40. | Perjelas.

1.8K 153 54
                                    

"Dirinya yang lain?!"mereka kompak menyahut.

Derren ikut bertanya, karna dia tak tahu dengan apa yang Muti katakan.

Kedua tangan Cheryl sudah mengepal.

"Cheryl itu mempunyai kepribadian ganda. Yang waktu itu adalah kepribadian gandanya yang bernama Melyn. Ternyata dulu Melyn yang menjadi ketua gangster ternama. Dia cerita sendiri ke gue, bahwa dia pelakunya. Karna suatu saat semuanya akan terbongkar, dan dia tidak mau Cheryl jadi di salahkan. Alasan dia membunuh Derrel, karna Derrel bukan laki-laki yang baik untuk Cheryl. Derrel sudah banyak bermain dengan para wanita hingga membuat Melyn murka."

Penjelasan dari Muti tentu saja menyorot keterkejutan mereka. Rasa tidak percaya Derren tentu saja paling utama. Jelas Derren tidak percaya, karna Abangnya bukan seperti itu.

"Abang gue bukan orang seperti itu! Dia cowo baik-baik, jadi lo jangan asal ngomong!"Derren marah besar. Amarahnya sudah tak bisa lagi untuk di tahan.

"Gue tau Ren lo gak begitu mudah percaya dan gak terima sama apa yang gue omongin barusan. Tapi yang gue omongin ini benar apa adanya. Bahkan gue masih menyimpan poto-poto sebagai bukti dari Melyn."

"Za, lo mau kan anterin gue ke rumah ngambil bukti-buktinya?"

Reza tersadar dari lamunannya yang masih mempertanyakan soal semua ini. "Iya ayok."

Saat mereka berdua sudah keluar dari ruangan, maka ruangan ini seketika menjadi hening.

Orang-orang yang berada disini sibuk berperang dengan isi kepalanya masing-masing.

Urat-urat di tangannya menonjol dengan jelas. Kepalan tangannya sangat kuat, hingga meja yang kini berada di hadapannya ia tonjok hingga terbelah menjadi dua.

Arga dan Cheryl tersentak kaget mendengar suara yang begitu keras yang di timbulkan oleh amarahnya Derren.

Cheryl memeluk Derren berusaha menguatkan dan menenangkan laki-laki itu. Tapi yang ia dapat hanya dorongan keras hingga terjatuh di lantai.

Arga memekik melihat Derren yang kasar. "Jangan sesekali lo kasar sama Cheryl!"Arga memperingatkan Derren tajam.

Laki-laki itu membantu Cheryl untuk berdiri dan mendudukannya di dekat dia.

"Lo gapapa, Ryl?"tanyanya sedikit cemas.

Cheryl mengeleng pelan. Semoga saja yang di katakan oleh Muti itu tadi benar. Dan semoga Muti membawakan bukti-bukti itu agar semuanya jelas, dan Derren tidak marah kepadanya.

Tapi jika memang benar apa yang di katakan Muti tadi, maka Cheryl harus siap patah hati yang hebat karna Derrel yang bermain wanita.

Sulit di percaya memang. Cheryl hanya tahu kebaikan Derrel tapi tidak dengan kejahatannya.

Tak hanya Cheryl, tapi Derren juga ikut terluka. Fakta itu membuat luka yang sangat dalam bagi orang-orang tertentu.

•••

Semua bukti-bukti sudah menjelaskan bahwa perkataannya tadi itu memang benar. Muti ngomong apa adanya.

Derren mengusap wajahnya berkali-kali. Mengapa sangat mustahil untuk di percaya?!

Terlebih kini Cheryl yang sudah pingsan karna bukti-bukti ini sudah memperjelas semuanya.

Sosok laki-laki yang menjadi cinta pertamanya. Laki-laki yang ia anggap baik dan berbeda dari laki-laki yang lainnya. Laki-laki yang selalu membuatnya nyaman dan berbungga-bungga. Kini, dia lah pemberi luka terhebat dan memunculkan trauma lama.

Lantas sosok laki-laki apa lagi yang harus Cheryl percaya? Semuanya hanya memberikan luka.

Ayahnya, abangnya, Derrel, bahkan Derren sekalipun sama-sama memberi luka kepadanya.

Hati yang sudah menampung banyak luka itu apakah masih bisa di obati kembali?

Cheryl mati rasa. Semuanya terasa hampa.

Dunianya sedang tidak baik-baik saja. Jika sudah tau endingnya akan seperti ini, maka ia dari awal sudah mengakhiri hidupnya atau bahkan meminta untuk tidak di lahirkan kedunia.

Butuh waktu lama untuk mereka menerima semuanya.

Derren dengan menyendiri. Dia berada di pojokan menangis, hingga menyalahkan dirinya sendiri. Ternyata dia salah. Dia salah karna sudah menuduh Cheryl yang tidak-tidak.

Jika Cheryl trauma dan tidak mau menerima laki-laki lagi di kehidupannya, maka Derren tidak bisa memaafkan dirinya sendiri!

Derren memukuli tembok. Tangannya sudah memerah dan membengkak.

"Derren goblok!! Lo bego Derren!!"

•••

Mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Cheryl tak mau di ganggu. Dia mengurung diri di kamar hingga membuat Derren semakin menyalahkan dirinya.

"Sayang, buka. Maafin gue. Gue minta maaf. Mungkin sudah banyak kesalahan yang gue perbuat hingga di akhiri dengan permintaan maaf. Gue tau lo bosen ngedengernya. Tapi gue bener@-bener minta maaf. Gue harap lo mau maafin gue."

Cheryl terus menangis di balik selimut. Matanya sudah sangat merah dan lelah karna seharian ini menangis.

Suhu badannya menjadi naik. Kemungkinan besok pagi ia akan sakit atau bahkan meninggal. Cheryl ikhlaskan itu.

Dia sudah terlalu capek dengan semuanya. Bingkai poto Derrel serta kenangan yang terkait dengan Derrel sudah di rusak atau bahkan di bakar di belakang halaman.

"Lo kenapa jahat banget sama gue, Rel? Kenapa lo mempermainkan gue?"

"Selain lo cinta pertama gue, lo juga pemberi luka terhebat buat gue."

Cheryl memejamkan mata karna tubuhnya yang sudah sangat lemas dan lelah. Matanya mengantuk. Tuhan sangat baik, membuatnya tertidur dan ber-istirahat.

Derren membuka pintu kamar Cheryl dengan kunci cadangan. Derren hanya takut, Cheryl melakukan hal yang tidak-tidak atau sampai nekat untuk bunuh diri.

Derren mengedarkan pandangan mencari Cheryl yang masih tak tertangkap oleh pandangan matanya.

Melihat ke ranjang yang di dalam selimut seperti ada orang, Derren tahu bahwa itu pasti Cheryl.

Derren mendekat. Tangannya menarik selimut itu hingga akhirnya ia menghembuskan nafasnya lega.

Melihat Cheryl yang tertidur pulas seperti ini, membuatnya sangat sangat lega.

Derren mengamati wajah Cheryl yang terlihat sangat lelah. Ia perlahan mencium kening Cheryl hingga membisikan sesuatu yang mampu Cheryl dengar.

Matanya memang terpejam, tapi telingganya masih berfungsi dengan benar.

"Mimpi indah sayang. Lupakan semua masalah yang terjadi pada hari ini. Gue bakal mengantinkan rasa sedih lo dengan rasa bahagia nantinya."

"I love you my wife."

CHERYL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang