"Mau kemana?"
Pukul dua malam, mata perempuan itu masih terbuka lebar. Terjadinya perang dingin di antara Cheryl dan Derren, membuat perempuan itu tak bisa tidur.
Derren marah kepadanya.
"Markas."Laki-laki itu menjawab dengan datar. Dia sibuk memakai jaket dan mencari kunci motor, hp serta kunci rumah takut saat ia pulang rumah sudah di kunci.
Derren ke markas hanya untuk menenangkan diri. Laki-laki berusia delapan belas tahun itu ingin berdamai kembali dengan angin malam. Hanya angin malam yang mampu membuat dirinya tenang.
"Ini udah malem. Lo gak boleh keluar!"larangnya mencegat di depan pintu.
"Gak usah larang-larang gue!!"
Cheryl cukup terkejut dengan bentakan Derren barusan.
"Gue ngelarang lo karna gue ini istri lo! Gue cuma gak mau, lo kenapa-kenapa. Kalo ada masalah itu cerita, perbaiki bukan malah keluar di tengah malam begini!"
"Gue gak butuh peduli lo!!"
"Minggir!"
Derren menarik Cheryl untuk minggir dan tidak menghalangi jalannya. Namun, Cheryl bagaikan batu yang susah untuk di pinggirkan.
"Lo ngelarang gue buat keluar malam. Tapi apa? Lo ngelanggar surat perjanjian itu! Apa emang lo mau pisah dari gue?"
Deg.
Derren kembali teringat dengan surat perjanjian tak masuk akal itu. Bisa-bisanya ia melupakan sesuatu penting yang sangat berpengaruh besar kepada rumah tangganya bersama Cheryl.
Derren marah kepada Cheryl, tapi bukan berarti ia ingin pisah.
"Gue gak mau pisah. Mulai sekarang, surat perjanjian itu udah gak penting. Kita berdua bebas untuk terjun lagi ke dunia malam."
"Terutama dengan bolehnya gue deket dengan cowo lain?"
Pertanyaan itu membuat Derren tak bergeming.
"Gak! Yang boleh deket sama lo itu cuma gue! Gak boleh yang lain."
Cheryl mengembangkan senyumnya.
"Kenapa?"
Itu pertanyaan yang sangat tak masuk akal.
"Lo masih tanya kenapa? GUE CEMBURU CHERYL!"balasnya dengan nafas yang memburu.
Cheryl terkekeh pelan. Sengaja sih memang.
"Cemburu kan artinya, cinta. Kalo lo cinta sama gue berarti lo mau kan nurutin permintaan gue?"
Selagi permintaannya bisa terima dan masuk akal, Derren mau-mau saja.
"Permintaan apa?"
"Gue mau nikah lagi."
"WHAT?!"
Chery tertawa terbahak-bahak. Reaksi Derren membuat tawanya pecah karna begitu lucu.
"Kenapa lo ketawa? Lo kira lucu ha?"
Cheryl meredakan tawanya. "Gue cuma bercanda kali anjir."
"Gue gak suka lo bercanda kayak gitu."
"Iya-iya maaf. Permintaan gue simple kok. Gue cuma mau keluar malam dan sebebas kayak dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [END]
Teen FictionNOTE : ALUR CHERYL 1 DAN CHERYL 2 BERBEDA-! Cover by pinterest. ••• Cinta itu emang butuh perjuangan. Bukan cuma omong kosong yang bilangnya berjuang tapi cuma main handphone sambil rebahan. Berawal dari rival hingga terje...