Happy Reading ❤️
Tidak ada kesibukan apapun membuat Kaila merasa bosan. Suaminya juga lagi sekolah, begitu juga dengan Pelangi. Jangankan mencari kesibukan, keluar rumah pun dilarang oleh suaminya. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada sang adik. Mereka sudah lama tak bertemu.
Keenan tak pernah menghubunginya. Ia pasti kecewa dengan apa yang dilakukan kakaknya. Kaila meraih ponselnya yang berada di nakas. Menekan aplikasi berwarna hijau, lalu menekan kontak yang bernama 'Keenan Nyebelin'. Nyambung, sih, tapi malah direject.
Tring ....
[Gue lagi ngerjain tugas. Jangan telpon!]
"Huft." Kaila menghela nafasnya panjang. Ia kembali meletakkan ponselnya di nakas.
Jujur Kaila sangat merindukan Keenan. Meski, adiknya itu sangat jail dan nyebelin. Kakak mana, sih, yang tidak rindu dengan adiknya setelah dua bulan tidak bertemu?
Kaila tau Keenan bohong padanya. Saat ini masih jam istirahat sekolah, tak mungkin adiknya yang pemalas itu mengerjakan tugas. Pasti Keenan tak mau berbicara dengannya. Sebesar itukah kekecewaan Keenan padanya?
Kaila beranjak dari kamarnya dan menuju dapur. Ia merasa lapar dan ingin memasak sayur bayam jagung dan tempe goreng. Kalau hanya masak itu saja kenapa harus meminta bantuan pada asisten rumah tangga? Mudah dan cepat. Takkan membuat kelelahan.
"Mau ke mana, Nona?" tanya Astrid.
"Aku kan udah pernah bilang, panggil nama aja," tegur Kaila.
Astrid tersenyum kikuk. "Saya takut Tuan marah," jawab Astrid sembari menundukkan kepalanya.
"Gakpapa, Mbak. Nanti aku bilang ke Kak Arzan," balas Kaila sembari tersenyum.
"Iya, K--Kaila," jawab Astrid.
"Aku mau masak sayur bayam jagung sama tempe goreng. Lagi pengen, nih," kata Kaila sembari melangkahkan kakinya menuju ke dapur.
"Biar aku aja yang masak, Kaila. Nanti kamu kecapekan," ucap Astrid dibalas gelengan kepala oleh Kaila.
"Gak, Mbak. Aku mau masak, bosen di kamar terus," tolak Kaila.
Astrid hanya tersenyum tipis. Ia mengikuti langkah majikannya itu. Astrid hanya membantu memotong bayam serta bumbu-bumbunya. Sedangkan, Kaila memasak dengan senyuman lebar. Akhirnya, bisa beraktivitas juga.
Lima belas menit kemudian, sayur bayam jagung dan tempe goreng pun jadi. Kaila menyajikannya di meja makan. Derap langkah berat membuat Kaila mendongak. Terkejut dengan keberadaan suaminya yang menatapnya tajam.
"Mulai berani membantahku, Sayang?" Kaila menunduk takut. Selama ini Arzan tak pernah menunjukkan sisi menyeramkannya.
"Maaf," cicit Kaila masih menunduk.
Wajah Arzan sangat menyeramkan sekarang. Bahkan, Astrid pun sampai bergetar takut dan kakinya lemas untuk berjalan. Tangan Arzan yang semula mengepal, kini tak lagi mengepal karena melihat ketakutan sang istri. Ia membenci saat istrinya itu takut padanya. Seolah dia itu monster yang kapan saja bisa menerkamnya. Arzan hanya ingin menjadi superhero bagi Kaila.
"Ssstt ... gakpapa. Kamu masak apa?" Suara Arzan melembut. Wajahnya pun tak semenyeramkan tadi.
"Bayam jagung sama tempe goreng," jawab Kaila pelan. Tampaknya, wanita itu masih takut dengan suaminya.
"Yaudah. Ayo, makan." Arzan menuntun Kaila untuk duduk di kursi makan.
"Astrid, ayo makan bareng kita!" ajak Kaila pada Astrid yang sedari hanya diam menunduk.
Arzan membiarkannya saja. Ia menyiapkan nasi beserta lauk-pauknya untuk sang istri.
"Aku suapin." Kaila mengangguk menurut. Tak mau membuat Arzan semakin marah.
***
Arzan menuruti permintaan istrinya. Kaila meminta pulang. Rindu orangtua dan adik, katanya. Saat ini Kaila sedang bersiap-siap. Ia juga membawakan makanan kesukaan Keenan yang ia masak sendiri dan dibantu oleh Arzan.Senyuman manis tak pernah luntur dari bibir Kaila. Tak sabar bertemu dengan orangtuanya, apalagi sang adik. Meski, Keenan saat ini tak mau bicara padanya.
Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan. Mobil mewah yang mereka tumpangi pun sampai di halaman rumah megah milik Kaila. Arzan turun, lalu mengitari mobil guna membukakan pintu untuk istrinya. Kemudian, menggandeng tangan mungil Kaila untuk memasuki rumah orangtua istrinya. Kebetulan pintu rumah lagi terbuka.
"Keenan!" panggil Kaila pada adiknya yang sedang bercanda dengan teman-temannya.
Atensi Keenan teralih pada sosok perempuan yang ia sebut 'kakak' itu. Namun, kakaknya itu sekarang membuatnya kecewa. Pupus sudah harapan mereka untuk bersama-sama kuliah di London.
"Keenan, gue bawain makanan kesukaan lo. Gue masak banyak, lho!" ucap Kaila antusias.
Keenan memalingkan wajahnya. Ia hendak pergi, namun pergelangan tangannya dicekal oleh Arzan.
"Setidaknya, hargai usaha istri gue buat minta maaf sama lo," bisik Arzan.
"Keenan, ini gue masakin pindang sambel. Ayo, makan. Ajak temen-temen lo sekalian," ucap Kaila sembari berjalan ke arah meja makan.
Mau tak mau Keenan mengikuti langkah kakanya. Teman-temannya dan Arzan pun juga. Di meja makan sudah tersaji pindang sambel yang mengugah selera buat siapa saja yang melihatnya.
Keenan menatapnya berbinar. Ia buru-buru mengambil piring, sebelum teman-temannya itu menghabiskannya. Kaila yang melihat itu tersenyum.
"Kakak mau makan?" tanya Kaila pada suaminya.
Keenan mendengus. "Gue gak suka lu nikah! Perhatian lu jadi kebagi," celetuk Keenan.
Kaila lagi-lagi tersenyum mendengar pengakuan adiknya. Ternyata, itu toh yang membuat Keenan marah padanya. Kaila mengelus rambut adiknya. Namun, Arzan malah menepisnya.
"Cemburu kok sama adik ipar!" sindir Keenan sembari melirik Arzan sinis.
"Up to you!" Aura menyeramkan dari Arzan keluar. Teman-teman yang mengenal Arzan pun meneguk ludahnya kasar. Mereka tak menyangka, Arzan adalah kakak iparnya Keenan.
"Keenan, rasa sayang gue ke elo gak bakal berkurang, meksipun gue udah nikah. Lo tetap adik gue, Nan!" ucap Kaila.
"Gue takut kehilangan lo, Kak! Lo itu satu-satunya Kakak gue!" ungkap Keenan sembari memeluk kakaknya.
"Lo hamil?" tanya Keenan sembari menatap perut Kaila yang membesar.
Kaila mengangguk. Ia meraih tangan Keenan dan menaruhnya di perut. "Anak gue seneng saat ketemu, Om-nya," ucap Kaila.
"Kak, gue harus berangkat sendiri?" tanya Keenan sendu.
"Iya. Gue yakin, lo pasti bisa! Lo pasti sukses! " ucap Kaila menyemangati adiknya.
Keenan tersenyum, memeluk kakaknya lagi. Arzan hanya diam menatap mereka. Sedikit cemburu karena tak rela tubuh Kaila dipeluk cowok lain. Tapi, ia sadar Keenan bukan orang lain, melainkan adik dari istrinya. Jadi, dia diam aja.
***
Jangan lupa vote and comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
KAILA (On Going)
Teen FictionBagaimanakah jika seorang gadis yang masih sangat muda dan masih duduk di bangku SMA hamil? Apalagi, hamil dengan pria yang selama ini sangat ia takuti. Bukan hanya dia saja yang takut, bahkan seluruh warga sekolah pun juga takut padanya. Dia adalah...