1.

19.9K 1.1K 27
                                    

Edrea Putri Senja, nama seorang gadis yang bekerja di Cafe Lateshia's. Berusia 18 tahun, hidup sebatang kara semenjak umur 5 tahun. Selama ini ia tinggal di Panti Asuhan, tetapi setelah beranjak SMA, ia memilih keluar atau melari kan diri, dari Panti Asuhan. Ia memilih Sekolah sambil bekerja dan ia tinggal di Kos-kossan. Dia baru lulus tahun ini dan berniat mengumpulkan uang, untuk Biaya Kuliahnya tahun depan.

Terhitung sudah 3 bulan, ia bekerja di Cafe Lateshia's Tanpa ada halangan dan rintangan. Entah kesialan atau apa. Hari ini, ia tiba-tiba dipecat dari Cafe, karena seorang Lelaki yang sangat berpengaruh di Cafe itu.

"Rea... Tolong antarkan coffe chappucino kemeja nomer 13 ya!" ucap Avisha selaku pembuat coffe.

"Ok," jawab Edrea.

Edrea menatap meja nomer 13, seorang berpakaian rapi dengan khas baju karyawan kantor. Bahkan lebih dari karyawan kantor, malah lebih cocok seorang CEO. "Ini serius Sha, ke meja nomer 13?" tanya Edrea.

"Iya... Cepet dia udah nungguin dari tadi!" jawab Avisha sedikit kesal.

Edrea dengan segala keberanian mendekat ke meja 13. Edrea telah sampai didepan meja 13, tetapi nampaknya seorang CEO itu, tak menyadarinya dan terus sibuk dengan laptopnya.

"Maaf pak, ini minumannya." ucap Edrea dengan segala kesopanan. Seraya menaruh minuman dimeja.

CEO itu melirik menatap Edrea. "Saya gak pesan coffe." jawab CEO itu.

"Tapi pak, coffe ini dipesan meja nomer 13." protes Edrea.

CEO itu langsung menatap Edrea. "Tetapi, saya gak merasa mesan coffe dan saya sudah dari tadi pesan. Sebelum kamu yang mengantarkan!" tukas CEO itu.

"Tapi, kata teman saya bapak yang memesan." jawab Edrea tak mau kalah.

"Saya bilang gak pesan, ya gak pesan!" ucap CEO itu dengan suara sedikit tinggi.

"Ko bapak nyolot sih," ucap Edrea tak terima.

CEO itu mendengus kesal. "Kamu duluan gak jelas!"

"Tapi kan, Bap---"

"Udah ya, saya gak mau cari keributan. Sekarang, panggil teman kamu yang menyuruh kamu mengantarkan coffe ini." sela CEO itu.

Edrea memanggil Avisha. Avisha datang menghampiri Edrea dan CEO itu.

"Ada apa Re?" tanya Avisha.

"Tadi, lo yang nyuruh gue anter coffe ini ke meja nomer 13 kan?" jelas Edrea.

"Enggak Re," jawab Avisha dengan menggelengkan kepala.

Edrea melebarkan matanya. "Jelas-jelas lo yang nyuruh gue, ke meja nomer 13!"

Avisha menggelengkan kepalanya. "Enggak Re, gue nyuruh ke meja nomer 14!" alibi Avisha.

CEO itu memicingkan matanya menatap Edrea.

Edrea menatap CEO itu dan menggelengkan kepalanya. Dia menatap Avisha. "Sha lo apa---"

"Udah ya, saya udah tau, disini siapa yang salah!" lerai CEO.

"Dan kamu!" tunjuk CEO itu kepada Avisha. "Panggilkan pak Alfa, Manager caffe ini!" suruh CEO itu.

"Baik pak!" ucap Avisha seraya menganggukkan kepalanya.

Avisha pergi memanggil Alfa, sedangkan CEO itu kembali duduk dan menatap Laptopnya lagi. Edrea hanya bisa berdiri sambil menunduk menatap sepatunya yang lusuh.

EDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang