6. | Minta pertolongan.

3.8K 633 202
                                    

JANGAN LUPAA!

☆        ✉           ⎙ㅤ     ⌲
ˡⁱᵏᵉ  ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ    ˢʰᵃʳᵉ

🃏

"Abang sini dulu bentar."

Akhir-akhir ini Aldo sering pulang ke rumah. Biasanya ia jarang sekali pulang atau bahkan bisa tiga bulan sekali untuk pulang. Ia seperti anak tak ter-urus yang tak tahu arah pulang.

"Iya ayah?"Aldo menghampiri Ayahnya yang sedang duduk bersama Cheryl di sofa ruang tengah.

"Mulai besok abang akan ayah pindahkan ke sekolahan adek."

"Abang gak mau, ayah."

"Ayah tidak terima pembantahan."

Aldo menghela nafas gusar. Wira memang tidak suka di bantah perkataannya. Semua permintaannya harus di turuti, mau tak mau, suka tak suka.

"Tapi Yah, di sekolahan adek itu ada musuh abang."

Wira mengangkat kedua bahunya. "Terus masalahnya dimana?"

"Abang males berdebat."

Wira mencibir. "Males apa takut? Ayah tidak punya anak lemah kayak kamu, Bang."

Aldo terperanjat kaget. Wira sekalinya nyindir suka nyelekit sampe ke usus.

"Tenang bang, nanti gue yang bakal lindungi lo."Sahut Cheryl mulai ikut bergabung dalam pembicaraan.

Wira terbahak. "Ayah jadi bingung, yang mana kakak yang mana adik. Masa adek yang jagain abang? Dimana harga dirimu, Aldo?"

Aldo harus sabar. Meski perasaannya sudah dongkol ingin menabok mulut Wira yang lemes itu.

"Ayah bisa gak sih kalo ngomong itu gak usah kayak gitu? Ayah pikir abang gak punya perasaan?"

Wira menutup mulutnya. "Pftt, baperan."

Aldo memejamkan matanya. Meredamkan emosinya.

Cheryl hanya bisa tertawa dalam hati melihat abangnya tersiksa.

Aldo sering kena siksaan. Siksaan bukan dari fisik, melainkan dari lisan.

Ini salah satu alesan, Aldo jarang pulang. Sekalinya pulang, sudah di sembur dengan kata-kata pedas selangit.

"Mending abang tadi gak pulang aja."Cueknya merasa nyesal.

Wira membalas. "Yaudah. Jadi gelandangan sekalian."

•••

"Dek."

Cheryl menutup pintu kulkas setelah mengambil air putih dingin. Menuangkannya ke gelas dan meneguknya sampai habis.

Lalu, ia menatap abangnya menungu abangnya melanjutkan perkatannya kembali.

"Mau ikut?"

"Kemana?"

"Ke markas Vonick. Lo kan udah lama gak pernah kesana. Anak-anak pada kangen katanya sama lo."

CHERYL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang