Hai!🌈 Ketemu lagi kita, asek!🤧 Enjoy yaa✨ Boleh dipencet dulu bintangnya, timaaci❤️ Happy reading.💕 Gak boleh oleng ke Chenle🙂
. . . . . . . .
Sabtu pukul 5 sore, Rani lagi duduk santai di sofa yang berada di kamarnya, sembari membaca novel dengan tenang.
Chenle? Lagi mandi. Mangkanya Rani gak keganggu bacanya.
Hingga terdengar suara pintu terbuka yang membuat fokus Rani seketika teralih.
Chenle yang baru keluar kamar mandi dengan handuk yang berada di kepalanya.
"Kamu kancingin baju gimana sih Le?" Tanya Rani yang masih duduk di sofa.
Sedangkan Chenle menatap sekilas kearah baju nya lalu tertawa pelan. Setelahnya Ia berjalan kearah Rani dan berdiri didepannya.
"Kancingin dong sayang."
Akhirnya Rani berdiri dihadapan Chenle.
"Kancingin piyama apa gak bener kamu tuh." Kata Rani setengah gemas lalu mengancingkan baju Chenle.
Chenle cuma diam, ngeliatin cewek didepannya itu, yang jelas lebih pendek darinya.
Setelah selesai, Rani mendongak menatap Chenle.
"Lucu juga kaya gini, sering sering ah." Kata Chenle
Rani mengangkat sebelah alisnya, "apa lucu nya coba?".
Setelahnya, Chenle menarik kedua pipi pacarnya itu. "Gemes banget sihh!" Serunya.
"Ishh bukannya dijawab!" Sahut Rani kesal. Cemberut, lalu membalikkan badannya, berdiri membelakangi Chenle dengan kedua tangan yang terlipat di dadanya.
Chenle melihatnya hanya tertawa pelan.
Namun, bukannya membalikkan badan gadisnya itu, Ia malah tergerak berpindah posisi, berdiri di hadapan Rani, lalu menangkup pipinya.
"Lucu sayang, kaya suami istri gitu."
"Ishh apa banget!" Sungut Rani seraya bergerak menjauhi Chenle, berjalan menuju kasur dan mendudukkan dirinya disana, tak lupa dengan membawa novelnya.
Chenle tertawa, menghampiri Rani dan siap buat nemplokin pacarnya itu.
"Gak usah deket deket!" Kata Rani galak.
"Ih kok gitu?!" Sahut Chenle tidak terima.
"Gak, udah diem aja disitu!" Kata Rani lagi.
Chenle menghela napas pasrah.
Akhirnya mereka duduk di kasur dan berjarak. Walaupun tidak lebih dari 20cm.
. . . .
"Leee!" Seru Rani untuk yang keempat kalinya.
Jadi sekarang udah jam 7.30 malam.
Daritadi keduanya sibuk sendiri. Rani baca novel, Chenle main game.
Tapi karna Rani bosen akhirnya dia manggilin Chenle mulu daritadi. Sedangkan cowok itu malah gak ngerespon sama sekali dan tetap fokus dengan game yang Ia mainkan.
"Ih jangan diem." Rengek Rani.
Mereka masih duduk berjarak sih.
"Tadi kamu ya yang nyuruh aku diem." Sahut Chenle tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Ihh aku bosenn." Rengeknya lagi.
Yaa gak heran sih, Rani udah selesai baca novel yang hampir 400 halaman.
"Leee!" Seru Rani.
"Bentar aku masih main."
Akhirnya Rani diam menatap Chenle dengan cemberut. Masih berjarak.
Kira kira gini deh ekspresi Rani saat ini..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chenle melirik Rani sekilas, dan mendapati gadis itu cemberut juga melamun. Setelahnya Ia tersenyum kecil.
Chenle bergerak pelan mendekati Rani. Dan berada disebelahnya sekarang.
Ia meletakkan asal ponselnya lalu menarik gadis itu agar duduk dipangkuannya dengan memeluk pinggang gadis itu.
Dan benar saja, Rani tersentak kaget.
"Kenapa hm?" Tanya Chenle.
Bahkan Ia tidak peduli dengan game nya padahal masih berlangsung.
"Bosen, kamu juga nyebelin." Jawab Rani dengan nada yang lucu, layaknya anak kecil merajuk.
Chenle kembali tersenyum, lalu mengecup sebelah pipi Rani.
"Maaf ya. Sini aku peluk sambil main." Kata Chenle lembut.
Akhirnya Rani mengangguk dan mendekatkan diri nya pada Chenle, juga menyandarkan kepala nya pada dada lelaki itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelahnya Chenle kembali bermain game nya.
"Jangan cemberut lagi, nanti aku cium loh." Kata Chenle.
