Hari ini adalah hari yang sudah di tunggu-tunggu sama banyak orang. Adapula sebagian yang mengangap bahwa hari ini adalah hari kesialan.
Seorang gadis masih duduk di meja rias dengan memakai gaun putih pernikahan, dan makeup tipis di wajahnya.
Gadis itu memejamkan mata sekian kalinya. Jantungnya tak bisa di kondisikan, karna berdebar sangat kencang.
Hari perhari sudah di lewatkan. Ini keputusan yang sudah di ambil walau sangat berat tentunya.
Hari ini pernikahan Cheryl dan Derren.
Tempat ijab kabulnya berada di kediaman milik Wira.
Tamu-tamu sudah pada datang untuk menjadi saksi di akad nikah mereka.
"Cheryl ayok kita keluar."Muti menghampiri dengan pakaian yang rapih dan sangat cantik.
"Gue deg-degan banget, Mut."
"Kalo lo gak deg-degan ya mati dong?"
Muti masih sempet-sempetnya bercanda.
"Gue serius. Gue mau disini aja, gak mau keluar."
Muti melototkan matanya. "Bego! Tamu-tamu udah pada datang, ayok keluar!"
Muti memegang tangan Cheryl lalu menariknya pelan.
Cheryl merengek tak mau keluar seakan-akan jika keluar akan menjadi bencana besar.
"Gak mau Mut!!!"rengeknya memegang knop pintu saat mereka sudah keluar dari kamar.
"Ayok!"
Muti membawa Cheryl ke bawah dengan paksa. Walaupun berat, tapi ia harus berusaha sekuat tenaga.
Para tamu undangan dan keluarga besar hanya bisa menahan tawa lalu mengelengkan kepala.
Muti terlihat seperti itu yang sedang membawa anaknya secara paksa karna merengek ingin membeli es krim.
Muti mendudukan Cheryl di sebelah Derren setelah itu ia kembali menghampiri Reza yang sudah tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"Apakah sudah siap?"
"Tunggu!"Cheryl menyahut. Matanya menelusuri berbagai sudut. Tapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Aldo. Apakah Aldo tidak datang? Padahal ia sudah mengasihtaukan Aldo bahwa akad nikahnya hari ini dan Cheryl sudah menyuruh Aldo untuk datang. Tapi sampai sekarang Aldo masih belum datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERYL [END]
Teen FictionNOTE : ALUR CHERYL 1 DAN CHERYL 2 BERBEDA-! Cover by pinterest. ••• Cinta itu emang butuh perjuangan. Bukan cuma omong kosong yang bilangnya berjuang tapi cuma main handphone sambil rebahan. Berawal dari rival hingga terje...