Empat Puluh Dua.

3.2K 440 81
                                    

Malam.
Ada yang masih bangun?wkwkwk.
Cuma mau bilang kalo Rf🐬 kangen update🙂🤣
Enjoy ya!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.
.
.

Angin laut lepas benar menenangkan. Deruan ombak yang menabrak tebing juga menjadi hal menenangkan bagi Rani.

Gadis itu menatap laut dalam diam.

Merasa dejavu terhadap kejadian beberapa tahun lalu.

Yang membuatnya juga mengingat kembali kejadian yang sangat Ia benci.

Kejadian yang menghancurkan hati dan harapan dari dua orang yang..

'Papa juga sama sakitnya sayang. Tapi tolong.. jangan pergi dari Papa. Karna cuma kamu.. yang Papa punya sekarang.'

Rani menghela napas kasar.

Kejadian diluar kendali yang Ia lakukan dulu membuat Papa nya sangat takut.

Dan tentu Rani tau apa alasannya.

Karna sekarang, yang bertahan hanya mereka berdua. Dan harus saling menjaga satu sama lain.

Rani menegang besi pembatas tebing itu.

Melihat kebawah, menyelami kembali pikirannya.

'Boleh kah aku melakukannya lagi? Aku menyukainya Papa!' Kata Rani riang.

Sang Papa tersenyum sembari mengusap puncak kepala anak perempuannya itu.

'Boleh, karna kamu telah mempelajarinya. Ayo lakukan bersama!'

Desember disini selalu memiliki cerita yang sama, setelah kejadian itu.

Kita kembali berdiri dan mencoba untuk lepas.

Terkadang ikhlas memang lebih baik bukan? Daripada harus memaksakan diri dengan berharap pada hal yang sangat tidak pasti ujungnya.

Itu yang Rani dan Papa nya lakukan.

'Papa tau, Papa belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu Ran. Mengingat dulu Papa selalu kerja dan cuma bisa nemuin kamu seminggu sekali.'

'Dan itu gak ada salahnya Pa.. daripada Ia yang selalu ada dalam satu rumah sama Rani.. tapi gak pernah bisa Rani sentuh.' Batin Rani.

Realita menarik pikirannya kembali.

Harus kah Ia melakukannya kali ini? Tapi Ia harus berkata pada Papa nya.

Karna memang ini satu rutinitas mereka di tiap bulan desember, ditempat yang sama pula.

"Aku tunggu Papa. Kita akan melakukannya bersama lagi tahun ini. Harus." Kata Rani sendiri, sembari tersenyum menatap langit didepannya.

.
.
.
.

"Rani sama Chenle lagi berantem apa gimana sih?" Kata Nika.

"Kayaknya sih.. soalnya Jeno bilang tumben banget semalem Chenle ikutan main ps sampe malem banget. Bisa aja kan biar Rani tidur dulu baru dia masuk kamar." Jawab Roma.

"Pantesan gak ada uwu uwuan dari semalem." Sahut Darda.

"Sekarang Rani nya mana?" Tanya Septi.

Jadi saat ini mereka ada di gazebo taman kanan, dirumah Rani.

Iya bener, rumah Rani.

Mereka masih di Malang kok.

Jadi kemaren sore mereka check out dari villa, dan pindah ke rumah Rani.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang