Dua puluh empat.

5.5K 785 56
                                    

Hai!
Sesuai janji yaa, tembus 200 vote bakal update!🌈
Ok habis ini harus tembus berapa vote yaa..?Enjoy!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.
.
.

Rani ikut berdiri dihadapan Chenle.

Mengambil mawar yang Ia pegang dan meletakannya di meja.

Menatap lelaki dihadapannya, lalu mendekapkan kedua tangannya di dada.

"Can I say no?" Tanya Rani menahan senyumnya.

Chenle mengerang lalu menggeleng.

"No, you can't."

Setelahnya, Ia menarik gadis didepannya itu kedalam pelukannya.

"Isn't fair." Kata Rani didalam pelukan Chenle.

Chenle tertawa ringan. Mengusap pelan punggungnya, mengecup puncak kepala Rani.

"I don't care, just be mine." Bisiknya.

Terdengar suara tertawa kecil Rani yang wajahnya terkubur di dada Chenle.

"I'm yours."

.
.
.
.
.

"Kok bisa bikin gini sih?" Tanya Rani sambil melihat ke segala hal yang ada disekitarnya.

Keduanya tengah menikmati dessert, jadi ya sambil ngobrol santai gitu.

"Bisa dong. Kan dibilang bakal surprise." Jawab Chenle.

Rani mengangguk - angguk. "Nyiapin dari kapan?"

Chenle tertawa sesaat sebelum menjawab.

"Jangan kaget ya tapi." Katanya.

Rani hanya mengangguk, Ia tidak sabar menunggu jawaban Chenle.

"Tadi pas aku bilang mau kerkom sama Jisung. Aku nyiapin ini deh." Jelasnya.

"Nyiapin sama Jisung?" Tanya Rani.

"Sendiri dong."

"Suka gak?"

Rani mengangguk antusias. "Banget!"

"Curiga gak sih tadi?" Tanya Chenle.

"Engga. Aku kira kamu mau surprisein ular baru gitu." Jawab Rani.

Chenle tertawa. Ada aja Rani emang.

By the way, asal kalian tau nih ya. Fizzle ada bersama mereka. Melingkar dibantalannya dengan menatap dua manusia itu.

"Gak lah. Fizzle cemburuan, gak mungkin aku beli ular baru." Sahut Chenle.

Rani tertawa menanggapi perkataan Chenle barusan.

Memang benar jika ular phyton nya itu cemburuan.

Ingat kan pas Rani bilang mau pelihara kelinci gimana? Haha.

"Le, kepinggir situ yuk." Ajak Rani yang dibalas anggukan Chenle.

Kini keduanya berdiri didekat pembatas. Menatap sekitar yang mana hanya ada kegelapan.

"Masa aku bayangin kalo ada vampire gitu di hutan sana." Kata Rani.

Chenle tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Jangan aneh aneh deh."

"Hih sapa tau kann!" Sahut Rani.

"Atau jangan jangan kamu vampire Le?! Yang nyamar terus bakal gigit leher aku, hihhhh!"

Chenle tertawa sesaat lalu menyeringai menatap Rani.

"Kalo aku ninggalin bekas ungu ungu, bukan bekas gigitan."

Satu

Dua

Tiga

Kalian tau kan apa yang bakal terjadi selanjutnya?

Sudah jelas.

Rani mukulin Chenle:)

"Dasar gila!"

Chenle tertawa ngakak.

Menarik gadis itu kedalam pelukannya.

Yang tentu dibalas oleh Rani.

"I love you. More than anything." Bisik Chenle.

"I love you, more than you love me."

"No. I love you more more more more than you love me."

Rani tertawa pelan di dada Chenle.
"Thank you for loving me."

Chenle mengecup lama puncak kepala Rani lalu memperat pelukannya.

"My pleasure."

.
.
.
.
.
.
.
.
-tbc-

Tuh diterima ya.
Makasih dah nungguin!
Makasih udah vote!
Tembus 250 votes bakal double update!
See you yeorobun!❤️

Jakarta, 11 July 2020.
With love, Rf🐬❤️

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang