Dua belas.

6.6K 908 54
                                    

Karna saiya sedang berbahagia.wkwk
Enjoy!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.

"Ran. Bangun, udah sampe." Kata Chenle tepat didepan muka Rani sambil menepuk - nepuk pelan pipi gadis itu.

Namun sayang, gadis itu hanya menggeliat sekaligus bergumam pelan.

"Ngantuk."

Chenle tersenyum tipis melihat tingkah gadis didepannya itu.

"Cape banget pasti." Gumam Chenle.

Akhirnya Chenle memutuskan untuk menggendong Rani, selain gak tega bangunin juga pasti kelamaan mau bangunin.

Menggendong Rani kekamarnya yang berada diatas, bukan hal sulit bagi Chenle. Menurutnya Rani itu ringan.

Dengan tinggi nya yang hanya sebatas pundak Chenle, menjadikan Rani terlihat seperti anak kecil dimata Chenle.

Setelah meletakkan gadis itu di ranjang, Chenle yang ingin mengambil beberapa barang yang tertinggal dimobil terhenti kala merasa ada yang mencengkal tangannya. Sudah pasti itu Rani.

"Jangan pergi." Katanya pelan.

Chenle menggeleng lalu tersenyum. "Mau ambil barang yang ketinggalan di mobil." Pamitnya yang dibalas anggukan oleh Rani.

Sepeninggalan Chenle, Rani tidak kembali tidur. Melainkan menunggu Chenle kembali kekamarnya. Mendudukkan dirinya dan bersandar pada headboard ranjangnya.

"Kok gak tidur lagi?" Tanya Chenle begitu memasuki kamar.

Rani menggeleng singkat. "Mimpi buruk.." Katanya pelan.

Chenle mengangguk paham, berjalan kearah ranjang mendekati gadis itu lalu mengusap pelan puncak kepalanya.

"Ganti baju dulu, abis itu tidur lagi." Katanya.

Rani menurut. Bangkit dari kasur lalu berjalan kearah lemari pakaiannya. Menentukan ingin memakai piyama yang mana, setelahnya berjalan ke kamar mandi.

Begitu Rani hilang dibalik pintu, Chenle juga segera mengganti pakaiannya yang telah Ia persiapkan dari rumahnya. Emang niat nginep gini.

Setelah selesai, Chenle mendudukkan dirinya di sofa seraya bermain ponselnya. Hingga panggilan dari Rani menghentikan aktivitasnya.

"Le, sikat gigi dulu sini."

Chenle menurut, berjalan menuju ke kamar mandi. Begitu tiba, Ia langsung disambut oleh sebuah sikat gigi berwarna biru lengkap dengan odol diatasnya, yang berada di tangan Rani.

Diambilnya sikat gigi tersebut, lalu keduanya melakukan bersama dalam diam. Hanya sesekali saling tatap melalui cermin.

Selesai, kedua nya kembali ke kasur.

"Udah sana lanjut tidur." Kata Chenle yang tiduran menghadap kearah Rani.

"Nanti mimpi buruk lagi.." sahut Rani yang menatap langit langit kamarnya.

Chenle tersenyum sembari mengusap pelan pipi gadis disebelahnya. "Kan ada Lele."

Rani terdiam. Perlahan mengubah posisinya, menghadap pada lelaki yang berada disebelahnya.

Chenle tersenyum lebar, memperlihatkan lubang samar dikedua pipinya.

"Need hugs?" Tanya nya.

Rani terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk.

Tetap dengan senyumnya, Chenle menarik Rani kedalam pelukannya. Menempatkan kepala Rani tepat di dada nya.

Mengusap pelan kepala Rani, memberi ketenangan sekaligus rasa nyaman bagi Rani. Seraya berbisik, "sleep well, I love you."

Rani mendengarnya, lalu memeluk erat lelaki yang saat ini tengah memeluknya.

Dan malam ini, Ia sadar. Bahwa perasaannya masih sama terhadap Chenle, dan bahkan semakin bertambah.

.
.
.
.
.
.
-tbc-

Because I'm happy~ wkwkwk.

Jakarta, 04 July 2020.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang