, Kaila sedang memikirkan tentang rencananya dengan pacar Pelangi yang notabenenya sahabatnya itu untuk mengerjai Pelangi. Kebetulan, Pelangi akan berulang tahun lusa nanti. Jadi, Kaila dan Bara--pacar Pelangi ingin memberikan kejutan untuk Pelangi.

"Bar, menurut lo rencana apa yang bisa buat Pelangi kesel?" tanya Kaila.

"Kita cuekin dia aja, gimana? Dia kan paling gak suka kalau dicuekin," jawab Bara.

Kaila manggut-manggut mengerti. "Ide bagus, sih. Okelah, kalau gitu gue ke kelas dulu, ya," balas Kaila sembari tersenyum.

Bara mengangguk. "Hati-hati, jangan sampai jatuh. Lo kan masih jomblo, masa udah meninggoy aja," kekeh Bara membuat Kaila tertawa terpingkal-pingkal.

Kaila memang orangnya mudah tertawa. Meskipun, candaannya garing sekalipun. Kaila pun beranjak dari bangku dan berjalan menuju kelasnya.

"Apa gue lamar Pelangi sekalian aja, ya?" gumam Bara seraya terkekeh.

Saat Kaila sampai di kelas, ia mulai melancarkan aksinya. Kaila tak menyapa Pelangi dan langsung duduk di kursinya begitu saja. Hal itu membuat Pelangi semakin kesal dengan Kaila.

"Kai, entar malam temenin gue, yuk," ajak Pelangi dengan senyuman paksa.

Kaila tak menjawab dan hanya diam saja. "Kai!" panggil Pelangi dengan nada meninggi.

"Hm." Pelangi berdecak kesal. Sebenarnya, Kaila tidak tega mendiamkan Pelangi seperti itu. Namun, demi membuat kejutan untuk Pelangi, ia harus profesional.

"Ck! Pokoknya, entar malem gue jemput!" final Pelangi dan lagi-lagi Kaila hanya diam.

Toh, dia pasti mau diajak oleh Pelangi. Apapun akan ia lakukan demi sahabatnya itu.

***
Malam hari pun tiba. Kaila sudah siap dengan dress-nya. Pelangi sudah menunggu di depan. Kaila menyambar tas selempangnya, lalu keluar dari kamarnya. Ia melihat Ayah, Bunda, adiknya sedang menonton televisi.

Kaila menghampiri mereka, dan tak lupa pamit. Setelah itu, menghampiri Pelangi yang sudah menunggu di teras rumahnya. Kaila mendatarkan ekspresi wajahnya. Ingat! Dia masih berpura-pura mendiamkan Pelangi.

"Yok, Kai!" Kaila masih penasaran. Sebenarnya, Pelangi akan membawanya kemana?

Di sepanjang perjalanan, tak ada yang membuka suara dari Kaila, maupun Pelangi. Beberapa menit kemudian, mobil milik Pelangi pun berhenti di sebuah tempat yang membuat Kaila mengernyit bingung.

"Kita kesini?" Pelangi hanya mengangguk, lalu menarik tangan Kaila untuk masuk ke dalam tempat penuh dosa itu.

"Kita kesini ngapain? Pulang aja, yuk," ucap Kaila dengan raut wajah takut, apalagi banyak pasang mata dari pria hidung belang yang menatapnya penuh nafsu.

"Sekali-kali, elah. Kita cuma nyantai aja disini kok," jawab Pelangi.

'Sebentar lagi lo bakal hancur, Kai.'

"Nih, minum." Pelangi menyodorkan minuman ke arah Kaila.

"Tenang aja, ini bukan alkohol kok." Kaila mengangguk percaya dan ia meminum minuman itu sampai tandas.

"Gue ke toilet bentar, ya," pamit Pelangi.

Sepeninggalan Pelangi, tiba-tiba seorang pria datang dengan keadaan sudah mabuk. Pria itu tampak kesulitan berjalan, Kaila menatapnya tak tega. Ia membantu pria tersebut berjalan.

Pria itu malah menarik Kaila, membuat gadis itu terpaku. Pria itu membuka pintu sebuah ruangan dengan kasar dan membuat Kaila terlonjak kaget. Kaila yang sadar pun mencoba melepaskan diri. Namun, tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria tersebut.

Sedangkan, Pelangi tersenyum smirk melihat Kaila masuk ke dalam perangkapnya. Ia meninggalkan Kaila begitu saja tanpa ada rasa bersalah. Kesalahpahaman tadi siang membuatnya tega melakukan hal keji seperti itu kepada sahabat yang selama ini telah menemaninya ketika dalam keadaan senang, ataupun terpuruk sekalipun.

Kaila terisak ketika pria itu semakin mendekat ke arahnya. Apalagi, pria itu menatap Kaila penuh nafsu.

"Aku mohon, hiks. Jangan mendekat, hiks."

Pria itu semakin mendekat dan menulikan pendengarannya. Dan terjadilah kejadian yang seharusnya jangan pernah terjadi.


                              ***
Jangan lupa vote and comment!

KAILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang