48. First plan

35.9K 3.6K 196
                                        

Masalah perselingkuhan Alfred dan Astrid menambah pekerjaan Arzan. Jika bukan karena perusahaan keluarga Jennifer, Arzan tidak akan mau ikut campur.

Pria 20 tahun tersebut berpikir  akan menyingkirkan Astrid. Dengan begitu, ia akan mudah menghancurkan Alfred. Tapi tidak, ada cara yang lebih bersih dan efektif. Lagipula, dia hanya perlu menghancurkan Alfred. Untuk Astrid? Mudah saja. Tinggal pecat dan membuat berita skandal wanita itu

Siang-siang ada tamu yang datang. Tamu yang menjadi targetnya kali ini. Alfred datang dengan dalih menengok anaknya. Tentu saja itu hanya alibi. Tujuannya ke apartemen tidak lain dan tidak bukan untuk bertemu dengan Astrid. Mudah ditebak.

"Aku kesini untuk menengok Charlie. Dimana dia?" Pria itu celingukan mencari seseorang.

Arzan tertawa sinis. "Tidak ada. Sedang keluar dengan istriku. Asisten rumah tanggaku pun juga," jawab Arzan dengan menekankan kalimat terakhirnya.

"Kau ini aneh sekali. Aku hanya menanyakan Charlie," alibi Alfred.

"Sudahlah. Gosip tentangmu sudah menyebar. Aku tidak bodoh," ucap Arzan muak dengan tingkah Alfred.

Alfred menghela nafas. "Ya, itu memang benar. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Arzan, aku berniat untuk menikahinya. Semakin hari, aku semakin mencintainya," ungkap Alfred.

"Lalu melupakan Jennifer, melupakan janjimu. Apa begitu mudahnya berpaling? Atau jangan-jangan, selama ini kau tidak mencintainya?" lanjut Arzan.

"Aku pernah mencintainya. Tapi, rasa cinta ini bukan aku yang minta. Dia datang dengan sendirinya. Aku akui, aku salah telah berselingkuh," balas Alfred.

"Kau yakin kalau Astrid mencintaimu?" tanya Arzan serius.

"Ya. Dia telah meyakinkanku," jawab Alfred yakin.

Arzan menyeruput teh hangatnya, kemudian tersenyum miring. Baginya, ini bukan target yang sulit. Tinggal bagaimana ia menghancurkan keyakinan dan perasaan pria itu.

Arzan sendiri belum berbicara dengan Astrid mengenai hal itu. Kaila pun juga belum tau. Mungkin kalau Kaila tau, Astrid bisa diusir. Mengingat wanita itu sangat membenci perselingkuhan.

"Ya sudah, aku pulang dulu. Kau sudah membuat tugas dari Mr. Beval?" ucap Alfred.

"Sudah," jawabnya singkat.

Alfred berdiri dari sofa. Arzan hanya menganggukkan kepala sebagai balasan. Setelah kepergian Alfred, Arzan merogoh saku celana pendeknya. Sebuah ponsel dengan merk ternama sudah berada di tangannya. Jari-jarinya menari-nari di atas layar ponsel tersebut.

To : Bang Panji

Samperin gue.
Proyek di Papua gue kasih ke lo begitu tugas lo disini selesai.

Setelah itu, ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana. Melakukan tugas yang diberikan oleh sang istri. Memotong sayuran yang akan Kaila masak untuk makan malam.

Kaila, Charlie, dan Astrid sedang menghadiri acara Ainsley. Kira-kira, wanita itu akan pulang pukul empat sore. Ia sempat melarang istrinya itu pergi, tapi setelah dipikir kembali, Kaila butuh berinteraksi dengan orang banyak, begitupun dengan Charlie. Bagaimanapun juga, mereka akan tinggal selama lima tahun. Harus bisa beradaptasi.

***
Kaila yang habis pulang dari acara Ainsley, merebahkan tubuhnya sejenak. Dia tidak hanya menghadiri acaranya, melainkan juga turut membantu mempersiapkan mulai dari makanan sampai dengan dekorasi. Ainsley mengadakan acara khusus untuk anak "spesial", dimana acara itu ia adakan setiap dua bulan sekali.

Charlie masih tertidur. Batita itu juga sangat aktif tadi karena teman-temannya banyak. Charlie juga sangat antusias saat acara dimulai. Untungnya, ia sama sekali tidak rewel. Arzan sengaja tidak diajak, pria itu ia tugaskan untuk mengurus pekerjaan rumah.

Kaila membuka matanya kala ia merasakan sebuah tangan mengelus pipinya. Wanita itu tersenyum menatap suaminya yang menatapnya lekat.

"Aku kangen," bisik Arzan.

"Setiap hari ketemu, lho. Masa cuma ditinggal beberapa jam udah kangen aja?" sahut Kaila heran.

"Iya, emang ketemu setiap hari, tapi nggak bisa mesra-mesraan setiap saat," ketus Arzan sembari melepaskan tangannya dari pipi Kaila.

"Kita sama-sama sibuk sama urusan masing-masing. Aku juga kangen sama Kakak," ucap Kaila sembari memeluk suaminya.

Cup!

Ciuman singkat penuh emosi. Arzan menggiring istrinya ke ranjang. Merebahkan tubuh yang tampak sedikit kurus itu, kemudian menindihnya. Selanjutnya, hanya mereka yang tau. Saking asyiknya, mereka sampai mengabaikan batita gembul yang kapan saja bisa terbangun.

***
Pukul 10.15 waktu Britania Raya. Arzan sudah rapi dengan setelan casualnya. Kelasnya hanya berlangsung dua jam saja, setelah itu tidak ada kegiatan lagi. Ia juga akan menjemput seseorang yang kemarin lusa ia undang.

Arzan menepuk bahu Abraham kencang, hingga membuat pria itu mengaduh kesakitan. Tanpa merasa bersalah, Arzan duduk di sebelah Abraham dengan muka datar. Kumat lagi datarnya;v

"Aku sudah punya rencana," ucap Arzan datar.

Abraham langsung menoleh. Kabar baik pagi ini membuat mood Abraham membaik. Pasalnya, kemarin ia melihat pertengkaran ibu dan ayah tirinya. Hal itu sudah biasa terjadi. Tapi, kali ini membuat Abraham muak. Lagi-lagi yang diperdebatkan adalah keadilan.

Pernikahan ibunya dengan ayahnya Jennifer hanyalah pernikahan paksa. Berawal dari kakek Jennifer yang berhutang budi dengan ibunya Abraham, lalu kakeknya Jennifer menyuruh anaknya untuk menikahi janda anak satu tersebut. Pernikahan itu bukan kehendak ayahnya Jennifer, hingga yang hanya ia prioritaskan adalah istri pertamanya.

Yang membuat semuanya makin rumit ialah ketika ibunya Abraham jatuh cinta pada suaminya. Ibunya Abraham sering mendebat suaminya, meminta keadilan, serta menuntut untuk tinggal bersama. Tentu saja ayahnya Jennifer tidak bisa menyetujui permintaan istri keduanya. Ia tidak bisa meninggalkan istri pertamanya yang sedang sakit.

"Kau tidak usah memberitahuku. Aku percaya padamu. Kau pasti bisa mengatasinya sendiri," jawab Abraham.

"Tentu. Itu perkara yang mudah," balasnya.

Tentang balas dendam itu, Jennifer tidak tau. Gadis itu semenjak mengetahui perselingkuhan tunangannya selalu menyibukkan diri. Cara itu yang ia gunakan untuk move on dari Alfred. Mencari tau sejarah dunia dengan mengunjungi suatu negara ke negara yang lain. Itu kesibukan Jennifer. Saat ini bahkan ia sedang berada di Italia.

"Kenapa kau yang repot? Jennifer bahkan sedang asyik-asyikan keliling dunia," tanya Arzan heran.

"Karena dia adikku. Adik yang sangat aku sayangi. Pria seperti Alfred telah berani menyakiti adikku. Dia harus mendapatkan balasan yang lebih sakit dari apa yang Jennifer rasakan!" tekan Abraham.

"Bukannya karena dia cinta pertamamu?" Abraham membulatkan matanya.

"Apa? Jennifer cinta pertamamu?!"


****
Sorry, baru update.
Kemarin-kemarin, gue lagi kismin paketan.
Tapi tenang, semua cerita gue bakal di update.
Ayo, readers Ex boyfriend and NATHAN. Mari merapat!








KAILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang