Epilog.

4.7K 429 76
                                    

Hello everyone!🥰
Welcome back to this story.
Ada yang kangen?
Bener kok ini epilog. Beneran mau end.
But, there's something awesome on down bellow.
So, baca sampe abis ya!
Vote comment nya jangan lupa!
Pencet bintangnya, gak bikin sakit jari kok☺️
Enjoy!✨

.
.
.
.
.
.
.
.

Shanghai, 24 September.

Pagi ini, tepatnya pukul 9:40, 20 menit sebelum acara di mulai. Rani sedang mengamati dirinya sendiri, didepan kaca full body yang ada di ruangan ini.

Tersenyum lebar pastinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tersenyum lebar pastinya. Tak lupa Ia berterima kasih pada para penata riasnya sebelum mereka beranjak keluar ruangan.

Mereka pamit pergi, bertepatan dengan datangnya Mama Rike juga Mami nya Chenle, menghampiri Rani.

"Dek cantik banget." Puji Mama Rike.

"Tau gini Mami dulu gak jodohin Chenle deh. Gak Mami tahan disini sampe kalian lost contact hampir 4 tahun." Keluh Mami Chenle.

Memang saat pertama kali Mami Chenle bertemu dengan Rani, beliau sungguh menyesal karna telah membuat gadis dihadapannya ini berpisah cukup lama dengan putra nya.

Karna Mami Chenle berpikir bahwa putra semata wayangnya itu hanya menghindar dari upaya perjodohannya, dengan mengaku jika sudah memiliki pacar.

Yang mana jadilah keduanya membuat perjanjian. Yaitu Chenle harus menjadi orang nomor satu di China selama satu tahun, dan Mami nya akan berhenti mencoba menjodohkannya.

Dan kalian sudah jelas tau bukan bagaimana akhirnya? Ya, Chenle berhasil mewujudkan hal itu, dan terbebas dari segala bentuk perjodohan konyol Mami nya.

Ditengah perbincangan ketiga wanita ini, pintu ruangan itu terbuka. Menampilkan dua pria paruh baya yang memasuki ruangan sembari mengobrol.

"Udah jangan kelamaan, nanti Doy ngambek." Kata Papa Daniel pada Mama Rike yang sekarang tengah dirangkul olehnya.

"Lah emang kak Doy ngapain?"

"Nahan calon suami kamu lah. Daritadi ngedumel mulu mau nengokin kamu." Jawab Papa Daniel.

"Sabar yaa mantu cantik, emang suami kamu tuh ambekan banget. Kaya Mami nya." Sahut Papi Chenle yang setelahnya mendapat pukulan di lengan nya.

"Udah lah males aku sama kamu. Gak usah pulang nanti!" Omel Mami Chenle seraya menarik tangan Mama Rike, mengajaknya pergi.

"Pantes anaknya ambekan, Mami nya juga ya ternyata." Kata Papa Daniel begitu dua wanita itu telah hilang dibalik pintu.

"Kan udah gue bilang." Sahut Papi Chenle bangga.

Dah lah absurd banget nih para bapak.

"Papi mau tidur dimana nanti malem? Kan gak boleh pulang." Kata Rani.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang