Happy Reading ❤️
Tubuh mungil seorang gadis yang sudah kehilangan kegadisannya itu menggeliat. Matanya itu mengerjap, setelah sadar gadis itu langsung membangunkan dirinya. Gadis itu adalah Kaila. Kaila melihat tubuh polosnya dibalik selimut. Ia terisak. Ia merasa sudah kotor.
Kaila melirik pria yang masih terlelap dengan wajah tak berdosanya. Dengan menahan rasa sakit di bagian bawahnya, Kaila mencoba bangkit dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan langkah tertatih, Kaila pun berjalan menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dan sudah memakai pakaiannya, Kaila pun keluar dari kamar mandi. Kaila melihat pria itu sudah terbangun. Tubuh Kaila bergetar dan kepalanya menunduk ketakutan saat pria tersebut menoleh ke arahnya.
Ia baru menyadari sesuatu. Bahwa pria yang telah merenggut kegadisannya itu adalah pria yang sangat ditakuti. Bahkan, seluruh sekolah pun takut padanya dan tak ada yang berani mengusiknya.
Kaila menyesal menyetujui ajakan Pelangi kemarin. Ia harus berurusan dengan pria paling menakutkan yang bernama Arzan itu.
"Nih! Kalau kurang bilang aja," ucapnya dingin seraya menyodorkan sebuah amplop cokelat ke arah Kaila.
Kaila yang merasa direndahkan pun, menyentak tangan Arzan dan menatap Arzan dengan tatapa dingin.
"Aku bukan perempuan murahan!" bentak Kaila tepat di depan wajah Arzan.
"Kamu bejat! Aku benci kamu!" teriak Kaila seraya berlari keluar dari ruangan yang telah menjadi saksi tangisan dan tatapan memohon dari Kaila untuk Arzan agar tidak melakukan hal terlarang padanya.
Arzan masih terpaku karena ada yang berani membentaknya. Selama ini, semua orang tunduk padanya, tapi gadis itu? Gadis itu beda. Arzan tersenyum tipis, tipis sekali hingga tidak terlihat.
"Menarik," gumamnya.
***
Kaila menangis tersedu-sedu dibawah guyuran air dari shower. Sepulang dari tempat penuh dosa itu, Kaila langsung masuk ke dalam kamar dan membasahi tubuhnya, lagi. Ia menghiraukan panggilan dari Bunda dan adiknya.Bayangan kemarin malam memenuhi pikirannya. Dimana dia harus merelakan kehormatannya dengan terpaksa. Kaila menggosok badannya dengan kasar. Ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.
Setelah beberapa jam kemudian, Kaila pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya.
Ceklek!
Seorang wanita paruh baya berjalan ke arah ranjang. Lalu, duduk di tepi ranjang sembari mengusap dahi anak sulungnya itu. Nindya--Bundanya Kaila menatap anak gadisnya itu heran. Tumben tidak keluar dari kamar, biasanya Kaila sangat senang mengusili adiknya atau tidak nonton televisi bersama Ayahnya.
"Kak," panggil Nindya.
"Eh, Bunda." Kaila terbangun. Ia menatap Bundanya dengan raut wajah bersalah. Pasti Bundanya akan sangat kecewa padanya, jika sampai tau apa yang telah ia lakukan.
"Kemarin Kakak nginep di rumahnya Pelangi, ya? Kok nggak ngabarin Bunda atau Ayah?" tanya Nindya.
"I-iya, Bun. M-maafin Kakak, kemarin Kakak terlalu asik nonton drakor sama Pelangi sampai ketiduran," bohong Kaila dengan terbata-bata.
Nindya yang melihat perubahan raut wajah anaknya itu enggan bertanya lebih lanjut. Nindya berusaha berpikir positif, mungkin saja Kaila sedang tidak enak badan.
***
Matahari mulai menampakkan diri, gadis dengan rambut sebahu itu sedang menunggu taksi lewat di halte. Hari sudah semakin siang, namun taksi maupun angkot tidak ada yang lewat. Kaila menghela nafas penat. Raut wajahnya mulai khawatir, ia tak bisa berhenti menatap arlojinya.Tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti tepat di depannya. Pintu mobil pun terbuka. Kaila memundurkan diri ketika melihat siapa yang keluar dari mobil mewah yang harganya sangat fantastis itu.
"Ayo, bareng gue." Suara dingin dan datarnya semakin membuatnya terkesan menyeramkan di mata Kaila.
"Ayo!" Arzan menarik tangan Kaila dengan tidak sabarnya karena gadis itu tak juga beranjak.
"A-aku nggak mau ngrepotin Kakak," ucap Kaila enggan mendongakkan kepalanya.
"Gue nggak mau calon bayi gue kenapa-napa," ucapnya berhasil membuat Kaila terpaku.
"Ck!" Arzan berdecak kesal. Ia langsung menggendong Kaila begitu saja.
Kaila membulatkan matanya atas perlakuan Arzan yang menurutnya sangat sweet. Kaila tidak menyangka, cowok yang ia anggap seperti monster saat ini bisa berlaku manis.
***
Jangan lupa vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
KAILA (On Going)
Teen FictionBagaimanakah jika seorang gadis yang masih sangat muda dan masih duduk di bangku SMA hamil? Apalagi, hamil dengan pria yang selama ini sangat ia takuti. Bukan hanya dia saja yang takut, bahkan seluruh warga sekolah pun juga takut padanya. Dia adalah...