11. Positif!

145K 12.2K 226
                                    

                  Happy Reading ❤️

"Nggak mau! Kakak jahat! Tadi mau ninggalin aku!" Arzan menghela napas berat, lagi.

Bujukan demi bujukan sudah ia utarakan pada istri tercintanya itu. Namun tampaknya, Kaila beneran ngambek. Sejak kejadian di mana Kaila memergoki dirinya hendak pergi, Kaila tidak mau keluar dari kamar. Sebelum itupun tadi ada drama, di mana Kaila nangis kejer sembari memukul dada bidang Arzan.

Mood Kaila sedang buruk saat ini. Dan tak biasanya, Kaila bersikap sangat manja padanya. Biasanya, Kaila akan menjadi istri yang penurut dan dewasa. Apa beneran hamil? Bukannya tidak senang, tapi takutnya pihak sekolah akan mengeluarkan Kaila dan bisa-bisa membuat istrinya depresi.

"Anak-anak nerima Elang buat gabung sama kita. Zan, kita tau persis gimana liciknya si Elang. Gue rasa, ini rencananya buat rebut BLACK WOLF dari lo! Tu anak dari dulu obsesi banget sama BLACK WOLF, tapi gak berani aja sama lo," ucap Rafael di tengah-tengah Arzan sedang berusaha membujuk supaya Kaila itu mau keluar dari kamar.

"Black Wolf gak akan jatuh ke tangan siapapun. Kelompok itu milik gue. Susah payah gue bangun kelompok itu, gak akan gue biarin lepas gitu aja!" tegas Arzan.

"Udahlah, bantuin gue bujuk Kaila kek."

Ceklek!

Rafael dan Arzan mengalihkan atensinya. Kondisi Kaila saat ini sangat acak-acakan. Mata sembab, ditambah bibirnya yang pucat.

"Black Wolf apa?" Rafael dan Arzan tak langsung menjawab, mereka malah menatap Kaila bengong.

"Ih, BLACK WOLF APA?!" teriak Kaila kesal.

Arzan dan Rafael saling tatap. Rafael mengangguk. Tak ada salahnya kan jika Kaila tau tentang Black Wolf? Toh, dia sudah menjadi istrinya Arzan---sang ketua Black Wolf.

Sedikit penjelasan. Black Wolf adalah kelompok yang Arzan bentuk untuk membantu Polisi dalam penangkapan tersangka kasus narkoba. Bukan geng yang banyak musuhnya. Black Wolf tidak memiliki musuh. Karena Black Wolf terbentuk hanya untuk membantu Polisi. Hanya saja, banyak ketua geng yang menginginkan Black Wolf jatuh ke tangan mereka.

"Black Wolf itu kelompok untuk membantu Polisi nangkap pemakai ataupun bandar narkoba. Udah jelas, kan? Sekarang kamu makan siang dulu, ya?" jawab Arzan sembari menyelipkan anak rambut Kaila di belakang telinga.

Kaila hanya mengangguk. Ia berjalan menuruni tangga, meninggalkan Rafael dan Arzan. Helaan napas lega terdengar dari keduanya.

"Gimana soal Elang? Kita harus bicarakan ini, Zan!" ucap Rafael.

"Entar malem aja. Nunggu bini gue tidur," balas Arzan yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Rafael.

***
Kaila keluar dari kamar mandi dengan raut wajah murung. Di tangannya ada benda kecil berbentuk persegi panjang. Arzan yang melihat itu langsung menghampiri istrinya. Lalu, menuntun Kaila untuk duduk di tepi ranjang.

Arzan mengambil gelas berisi air mineral yang ada di atas nakas. Lalu, menyodorkannya ke arah Kaila. Kaila hanya diam. Membuat Arzan mengernyitkan dahinya.

"Aku hamil," lirih Kaila.

"Bagus, dong. Kamu kenapa sedih gitu? Kamu gak mau ngandung anak aku?" Oke, kali ini Arzan yang sedang sensitive.

"Bukan gitu, Kak. Aku takut kalau nanti dikeluarkan dari sekolah," ucap Kaila. Arzan merengkuh tubuh istrinya.

"Kamu tenang aja. Gak akan ada yang berani keluarin kamu dari sekolah." Kaila melepaskan pelukannya dan menatap Arzan horor.

"Gak, ah! Aku gak mau menggunakan kekuasaan kamu untuk kepentingan pribadi aku sendiri." Pemikiran dewasa Kaila membuat Arzan tersenyum. Dia tidak salah memilih Kaila untuk menjadi istrinya.

Cup!

"Kamu memang yang terbaik!"

***
Segerombolan anak laki-laki sedang serius mendengarkan ucapan demi ucapan ketua mereka. Siapa lagi kalau bukan para anggota Black Wolf dan ketuanya---Arzan. Arzan sedang memberi wejangan kepada para anggotanya agar jangan terlalu percaya dengan ketua geng yang mau gabung di Black Wolf. Mereka ikut gabung karena alasan tertentu.

Struktur kelompok Black Wolf, Arzan sebagai ketua, Rafael sebagai wakil ketua, Andreas sebagai bendahara, dan Cello sebagai penanggung jawab. Anggota Black Wolf berjumlah 87 orang. Ingin menjadi anggota inti Black Wolf? Ada tantangannya yang tidak akan mudah untuk dilalui.

"Bini lo kagak rewel kalau nanti bangun-bangun liat lo nggak ada?" celetuk Agra sembari menyesap kopi hitam.

Mereka sudah selesai berdiskusi dan kini hanya santai-santai saja sembari menikmati kopi hitam dan ada juga yang merokok. Kali ini si ketua Black Wolf tidak merokok karena takut Kaila akan mengetahuinya. Istrinya itu pasti akan mengamuk jika tau kalau dia merokok.

"Gak," jawab Arzan singkat.

Drrrt ... drrrt ... drrrt

Arzan berdecak. Mengganggu ketenangannya saja! Namun, seketika matanya membulat kala melihat si penelepon.

"Hallo, Sayang."

" .... "

"Iya-iya, aku pulang sekarang."

" .... "

"Iya, Sayang, iya."

Setelah menutup telponnya, Arzan pun menghela napas berat sembari menatap tajam para anggotanya yang sedang menahan tawa. Dia takkan mengampuni mereka yang berani menertawakannya.

"Gue cabut. Raf, awasin mereka! Kalau ada yang berani ketawa, lapor ke gue!" titah Arzan.

Semuanya meneguk ludahnya kasar. Lebih baik diam daripada habis di tangan Arzan.


                              ***
Jangan lupa vote and comment

KAILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang