5. | Keributan.

4.6K 671 158
                                    

JANGAN LUPAA!

☆        ✉           ⎙ㅤ     ⌲
ˡⁱᵏᵉ  ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ    ˢʰᵃʳᵉ

🃏

"Mana abang lo?"

"Lo buta apa begimana? Abang gue ada di depan mata lo."

Sekarang istirahat pertama. Wajar saja jika banyak murid-murid yang pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Cheryl menatap laki-laki yang kini berada di hadapannya. "Lo Arga?" Cheryl bertanya dengan wajah yang tak percaya.

Arga tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya yang sudah ada sejak kecil. "Yes. Lo apa kabar?"

"Baik! Wah lo tambah ganteng ya, sampe-sampe gue sendiri aja gak ngenalin."

Arga tertawa salting. "Lo juga tambah cantik."

Cheryl membalas hanya dengan senyuman.

"Eh sorry gue gak bisa lama-lama. Soalnya gue ada rapat Osis bentar lagi."

"Yaudah, makasih atas waktunya kak."

Meski singkat pertemuannya, tapi ini pertemuan luar biasa baginya. Arga sama Cheryl memang dekat sejak dulu sebelum pindah rumah.

Setelah Arga pergi, mereka berdua mengambil tempat duduk di ujung kantin dekat markas sambil memesan makanan dan minuman. Sesekali Cheryl mengawasi gerak-gerik para anggotanya.

Untuk saat ini, geng nya tenang-tenang saja karna tidak ada yang mengangu. Biasanya, selalu saja ada pengangu yang membuat waktu santainya berkurang.

"Abang lo Ketos?"

"Iye dia Ketos."

"Sekolahan ini unik ya. Arga ketos, adiknya pentolan, sahabatnya ketua geng."

Benar-benar perpaduan yang sempurna.

"Tapi pernah gak sih Derren sama anggotanya itu kena hukum sama Arga?"

Muti meminum terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Cheryl. "Pernah. Mau bagaimana pun, Arga harus tetap profesional. Dia gak pernah mandang siapapun. Yang salah akan tetap kena hukum walaupun itu sahabatnya sendiri."

"Lo juga pernah?"

Cheryl memakan mie ayamnya sembari menungu jawaban dari Muti.

"Pernah. Tapi yang ngerjain hukuman gue itu Reza."

Cheryl tersedak. Ia meminum air putih di sampingnya dengan tergesa-gesa.

"Gimana maksudnya?"

Muti melahap baksonya. "Dia katanya mau ngelakuin apapun buat gue. Yaudah gue suruh aja dia ngerjain hukuman gue."Jujurnya dengan mulut yang masih mengunyah.

Cheryl menatap sahabatnya tak heran. "Parah lo, pacar sendiri di jadiin babu."

"Masih mending. Dari pada dia gue jadiin pelampiasan?"

CHERYL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang