Lima.

7.8K 1K 59
                                    

Last for today.
See u again, maybe tomorrow!👌🏻
Enjoy!✨

.
.
.
.
.
.

"Lo di jemput Jisung?" Tanya Rani.

Saat ini Ia dan Lala sudah berada dirumah Rani.

Pukul 8 malam.

"Iya nih, dia minta temenin ke off white njir. Balik lagi gue ke Mall." Keluhnya.

Rani tertawa pelan.

"Gitu juga lo sayang anjir." Ledek Rani.

"Lo gak ada niatan balik sama Chenle gitu?" Goda Lala.

Rani mendelik. "Apaan sih Chenle lagi." Gerutunya kesal.

Lala tertawa ngakak.

"Dia sayang lo tau, Ran." Jelas Lala.

Rani berdecih malas. "Dia aja lebih milih Vena ya daripada gue." Katanya pelan.

Lala yang tau persis apa yang terjadi sebenarnya hanya tersenyum geli.

Jelas Lala tau, karna Jisung sahabat Chenle. Chenle juga tidak enggan bercerita pada Lala sewaktu Lala bersama Jisung.

"Emang lo udah dengerin penjelasan dia, Ran?" Tanya Lala.

"Apalagi yang harus dijelasin coba." Sahutnya.

"Gue lagi mikir cara buat mutusin Felix." Sambung Rani.

Lala mengangguk paham.

.
.
.
.

Rani sedang menatap kesal sosok lelaki yang tengah asyik bermain game dengan ponselnya. Yang mana sesekali mencomot dimsum yang berada didepannya itu.

Lelaki itu, Chenle.

Dia datang bersama Jisung tadi. Namun dia memaksa untuk tinggal dirumah Rani terlebih dahulu, dengan alasan menghabiskan dimsumnya.

"Buruan abisin, terus pulang." Kata Rani yang tengah berdiri didepan Chenle dengan kedua tangan yang berada dipinggangnya.

Mengingat sekarang hampir jam setengah sepuluh malam.

Chenle menoleh sesaat lalu tersenyum, setelahnya kembali fokus dengan game di handphone nya.

"Lo sengaja ya lama lamain disini?!" Selidik Rani.

Chenle hanya membalas ucapan Rani dengan mengedikkan bahu nya.

'Dasar menyebalkan.' Pikir Rani.

Merasa omelannya sia - sia, akhirnya Rani pasrah. Memilih duduk di sofa dan fokus dengan handphone nya.

Keduanya sama sama sibuk dengan dunianya sendiri.

Hingga Chenle selesai dengan gamenya, Ia menatap kearah Rani.

Dan mendapati gadis itu tertidur dalam keadaan duduk, dengan handphone yang masih tergenggam ditangannya.

Chenle tersenyum, seraya bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Rani.

'God! Why you're so damn cute.' Batin Chenle menatap Rani yang tidur tenang dengan wajah polosnya.

Perlahan Chenle mengangkat Rani dengan perlahan dan lembut.

Menggendong gadis itu dan membawa kekamarnya.

Setelah meletakan Rani diranjangnya, Chenle tidak langsung pergi.

Menatap sesaat gadis didepannya, mengelus pelan kepalanya lalu mendekat dan berbisik..

"Sleep well, I love you."

.
.
.
.
.
.
-tbc-

Jakarta, 01 July 2020.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang