JANGAN LUPAA!
☆ ✉ ⎙ㅤ ⌲
ˡⁱᵏᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ•••
Semua anggota sudah berkumpul di markas untuk penyerangan kali ini. Cheryl menurunkan seluruh anggota dari ketiga geng terkuat.
Ini adalah penyerangan besar-besaran yang akan mempertaruhkan banyaknya nyawa.
"Cheryl mau kemana kamu?!"
Cheryl melengos pergi mengabaikan pertanyaan sang ayah. Cheryl sudah tahu jika Wira akan melarangnya pergi jika ia bilang yang sebenarnya.
"Cheryl mau ke rumah Muti."Cheryl tak mau mengambil tindakan jauh. Lebih baik ia menjawab di banding Wira semakin curiga.
"Kamu tidak boleh pergi malam ini. Ganti pakaianmu ke atas, akan ada tamu nanti."
Cheryl memutar bola matanya malas. Hembusan nafasnya terdengar berat. "Tamu siapa sih?! Masa malam-malam ada yang mau bertamu?"
"Cheryl cuma pergi sebentar kok Yah."
"Tetap tidak bisa! Balik lagi ke kamar dan ganti pakaianmu!"kekeh Wira dengan tegas.
Bahu Cheryl merosot. Jika ia tidak datang langsung ke tempat pertempuran, maka siapa yang akan menjadi pemandonya? Apakah mereka bisa tanpa dirinya?
Lebih baik ia mengandalkan Aldo untuk mengantikan dirinya sementara.
Siapapun nanti tamunya, Cheryl berharap agar tamu itu mendapatkan musibah!
••••
"BUNDA?!"
Terkejut dan senang. Itu dua perasaan yang Cheryl kini hadapi. Di hadapannya ada seorang wanita cantik yang parasnya sangat mirip sekali dengannya.
Memakai baju gamis dan hijab yang membuatnya semakin terlihat muslimah.
Cheryl memeluk bundanya. "Bunda kenapa gak bilang sama Cheryl kalo bunda udah pulang?"tanyanya sedikit kesal.
"Biar suprise. Udah nanti aja kangen-kangenannya, sekarang kamu ganti pakaian. Bajunya udah Bunda siapin di kamar."
Kening Cheryl berkerut. Wajahnya semakin menunjukan ekspresi bingung.
"Tamu siapa sih, Bun? Kenapa Cheryl harus ganti baju segala? Se-spesial apa sih?"
Yula hanya tersenyum. Ia memegang kedua bahu anak gadisnya. "Udah, sana ganti aja. Bunda tunggu di bawah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [END]
Teen FictionNOTE : ALUR CHERYL 1 DAN CHERYL 2 BERBEDA-! Cover by pinterest. ••• Cinta itu emang butuh perjuangan. Bukan cuma omong kosong yang bilangnya berjuang tapi cuma main handphone sambil rebahan. Berawal dari rival hingga terje...