Raut wajah Muti memancarkan antara kaget sekaligus tak percaya. "Gak mungkin, dia udah meninggal."
"Dia lagi rame di grup tongkrongan. Katanya, Derren sendiri yang bawa Syilla ke markas dan ngasih tau ke mereka bahwa Syilla masih hidup."
Muti mengusap wajahnya. Pikirannya kacau dengan hatinya yang sangat tak tenang.
Muti mengusap-ngusap pungung Cheryl memberi semangat. Belum selesai dengan masalah Fiona, kini masalah lain ikut datang.
Muti hanya berharap, dengan kedatangannya Syilla sekarang, semoga tidak menimbulkan masalah baru.
"Gue takut Derren masih punya rasa sama dia, Mut."
Muti tersentuh. Derren memang sangat sayang sama Syilla, dan tentunya dia tidak begitu mudah untuk melupakan. Mungkin masih tersisa sedikit rasa di dalam hati Derren untuk Syilla.
Tak mungkin kan, jika Derren mencintai tiga wanita sekaligus dalam satu hati?
Derren bukan orang yang seperti itu.
"Derren gak mungkin mencintai tiga wanita dalam satu hati. Mungkin dia hanya mencintai dua wanita dalam satu hati, dan sudah jelas gue bakal tersingkirkan."
"Cheryl lo gak boleh mikir kayak gitu. Derren sayang sama lo, dan pasti rasa sayangnya melebihi rasa sayang dia ke Fiona ataupun Syilla. Mau bagaimanapun lo kan istrinya, tentunya udah menjadi tanggung jawabnya."
Cheryl mengusap matanya yang sudah berair. Seperti sungai yang mengalir deras. Air mata itu turun tanpa di minta.
"Mereka berdua dari masa lalunya, Derren. Yang artinya mereka memang masih berharga di dalam hidup dia. Gue? Gue cuma orang baru di dalam hidupnya."
Muti menguatkan Cheryl. Dia beranjak ke arah ruang tamu untuk mengambil tisu dan juga air putih.
Meletakannya di meja.
"Lo minum dulu ya, biar tenang."Muti memantu Cheryl minum.
"Gak usah di pikirin tentang Fiona sama Syilla. Biar mereka berdua, gue yang urus."
"Apa lo bisa urus perasaan Derren ke Syilla dan Fiona?"
Muti tak berkutik. Dia bahkan diam untuk beberapa saat, bingung harus membalas apa. "Em...untuk itu sorry gue gak bisa."
Melihat Cheryl yang lemes, Muti langsung melanjutkan bicaranya.
"Tapi tenang. Masalah ini bakal gue urus."
Ini memang menjadi tugas terberat untuk Muti. Menyelesaikan masalah ini membutuh waktu yang sangat lama, karna dia harus berurusan sama seseorang yang masih belum selesai dengan masa lalunya.
Hal itu sangat menyulitkan baginya.
"Makasih Mut, tapi gak usah. Gue gak mau ngerepotin lo, karna ini masalah pribadi gue."
"Gak usah ngerasa gak enak. Gue ini sahabat lo, Ryl. Masalah kayak gini mah kecil."
Sepertinya Muti salah bicara.
Kecil apanya? Gue aja sekarang udah pusing tujuh keliling, mau pingsan rasanya.
Muti harus mereflesh otak, memikirkan cara untuk menyelesaikan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [END]
Teen FictionNOTE : ALUR CHERYL 1 DAN CHERYL 2 BERBEDA-! Cover by pinterest. ••• Cinta itu emang butuh perjuangan. Bukan cuma omong kosong yang bilangnya berjuang tapi cuma main handphone sambil rebahan. Berawal dari rival hingga terje...