29. | Nikah lagi?

2K 200 41
                                    

Sesuai yang di katakan Yula tadi, mereka lagi di perjalanan menuju rumah keluarganya Alm Langit.

Tak tahu nanti di terima dengan baik atau sebaliknya. Tak tau juga sikap keluarganya akan seperti apa nantinya jika tau mereka adalah keluarga dari seorang yang membunuh anaknya.

Tapi mereka sudah bersiap untuk menerima resikonya.

Aldo, Derren, Reza, Arga, Muti ikut bersamanya. Mereka juga akan ikut mengobrol dan menyelesaikan masalah ini secara baik dan memakai kepala dingin.

"Nanti kalian aja yang masuk. Gue mau ngadem di mobil."Celetuk Cheryl sibuk memainkan handphonenya. Kepalanya sudah di sandarkan di bahu Derren yang mendapat kritikan dari sang Ayah dan Abang.

Beberapa hari setelah kejadian Reveelix dan Qfigzryx tauran, kini Aldo kembali ke rumah.

"Sini dek, kepala lo di bahu abang aja!"Aldo memindahkan kepala Cheryl menjadi di bahunya.

Derren berdecak. "Paan sih lo Do?!"

"Bacot lo orang iri."

"Sialan."

Perjalanan ke rumah keluarga Alm Langit cukup jauh membuat mereka tertidur mulas di mobil.

Setelah berjam-jam di jalan, akhirnya mereka sampai di tujuan.

Derren menepuk pelan pipi Cheryl yang kini kepalanya sudah berpindah ke bahu Derren. "Sayang bangun, kita udah sampai."

"Egh..gue mau disini aja."Ucap Cheryl dengan mata yang masih tertutup.

"Turun Cheryl!"tegas Ayahnya membuat nyali Cheryl menciut.

Mereka sama-sama turun dari mobil. Di sana sudah banyak orang dan bendera kuning berkibar. Suara isak tanggis pun terdengar. Mereka jadi tak tega untuk menemui keluarganya yang masih berduka.

"Nanti aja kali Yah. Sekarang kan mereka masih pada berduka, pasti kalo kita datang, mereka bakal marah."

Derren menyetujuinya. "Benar yang Cheryl katakan. Biasanya orang yang baru berduka itu emosinya masih belum stabil."

"Ayok kita masuk!"

Mereka masuk membuat banyak pasang mata melihatnya. Ada juga yang berbisik-bisik, karna ada orang asing yang baru masuk ke kampung halamannya.

Jadi mereka datang ke kampung halaman Langit. Langit tinggal sendiri di kota lain, mandiri.

"Assalamualaikum."

Wanita berparas muda memakai jilbab berwarna hitam, dengan wajahnya yang berderai air mata itu menoleh. "Waalaikumsalam. Maaf kalian siapa?"tanyanya yang baru saja melihat wajah-wajah mereka semua.

"Perkenalkan saya Wira dan ini istri saya, ini anak saya, ini mantu saya, dan mereka teman-teman anak saya."Wira mulai memperkenalkan mereka satu persatu.

"Ada yang mau saya bicarakan sebentar. Apa ibu punya waktu?"tanya Wira sesopan mungkin.

"Punya. Silahkan masuk."

Mereka masuk ke dalam yang ternyata banyak orang sedang nyelawat. Jenazah Langit sudah di kebumikan barusan. Mereka mengobrol di ruang tengah yang tak terdapat satupun orang.

CHERYL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang