05. Tanggung Jawab

163K 14.1K 3K
                                    

                  Happy Reading ❤️

Arzan dan Rafael kini sudah berada di rumah Kaila. Gadis itu tak berani menatap orang-orang yang ada di hadapannya. Rasa takut dan malu bercampur aduk menjadi satu. Kaila sudah menebak maksud kedatangan pria yang telah merusak masa depannya tersebut.

Ayah dan juga bundanya menunggu kata-kata yang akan diucapkan oleh tamu misteriusnya tersebut. Bagaimana tidak misterius, mereka tidak kenal dengan Arzan dan Rafael dan alasan kedatangan mereka karena Kaila. Yohan penasaran dengan dua pemuda yang sedang duduk di hadapannya tersebut.

"Saya mau tanggung jawab." Akhirnya, kata itu keluar dari bibir Arzan.

"Tanggung jawab? Saya tidak mengerti dengan ucapanmu," jawab Yohan dengan mengernyitkan dahinya.

"Saya akan menikahi Kaila." Yohan semakin dibuat bingung oleh Arzan.

"Begini, Om. Teman saya ini telah membuat anak Om kehilangan kehormatannya. Teman saya ingin bertanggungjawab, Om," timpal Rafael yang sedari tadi kesal dengan Arzan.

"APA?!" Yohan langsung berdiri dari sofa. Ia menatap nyalang anak sulungnya yang sedari tadi menunduk.  

Kaila semakin takut ketika ayahnya menarik tangannya dengan kasar. Jadilah sekarang ia berdiri, namun masih dengan menundukkan kepalanya. Arzan menahan emosinya saat pria paruh baya itu menyakiti tangan gadisnya.

"Apa yang dikatakan mereka itu benar, Kai?!" tanya ayahnya dengan nada dingin. Hati Kaila mencelos mendengar ayahnya tidak menyebutnya dengan embel-embel 'kak'.

Kaila diam. Yohan mengerti dengan bahasa tubuh anaknya itu. Tangannya melayang, hendak menampar Kaila. Tapi--

PLAK!

Tamparan itu tidak mengenai sasaran. Arzan dengan gesit melindungi Kaila. Alhasil, dirinya lah yang terkena tamparan Yohan. Seumur hidupnya, ia tak pernah sekalipun ditampar. Baru kali ini, dan ia tak melawan.

"Saya dan Kaila memang salah, Om! Tapi, Om nggak berhak menyakiti gadis saya!" tegas Arzan dengan tatapan tajamnya.

"Dia sudah tidak gadis lagi! Untuk apa kamu memanggilnya gadis?" Mata Kaila berkaca-kaca mendengar penuturan sang ayah, apalagi nada ayahnya yang terkesan sinis.

Yohan tak pernah bernada sinis seperti itu, sebesar apapun kesalahan yang Kaila perbuat. Namun, tampaknya pria yang sudah berumur 39 tahun itu sangat kecewa dengan anak sulungnya.

Sang istri yang sedari tadi hanya diam saja, berhambur memeluk anaknya guna memberikan kekuatan. Ia tau, anaknya itu anak baik-baik dan ia meyakini bahwa Kaila hanya korban.

"Bunda, maafin Kakak, hiks." Kaila terisak di pelukan bundanya. Nindya mengusap kepala anaknya lembut.

Rasa kecewa memang ada, tapi saat ini Kaila hanya butuh pelukannya. Sebagai seorang ibu, Nindya harus siap menjadi bahu untuk anaknya. Yohan menatap keduanya sinis. Ayah mana yang tidak kecewa saat putri kesayangan mereka berbuat kesalahan yang sangat fatal dan akan berujung mempermalukan keluarga.

"Nindya, lepaskan! Tinggalkan mereka. Mereka sudah dewasa, sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," ucap Yohan dingin.

"Kedatangan saya ke sini untuk melamar Kaila. Jadi, maksud baik saya ini diterima atau tidak?" sahut Arzan dengan nada angkuh.

"Besok kalian menikah, sebelum dia hamil!" Kaila semakin terisak saat ayahnya enggan menyebut namanya, bahkan menatap pun tidak.

Yohan dan Nindya masuk ke dalam kamar. Tersisa Arzan, Kaila, dan Rafael. Rafael yang peka pun akhirnya memilih keluar dan memberikan Arzan dan Kaila kesempatan untuk berbicara.

Arzan mendekati Kaila yang masih setia berdiri dengan tubuh yang bergetar karena menangis. Ia memeluk tubuh ramping itu seraya mengusap rambut bagian belakang Kaila.

"Kamu nggak perlu khawatir," bisik Arzan. Tanpa Kaila sadari, gaya bicara Arzan berubah.

"Aku cinta sama kamu. Kaila, kamu milik aku." Kaila merinding saat Arzan menghirup aroma lehernya.

Cup!

Pipi Kaila merona saat Arzan dengan beraninya mengecup bibir tipisnya. Kaila memukul dada bidang Arzan agar pria itu menjauh. Karena Kaila melihat ke arah tangga, ayahnya itu berjalan menuju ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Jangan berbuat zina di rumah saya!" Suara bariton itu menghentikan aksi Arzan yang hendak mencium bibir Kaila, lagi.

"Saya pamit pulang. Besok saya ke sini lagi membawa penghulu. Tapi maaf, kalau saya tidak bisa membawa keluarga. Karena saya hidup sebatang kara," ucap Arzan datar.

Kaila dan Yohan sedikit terenyuh saat mengetahui jika pria itu hidup sebatang kara. Yohan tidak yakin dengan Arzan, karena pria itu tidak jelas asal-usulnya. Yohan khawatir jika nanti Kaila hidup menderita dengan Arzan. Namun, beliau tidak bisa membatalkan pernikahan mereka, dia tidak ingin menanggung malu jika nanti Kaila hamil.

Cup!

"Aku pulang dulu." Kaila membulatkan matanya saat Arzan berani menciumnya di depan ayahnya sendiri. Benar-benar tak tahu malu!

***
Bara marah dengan tindakan Pelangi yang sudah kelewat batas. Tapi, amarah itu tidak ada apa-apanya dengan rasa cintanya pada gadis itu. Bara tidak mau meninggalkan Pelangi, sekalipun gadis itu menyuruhnya pergi.

"Pergi, Bara! Aku nggak pantes buat kamu. Aku jahat! Aku mau ikut Papah aja!" teriak Pelangi dari dalam kamarnya.

"Nggak! Jangan lakukan hal bodoh itu, Pelangi! Aku sayang kamu! Aku nggak perduli dengan apa yang kamu lakukan!"

Bara menggeram frustasi saat gadisnya hanya diam saja. Kehilangan Pelangi jauh lebih menyakitkan daripada mendengar kejahatan kekasihnya itu. Bara telah dibutakan oleh cinta. Sejahat apapun Pelangi, tapi gadis itu tetap terlihat baik di matanya.

Ceklek!

Pintu pun akhirnya terbuka. Wajah Pelangi sudah sangat sembab dan penampilannya sangat kacau. Bara merengkuh tubuh gadisnya yang melemah. Gadis itu tak sadarkan diri. Bara menggendongnya ala bridal style, lalu membaringkan tubuh ramping itu di ranjang.

Cup!

Bara menghubungi dokter pribadinya. Setelah itu, ia merebahkan diri di samping Pelangi sembari memeluknya erat, sangat erat. "Aku cinta kamu. Nggak peduli kamu udah jahatin Kaila. Yang penting kamu selalu ada bersamaku," gumam Bara sembari mengecup kening Pelangi agak lama.

                          ***
Jangan lupa vote and comment!

KAILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang