Empat puluh delapan.

2.4K 340 214
                                    

Aloo!
Mampus Rf up tiba tiba🤣
Part ini di dedikasikan untuk teman saya yg mau uts gaes🤧 Semangat kamu seyengkuu❤️
Enjoy ya!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang Rani dan Chenle telah tiba di hotel milik Papa Rani.

Mereka berada di lift, menuju lantai 22 yang mana itu lah restoran yang di maksud Papa Rani.

"Kamu ngapain sih Le?" Tanya Rani yang melihat Chenle bingung sendiri.

"Hp aku ketinggalan kayanya di mobil."

Bisa bisanya. Udah mana sekarang mereka di lantai 14.

"Yaudah abis ini kamu turun aja, make lift sebelah." Kata Rani.

"Anterin kamu keatas dulu aja."

"Gak usah ih kamu nya jadi bolak balik dong."

"Tapi kamu sendirian nantii."

Gak ngerti deh sama dua bocah ini, ada aja yang diributin.

Untung aja lift isinya cuma mereka berdua.

"Ih gapapa, dikit lagi juga sampe."

Akhirnya Chenle pasrah. Dan turun di lantai 16 untuk pindah ke lift sebelahnya.

Sesampainya di restoran, Rani dengan mudah menemukan meja Papa nya.

Dan Ia mendapati beliau dengan mengobrol dengan client nya.

Bertepatan dengan kedatangan Rani, sang Papa malah izin melarikan diri ke toilet.

Dan jadilah hanya Rani dan client Papa nya yang ada.

Pria itu tersenyum ramah pada Rani, begitu juga sebaliknya.

"Wah Daniel bisa juga ya ngurus anak. Cantik gini, udah gitu sopan lagi." Kata beliau diiringi tawa ringan.

Sejujurnya Rani gugup. Bahkan sangat. Hanya saja Ia bisa mengontrol ekspresi nya dengan baik.

"Kamu kelas berapa sekarang?"

"Kelas dua belas om."

"Ternyata seumuran sama anak saya. Gimana kalo kamu sama anak saya aja?"

"Eh..?"

"Saya punya anak laki, seumuran sama kamu. Nanti saya kenalin deh sama dia."

Rani hanya mengedip ngedipkan matanya, speechless.

"Mm.. maaf om, saya udah punya pacar."

Sedangkan Pria didepannya itu hanya mengangguk singkat.

"Ya putusin lah."

'Anjir..'

"Kalo kamu sama anak saya, pasti terjamin. Apalagi soal keuangan. Kamu mau apa aja juga bisa." Sambung Pria itu yang membuat Rani sedikit kesal.

"Tapi maaf om, saya engga tertarik sama uang. Saya menilai lelaki dari karakter dan sifatnya. Bisa menghargai saya sebagai perempuan atau tidak." Sahut Rani dengan tenang.

"Lagi pula buat apa memiliki kekayaan tapi hati aja engga punya. Mungkin benar dengan uang kita bisa memiliki segala nya, tapi tidak bagi saya." Sambung nya diakhiri senyuman.

"Kamu benar." Sahut Pria didepannya secara langsung.

"Saya jadi ingin tau siapa lelaki beruntung yang saat ini jadi pacar kamu itu." Sambungnya di sertai senyuman.

"Ia datang bersama saya om, mungkin sebentar lagi Ia akan tiba."

Dan benar saja, setelahnya Chenle datang.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang