Happy Reading ❤️
Setelah kejadian baku hantam kemarin, Kaila mendiamkan Arzan. Suaminya itu juga hanya diam, tidak berniat untuk meminta maaf. Dan setelah kejadian itu pula, Fandi dan Ressa juga kena dampaknya. Memang, berurusan dengan seorang Arzan menyengsarakan diri sendiri. Mereka berdua jadi dihukum membersihkan sekolahan selama satu minggu.
Kenapa mereka? Kenapa tidak Arzan? Arzan yang memintanya sendiri dan siapa yang berani menghukum seorang Arzan? Anak pemilik sekolah itu.
"Aduh, aku pengen rujak lagi. Tapi, kalau minta sama Kak Arzan, aku kan lagi ngambek sama dia. Gimana, ya?" gumam Kaila bimbang.
"Kak Arzan kan yang bikin aku kayak gini dan sudah menjadi kewajiban dia. Jadi, gakpapa, dong?" lanjutnya.
Kaila memutuskan untuk menghampiri suaminya yang sedang sibuk dengan laptopnya. Keinginan untuk memakan rujak lebih besar, daripada rasa gengsinya.
"Kak," panggil Kaila pelan.
Arzan tetap bergeming.
"Kak," panggil Kaila lagi, kini dengan suara agak keras.
Arzan berdecak kesal, lalu menatap istrinya datar. Alisnya terangkat satu, seolah bertanya, 'apa?'.
"Aku mau rujak," pinta Kaila.
"Terus?" Sudah, Kaila tidak tahan dengan sikap Arzan yang menyebalkan.
Bugh!
"Aw!" ringis Arzan, ketika Kaila memukul lengannya. Padahal, tangan Kaila kecil. Tapi, rasa pukulannya bukan main!
"Ck! Iya-iya, aku beliin!" putus Arzan. Membuat Kaila tersenyum penuh kemenangan.
Seusai kepergian Arzan, Kaila pun dengan santainya menonton drama Korea lewat laptop milik Arzan yang tergeletak di meja sembari mengunyah kripik kentang. Wanita itu semakin kehamilannya membesar, semakin malas untuk melakukan kegiatan apapun.
Sekarang, ia resmi keluar dari sekolah. Kerjaan Kaila seharian hanya rebahan, makan, rebahan lagi, makan lagi, nonton drakor, rebahan lagi, sampai melahirkan. Haha, canda! Bumil yang satu itu memang tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang membuatnya lelah oleh suaminya.
"ASSALAMUALAIKUM!" Kaila terlonjak kaget saat mendengar teriakan. Bukan suara Arzan. Kaila memutar bola matanya malas saat melihat kedatangan orang yang membuatnya hampir jantungan itu.
"Hai, Bu Bos! Lihat! Apa yang kami bawa?" Adenito memperlihatkan kantong kresek berwarna putih pada Kaila.
"Iya! Kami membawa buah tangan untuk Bu Bos tersayang!"
PLETAK!
"Arzan dengar, habis lo!" Adenito hanya menyengir tidak jelas.
"Ngapain ke sini?" tanya Kaila ketus.
"Yaelah, Kai. Ada tamu dateng, dibuatin minum kek, ini malah diketusin," dengus Agra.
"Mau minum apa?"
"Jus alpukat!"
"Es teh!"
Baru saja mau beranjak, tiba-tiba---
"Gak usah!"
***
Agra dan Adenito masih betah menonton televisi di rumahnya Arzan. Mereka mengabaikan sang tuan rumah yang beberapa kali mencoba mengusirnya. Kata mereka, rumah Arzan itu nyaman untuk dijadikan tempat nongkrong. Alasannya, karena ada WI-FI dan makanan yang banyak.Arzan dan Kaila justru malah asyik-asyikan bermesraan. Setelah Arzan membeli rujak tadi, Kaila tak lagi mendiamkan Arzan. Biarlah, dua curut itu leha-leha di depan televisi. Asalkan tak mengganggu mereka.
"Kak, aku pengen ayam geprek," cicit Kaila sembari mendongak, menatao wajah tampan suaminya.
Cup!
"Dedek bayinya makannya banyak juga, ya," kekeh Arzan.
"WOY!"
"Apaan, sih!" kesal Agra.
"Beliin ayam geprek," titah Arzan.
"Delivery aja ngapa," sahut Adenito.
"NGGAK MAU! POKOKNYA, ADENITO YANG BELI!" teriak Kaila.
Adenito mengelus dadanya. Sabar. "Orang sabar, bininya lima," gumamnya pada diri sendiri.
"Mana uangnya?!"
"Pakai uang lo, lah!" jawab Kaila, Arzan, dan Agra bersamaan.
"Adenito sabar, Adenito ganteng," ucap Adenito menyemangati dirinya sendiri.
"Gak, Kak Aden jelek!"
Adenito langsung bergegas pergi, sebelum dirinya terus-menerus ternistakan.
***
Jangan lupa vote and comment!
![](https://img.wattpad.com/cover/255833891-288-k393393.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KAILA (On Going)
Novela JuvenilBagaimanakah jika seorang gadis yang masih sangat muda dan masih duduk di bangku SMA hamil? Apalagi, hamil dengan pria yang selama ini sangat ia takuti. Bukan hanya dia saja yang takut, bahkan seluruh warga sekolah pun juga takut padanya. Dia adalah...