Dua puluh enam.

5.5K 696 79
                                    

Selamat siang!🌈
Apa kabar? Aku rindu><
Enjoy!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.
.
.

Makin hari Chenle dan Rani semakin uwu.

Cukup membuat banyak penumpang kapal mereka menjerit gemas kala melihat keduanya.

Seperti sekarang ditengah jam istirahat kedua, mereka tengah bermain basket dilapangan indoor sekolahnya.

Main berdua.

Lala sama Jisung ada disana, nontonin sahabatnya itu.

Lapangan indoor yang tadinya hanya berisikan mereka berempat seketika ramai kala salah seorang murid heboh di luar sana. Bener bener deh.

Padahal Rani sama Chenle main rebutan + masukin bola ke ring aja.

Karna semakin ramai, Jisung yang iseng pun bikin sebuah taruhan buat Rani dan Chenle.

Jiwa kompornya bersama Lala pun muncul.

"Kita mau bikin taruhan, kira kira yang kalah ngapain nih guys?" Tanya Lala pada penonton.

'Cium aja cium!'

'Bego kan ini disekolah!'

'KALO KAK RANI KALAH, KAK CHENLE BUAT AKU AJA!' Jerit salah seorang.

'WUUUU!!'

'Kak Chenle juga belum tentu mau sama lo!'

Yaa mereka ribut sendiri malahan.

Lala sama Jisung cuma geleng gelengin kepala.

Sedangkan Rani sama Chenle asik sendiri kejar kejaran, dasar.

"Gini aja. Kalo Chenle kalah, dia harus gendong Rani muterin lapangan 10x!" Seru Lala.

Penonton setuju.

"Kalo Rani kalah.."

"Kalo Rani kalah harus cium gue 5x!" Seru Chenle.

Rani mendelik menatap Chenle lalu memukul lengannya. "Gak mau!"

'Setuju!'

'AYO KAK CHENLE HARUS MENANG!'

'CHENLE! CHENLE! CHENLE!'

Sebagian besar mendukung Chenle.

"Udah lah lakukan. Semangatt!" Seru Jisung.

"Gue team lo Ran tenang aja." Seru Lala.

Akhirnya Rani pasrah.

Pertandingan di mulai!

Siapa yang menang hayo?

.
.

"Ayo baru enam loh!" Seru Lala.

Jadi Chenle yang kalah. Dan dia beneran gendong Rani, tapi dibelakang.

"Ayo ayoo jalann!" Kata Rani dengan tangan kiri mengalungi leher Chenle sedangkan tangan kanannya mukulin pundak Chenle.

"Ran kalo aku encok tar pijitin yaa dirumah." Kata Chenle dengan nada yang dibuat buat, memelas gitu.

Rani tertawa pelan, lalu mengecup pipi kanan Chenle.

"Biar semangat." Katanya.

"Harusnya cium bibirnya baru semangat!" Seru Chenle.

"Mau dipukul?" Sahut Rani.

Chenle tertawa ngakak.

Selesai sudah sepuluh kali putaran menggendong Rani.

Kini disana hanya tersisa mereka berempat. Setelah Jisung membubarkan supporter tadi.

Chenle terkapar dilapangan dengan kepalanya yang berada di pangkuan Rani.

"Nanti dirumah pijitin fix." Seru Chenle.

"Betah banget Le dirumah Rani." Kata Lala.

"Awas kelepasan." Peringat Jisung.

Chenle bangkit lalu duduk. "Orang cuddling doang sama cium cium lah, biasa."

"Rumah gue berasa penangkaran lumba lumba." Sahut Rani.

Chenle menarik keras sebelah pipi Rani, hingga membuatnya memerah.

"Untung disekolah, coba dirumah abis kamu sama aku."

.
.
.
.

"Le udah jangan nyosor mulu ihhh!" Rengek Rani yang berusaha menjauhkan dirinya dari Chenle.

Mereka udah dirumah. Dan bener aja Chenle daritadi nemplokin Rani terus.

"Biarin lah, aku suka." Sahut Chenle sambil melukin Rani terus.

"Ya tapi ganggu aku nugas ih!" Tungkas Rani.

Chenle gak ngubris sama sekali. Masih dengan melukin Rani dari belakang dengan kepala nya yang ngusel di pundak dan leher Rani.

Akhirnya Rani diam, membiarkannya.

Chenle yang merasa diabaikan kesal, hingga akhirnya Ia mendapat satu ide.

Perlahan Ia meniup niup leher Rani, lalu mengecupi nya banyak banyak.

"Le.. geli ihh." Rengek Rani.

Chenle tertawa lalu mengecup singkat pipi Rani.

"Iseng banget hmm." Kata Rani sembari menepuk nepuk pipi Chenle.

Kini keduanya berhadapan, masih dengan Chenle yang memeluk Rani.

Chenle be like:

"Dasar bayi!" Ledek Rani lalu tertawa pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar bayi!" Ledek Rani lalu tertawa pelan.

"Mana ada bayi?!" Sahut Chenle kesal.

Rani tertawa, karna memang reaksi Chenle sangat yaa.. menggemaskan.

Chenle menatap gadis didepannya itu kesal, namun sirna setelah Ia mendapat sebuah ide lagi. Ia menyeringai, membuat Rani menatapnya penuh curiga.

"Apa?" Tanya Rani penuh selidik.

"Itu bibirnya, mau aku bikin bengkak gak?"

.
.
.
.
.
.
.
.
-tbc-

Sabar, part uwu nya banyak kok><
See you on the next part❤️

Jakarta, 16 July 2020.
With love, Rf🐬

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang