Dua puluh dua.

5.7K 697 46
                                    

Hai hai haii!🌈
Yeaay publish!😂
Enjoy!✨
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.
.
.
.
.

"Lele tinggal dulu ya, jangan kangen!" Pamit Chenle sambil memegang kedua pundak Rani.

Mereka udah pulang sekolah.

Tadi mampir drive-thru dulu, karna gak mungkin dong Chenle ninggal Rani tapi Rani nya belom terawat.

"Gausah pulang juga gapapa Le." Sahut Rani.

"Hih jahat. Makan jangan lupa. Janji deh nanti malem keluar." Kata Chenle.

Rani mengangguk. "Dah sana."

"Gak mau cium dulu gitu?" Tanya Chenle lalu mempout bibirnya.

"Gak ah males." Sahut Rani mengalihkan pandangannya dari Chenle.

"Oh gitu ya jahat." Kata Chenle.

Setelahnya Ia menyeringai. Menarik Rani agar mendekat.

Rani yang sadar dengan apa yang akan di lakukan Chenle berusaha mundur.

Hingga akhirnya punggung Rani menempel dengan tembok.

Tamat sudah riwayatnya.

Chenle memperlihatkan smirk nya, perlahan mendekatkan wajahnya pada Rani.

Rani yang terpojok berusaha menahan dada Chenle dengan kedua tangannya.

Namun sayang, Chenle berhasil meraih kedua tangan Rani dan menggenggam pergelangannya hanya menggunakan satu tangan.

Oke, Rani benar benar terpojok kali ini.

Perlahan Chenle mendekatkan wajahnya, mengecup singkat bibir gadis didepannya itu yang udah deg - degan setengah mati.

"Dicium gitu doang paniknya sampe kaya gitu." Kata Chenle tepat setelah mencium Rani.

Muka Rani memerah.

"Gemes banget sih." Kata Chenle lalu kembali mengecup bibir Rani.

"IHH UDAH!" Kata Rani kesal. Ia malu!

Chenle tertawa ngakak. Padahal cuma kecupan singkat tapi selalu bikin Rani blushing.

"Udah ya, Lele pergi dulu. Inget makan, nanti malem kita keluar." Pamit Chenle, memeluk sebentar gadis didepannya, mengecup kedua pipinya juga keningnya.

"See you jam 7 malam!"

.
.
.

Rani yang gabut banget akhirnya mutusin buat nonton film di MacBook nya.

Dia tuh suka banget film disney. Pokonya film anak anak gitu deh.

Kaya sekarang aja nih, dia lagi nonton The Secret Life of Pets. Dengan Fizzle yang melingkar ditangan kirinya.

"Fizz coba liat tuh masa snowball lucu banget!" Pekiknya girang sambil arahin kepala Fizzle pada layar MacBook nya.

"Ih jadi pengen punya kelinci.."

"Tapi kalo kamu gedean nanti kamu makan adanya."

"Fizz, Rani pelihara kelinci yaa?"

Sedangkan ular yang melingkar dipergelangan tangannya itu perlahan turun.

"Hih kok ngambek!"

"Iya deh gak jadi. Sayang Fizzle aja."

Random banget kan Rani tuh anaknya. Ular aja diajak ngomong terus.

Tapi Rani selalu beranggapan kalo Fizzle paham apa yang Ia bicarakan, melihat dari reaksi Fizzle tentunya.

"Fizzle jangan ngambek!" Serunya.

Namun sayang, ular itu telah melingkar pada bantalan miliknya. Ia memilih tidur daripada menanggapi Rani.

Rani yang melihatnya hanya bisa berdecih seraya kembali fokus pada film nya.

.
.
.

"Ini udah. Itu udah. Apalagi ya?" Gumam Chenle.

Seorang menepuk pundaknya hingga membuat Chenle menengok.

"Ada lagi yang dibutuhin?" Tanya orang itu.

Chenle tersenyum, "menurut Uncle gimana?"

"It's perfect. Totally."

Chenle tersenyum bangga tentunya. "Big thank you for you, Uncle."

Pria itu tertawa ringan. Menepuk pelan pundak Chenle.

"You do it alone and that's awesome. Good luck boy!"

Chenle mengangguk.

Tersenyum lebar melihat hasil kerjanya.

"Wait for me ya, Ran!"

.
.
.
.
.
.
.
.
-tbc-

Apani kira kira hayoo?><
Have a nice day yeorobun!^^

Jakarta, 8 July 2020.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang