9. | Kejahilan.

3.5K 519 101
                                    

JANGAN LUPAA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPAA!

☆        ✉           ⎙ㅤ     ⌲
ˡⁱᵏᵉ  ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ    ˢʰᵃʳᵉ

🃏

"Disini ada dua korban. Keduanya sama-sama kehilangan. Dan yang lebih parahnya, Derren kehilangan dua orang yang sama-sama berarti di kehidupannya."

"Kalo di pikir-pikir, dia kasian juga. Apalagi pas denger kalo adeknya juga meningal karna di bunuh orang, dan Ayahnya pergi ningalin dia dan bundanya berdua."

Cheryl benar-benar merasa kasian. Ia tidak menyangka bahwa laki-laki itu menyembunyikan luka yang sangat besar.

"Kayaknya gue harus ketemu dia."

Cheryl berjalan menelurusi lorong-lorong sekolah.

Di markas tidak ada, lalu kemana Derren pergi?

Cheryl harus mencari ke kelasnya. Siapa tahu Derren berada di sana walau sangat mustahil rasanya.

Langkah kakinya terhenti kala melihat sosok laki-laki yang di carinya. Dari luar jendela terlihat Derren sedang melamun. Wajahnya nampak bersedih dengan air mata yang mengalir.

Terlihat kelasnya sangat sepi, jadi tidak ada yang melihat.

Cheryl melanjutkan jalannnya kembali masuk ke dalam kelas untuk menemui Derren dan mengajaknya berbicara.

Derren masih belum menyadari kehadirannya.

Saat pundaknya di tepuk, Derren terkejut melihat kedatangan Cheryl yang secara tiba-tiba.

Derren tersadar jika dirinya menangis. Dengan terburu-buru lengan kekarnya menghapus air mata yang berada di kedua pipinya.

"Lo ngapain disini?"

Derren sedikit malu karna ketahuan menangis.

"Lo kalo mau cerita, cerita ke gue aja."

"Dan gue mau meluruskan, kalo dalang dari kasus pembunuhan abang lo kayaknya bukan abang gue."

Derren mengalihkan wajahnya ke luar jendela.

"Kalo bukan dia terus siapa lagi? Cuma dia yang punya dendam sama gue."

"Tapi belum tentu dia dalangnya. Lo emang punya bukti yang kuat buat nunjukin kalo dia dalangnya?"

CHERYL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang