Tiga belas.

6.6K 852 39
                                    

Hai.
Btw buat yang kepo dengan wujud mobil Chenle di cerita ini.
Liat mulmed ya!
Persis kek gitu deh.
Audi R8 Coupe V10+ 2020.

.
.
.
.

Enjoy!
Gak boleh oleng ke Chenle🙂

.
.
.
.

Minggu pagi, Rani dan Chenle berolahraga.

Tadi mereka jogging, sampai akhirnya Chenle maksa mau main basket.Akhirnya Rani nurut.

Dan disinilah mereka sekarang, lapangan basket didekat rumah Rani.

"Ran ayo ikut main! Gue tau yaa lo jago main basket." Ajak Chenle.

Rani duduk santai dipinggir lapangan, meluruskan kedua kakinya sembari menatap lelaki itu.

"Gak mau."

Chenle yang gemas akhirnya berjalan menghampiri Rani, lalu berjongkok didepannya tepat di ujung kaki Rani.

"Cape?" Tanya Chenle.

Rani mengangguk, "main aja kalo masih mau main, gue tungguin disini." katanya.

"Gak seru main sendirian.." Keluh Chenle.

Tiba tiba Chenle mengungkapkan satu ide yang melintas dipikirannya.

"Ran, gimana kalo kita taruhan? Kalo gue menang, lo jadi pacar gue. Kalo gue kalah, gue jadi pacar lo. Gimana?" Tawar Chenle.

Rani mendelik seraya mengulurkan tangan kanannya, memukul pelan pipi Chenle.

"Apaan masa gitu. Itu mah sama aja ujungnya." Katanya Sewot.

Chenle tertawa ringan.

"Gimana kalo lo kalah, lo gak boleh nginep dirumah gue lagi?" Tanya Rani.

Kali ini Chenle yang mendelik. Mana mau dia. Gak bisa pelukin Rani lagi lah kalo kaya gitu.

Akhirnya Chenle menggeleng kuat. "Curang!" Sahutnya.

"Dih gak curang lah. Itu adil!" Kata Rani bersikeras, "kalo gue kalah, gue jadi pacar lo. Kalo lo kalah, lo gak boleh tidur dirumah gue lagi. Deal?" Sambungnya.

Chenle berpikir sejenak. "Okay. 3 poin ya. Kita dribble bola dan gak boleh ke rebut. Kalo kerebut keitung 1 poin." Jelas Chenle.

Rani mengangguk.

The game's begin!

Sapa hayo yang menang? Liat nanti.

.
.
.
.
.
.
.

"Uhh pacar Chenle masih ngambek yaa." Goda Chenle.

Jadi gais, Rani kalah.

Bukan bukan..

Lebih tepatnya, Chenle curang.

Emang dasar licik anaknya.

Jadi tadi pas poin mereka berimbang, 2 sama.

Chenle melakukan aksi curang. Yaitu tiba tiba melukin Rani gak jelas dan setelahnya langsung merebut bola yang sedang di dribble oleh Rani.

Jangan kalian kira Rani pasrah. Ya enggak lah!

Mereka berantem tadi.

Menurut Rani, Chenle curang. Iyaa walaupun itu emang bener sih.

Tapi yaa bukan Chenle namanya kalo gak keras kepala, apalagi emang sengaja dianya.

Chenle bilang kalau tadi mereka gak bikin aturan mainnya. Jadi yaa menurut dia bebas bebas aja mau ngapain kan. Hahaha.

"Bodo amat gue males sama lo!" Sahut Rani kesal.

Chenle tertawa ringan. Lalu mengusap puncak kepala gadis yang berdiri didepannya itu.

"Biar adil deh, gak ada yang menang atau kalah." Kata Chenle.

"Lagian gak seru, masa iya gue jadiin lo pacar karna taruhan. Tar lah ada sendiri surprise nya. Tunggu aja." Sambungnya.

"Dih yakin banget kalo gue bakal nerima." Sahut Rani kesal seraya membalikkan badan dan berjalan meninggalkan Chenle.

Chenle tertawa ringan, lalu berlari kecil menyusul Rani.

Jujur saja, Rani salting. Ia agak baper dengan perkataan Chenle barusan.

'Masa iya gue jadiin lo pacar karna taruhan.' Kalimat itu terngiang jelas dipikirannya.

Boleh kan merasa spesial? Kalo diperlakukan kaya gini terus..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
-tbc-

Penampakan mobilnya in real life.

Penampakan mobilnya in real life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jakarta, 04 July 2020.

Boyfriend | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang