41. Penjelasan

57.2K 5.8K 304
                                    

Arzan melampiaskan amarahnya dengan melukai dirinya sendiri. Awal kehidupan mereka di Inggris juga menjadi awal permasalahan rumah tangga mereka. Pulang-pulang ia disuguhi mata sembab istrinya dan tatapan kekecewaan dari wanita itu. Arzan bertanya, Kaila hanya menunjukkan foto yang dikirimkan oleh orang asing. Ia pikir istrinya itu menangis karena ia pergi tanpa pamit dan pulang larut malam.

Foto itu memang benar adanya. Arzan berusaha menjelaskan. Tapi, Kaila seakan tutup telinga. Wanita itu memilih menghindar. Arzan memeluk istrinya dari belakang. Ia tau Kaila belum tidur.

"Aku emang ke club. Kamu tau, Sayang? Aku sensitive kalo menyangkut soal Mama. Maaf, tadi aku bentak kamu. Sayang, foto itu emang bener. Tapi, kejadiannya gak seperti itu. Wanita itu---"

"SHUT UP, KAK!" Arzan terlonjak kaget mendengar teriakan Kaila. Bahkan, Charlie sampai menangis.

Kaila turun dari ranjang, membawa Charlie ke gendongannya. Menimang-nimang bayi gembul itu dengan air mata yang terus mengalir. Arzan yang melihatnya menghela nafas. Andai saja dia tidak seemosi tadi dan sampai melampiaskannya dengan pergi ke club.

Sampai Charlie tertidur, Kaila membawa anaknya ke ranjang. Ia tidurkan di tengah-tengah antara ia dan suaminya. Arzan hanya bisa melihatnya tanpa bisa berbuat apa-apa. Ia tidak mau egois. Berdebat akan membuat tidur Charlie terganggu.

Esok harinya. Keadaan masih sama. Kaila masih diam saja, tapi tetap menjalankan tugasnya sebagai istri. Ia tetap menyiapkan air hangat dan baju untuk suaminya. Sesudah mandi, Arzan mencari keberadaan istri dan anaknya. Ternyata, mereka sedang berada di depan televisi.

"Mau Daddy suapin?" tanya Arzan pada Charlie sembari mencium pipi gembul bayi itu.

"Da-da?" Charlie menunjuk Daddy-nya.

"Iya. Mau disuapin Daddy?" ucapnya lagi sembari melirik Kaila.

Charlie mengangguk antusias. Kaila menyerahkan mangkuk bayi pada Arzan. "Nanti aku jelasin. Jangan menghindar," ucap Arzan.

"Foto itu bener, kan?" tanya Kaila ketus.

"Jangan debat di depan anak," ucap Arzan sembari menyuapi Charlie.

Kaila beranjak pergi, Arzan menghela nafas. Mulut Charlie sudah menganga lebar, menanti suapan dari daddy-nya. Tapi, Arzan masih menatap punggung istrinya yang sudah tak terlihat. Sampai-sampai mengabaikan Charlie.

"Da-da!" teriak Charlie kesal.

Arzan gelagapan dan langsung menyuapi anaknya. Charlie merangkak, mengambil ponsel milik daddy-nya. Arzan ngakak melihat tingkah anaknya yang gemesin. Charlie menempelkan ponsel ke telinganya, layaknya orang yang sedang menelepon.

"Telpon siapa, Charlie?" tanya Arzan dengan sisa tawanya.

"Mi," jawab Charlie pelan. Charlie hanya bisa menyebut mommy-nya dengan sebutan 'Mi'.

Arzan tertawa lagi. "Mommy, kan, ada di dapur. Gak bawa hp," ucap Arzan.

"Mi!" Charlie menunjuk ke depan. Kaila sedang berjalan ke arah mereka sembari membawa cemilan.

Arzan tersenyum senang menyambut kedatangan istrinya. Tatapan Kaila tertuju pada tangan suaminya yang terluka. Kaila menatap Arzan tajam. Arzan meringis pelan. Apa ada yang salah lagi? Batin pria itu menatap takut wajah istrinya.

"Tangan kenapa?" tanya Kaila dingin.

"Eh? O--oh, ini g--gak sengaja kena pisau," jawab Arzan gugup. Sial! Dia tidak pernah bisa takluk seperti ini.

"Gak sengaja atau disengaja?" Kaila menatap Arzan dengan tatapan intimidasi.

"Mau cari perhatian?" sinis Kaila. Arzan menghela nafas perlahan. Kemudian, dia menggeleng pelan.

Arzan yang malang. Ia berjanji akan menemukan si pengirim foto yang menyebabkan istrinya jadi marah seperti itu. Sebenarnya, Kaila tidak tega memperlakukan Arzan seperti itu. Tapi, kata pria itu tadi malam foto itu benar adanya. Wanita mana yang tidak sakit hati melihat foto mesra suaminya dengan perempuan lain?

"Da-da," panggil Charlie sambil merangkak menuju Arzan.

Charlie menyentuh luka yang ada di tangan Arzan. Arzan meringis, luka itu belum kering sepenuhnya. Charlie langsung menjauhkan tangannya begitu mendengar ringisan daddy-nya.

"Mi," panggil Charlie sambil menunjuk luka Arzan.

Kaila mengerti maksud anaknya itu. Dia mengambil kotak P3K. Lalu, mengobati tangan suaminya. Charlie memekik girang, ia mengobrak-abrik isi kotak P3K. Bibir Charlie manyun karena mommy-nya menyimpan kotak P3K di atas.

***
Setiap rumah tangga pasti ada masalahnya. Tergantung bagaimana menyikapinya. Tidak mudah bagi pasangan muda untuk menyikapi permasalahan mereka dengan sikap dewasa. Labil. Selalu itu yang menjadi penyebabnya. Seringkali hancurnya sebuah hubungan karena kelabilan salah satu ataupun keduanya.

Arzan mencoba menyelesaikan masalah rumah tangganya secara dewasa. Istrinya masih labil. Kalau sama-sama labil, masalah akan terus berlanjut atau bahkan, semakin besar masalahnya. Arzan menghampiri istrinya yang sedang melipat baju.

"Kali ini jangan menghindar! Kita harus selesaikan masalah ini dengan dewasa," ucap Arzan tegas.

Kaila menatap suaminya sekilas. "Jelasin," titah Kaila.

Arzan pun duduk di samping istrinya. "Foto itu emang bener, gak editan. Tapi, kejadiannya bukan seperti yang kamu pikirin. Bitch itu goda aku, tapi setelah itu aku dorong dia. Saksinya banyak. Kalau perlu, kita kesana," jelas Arzan.

"Gak usah." Kaila menatap Arzan sendu. "Aku minta maaf, udah nuduh kamu yang enggak-enggak. Maaf, aku belum bisa bersikap dewasa," lirih Kaila.

Arzan membawa istrinya ke dalam pelukannya. "Kita nikah di umur yang nggak seharusnya. Aku ngertiin itu," balas Arzan.

Masalah sudah selesai. Kini Arzan tinggal mencari pelaku yang memfitnahnya. Pelaku itu harus diberi pelajaran. Arzan tetaplah Arzan yang bringas. Berubah hanya dengan keluarga kecilnya. Dengan kekuasaannya, Arzan yakin akan bisa menemukannya dalam waktu yang singkat.

Tak lama kemudian, suara Charlie memecah keheningan. Kaila bergegas menghampiri anaknya. Kaila mengernyitkan dahinya kala melihat Charlie sedang tertawa. Wanita itu memperhatikan sekitarnya. Tidak ada yang lucu.

"Kenapa kamu ketawa, Sayang?" tanya Kaila heran.

"Mi!" Charlie menunjuk Kaila. Kaila semakin heran.

Kaila meneliti penampilannya. Gak ada yang salah. Kaila semakin dibuat heran saat mendengar tawa menggelegar dari suaminya. "Apa, sih?" tanya Kaila kesal.

"Lihat wajah kamu, Sayang!" ucap Arzan sembari tertawa.

Kaila langsung mengambil kaca. Wanita itu membulatkan matanya saat melihat wajahnya yang terkena tepung. Tadi dia memang membuat kue kering, Kaila tidak sadar kalau tepung-tepung itu mengenai wajah cantiknya. Kaila merengut kesal.

"Hoho, Mommy marah, tuh. Gara-gara diketawain Charlie, noh," ucap Arzan sembari menatap anaknya.

Tawa Charlie berhenti. "Mi?" Kaila tak menyahuti.

"HUWAAA! MI ...."

****
Gitu aja konfliknya?
Tentu nggak donggg

KAILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang