7.

13.9K 849 11
                                    

Sudah hampir seminggu Edrea bekerja, sekaligus tinggal dirumah Edzard yang terbilang sangat besar itu.

Pagi hari ini Edrea ingin memasak Omlet, untuk sarapan. Dan semoga Edzard menyukainya. Do'a kan saja. Edzard turun dengan seragam khas kantor. Lalu, duduk hadapan Edrea, Edzard makan seraya sibuk dengan ponselnya.

Edrea terus memperhatikkan Edzard yang sedang makan. Edzard merasa diperhatikan, lalu menatap Edrea mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya ada apa. Edrea yang ketahuan memperhatikan Edzard pun salah tingkah.

"Emm... Pak!" panggil Edrea gugup.

Edzard menatap Edrea dan menautkan kedua alis.

"Emm... Pak..." ucap Edrea. Seraya meemainkan jari-jarinya karena gugup.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Edzard.

"Emm..." ucap Edrea gugup. "...Pak saya boleh... Minta izin gak?" tanya Edrea takut-takut.

"Minta izin kemana?" Edzard balik bertanya.

"Saya... Mau ke toko buku, saya mau baca-baca buku, buat ikut seleksi masuk kuliah tahun depan pak..." jelas Edrea.

"Iya, saya izin kan." jawab Edzard.

Edrea tersenyum senang dengan mata berbinar-binar. "Makasih banyak pak."

Edzard menatap sorot mata Edrea yang sangat indah itu, hingga ia  tenggelam dengan matanya yang indah. Tetapi, ia langsung mengalihkan pandangannya.

"Oh iya, sebelum pergi jangan lupa kamu bersihin rumah ini dulu! Terus Rooftop juga ya, udah kotor banget kayaknya." perintah Edzard.

Edrea menganggukk patuh,  seraya mengucapkan. "Iya pak."

Edzard berdiri, lalu melenggang pergi dari hadapan Edrea. Tanpa mengucapkan kata apa pun atau berpamitan. Edrea sudah tak aneh lagi, karena hampir setiap hari Edzard seperti itu.

"Memang Pria angkuh, ya angkuh!" gumam Edrea.

Edrea bergegas mencuci piring dan merapihkan rumah Edzard.

Sedangkan Edzard sedang mengendarai mobil, seraya memikirkan sorot mata Edrea. Dia seperti pernah melihat sorot mata itu, tetapi dimana. Sorot matanya, seperti tak asing dipikiran Edzard. Apakah Gadis yang sama yang Edzard cari 5 tahun lalu.

Bahkan, ia lupa menanyakannya kepada Zion Sekertaris Edzard sekaligus tangan kanan Edzard atau orang kepercayaan Edzard.

Edzard baru saja sampai dikantornya, lalu memakirkan mobilnya. Edzard melewati lobby kantornya, banyak yang menyapa Edzard atau memberikan senyuman. Edzard hanya melewatinya tanpa membalas senyuman atau sapaan para karyawan kantor. Tetapi, karyawan kantor sudah paham dengan sikap atasannya yang sangat angkuh itu.

Edzard masuk kedalam lift miliknya dan khusus untuk orang-orang penting. Edzard telah sampai di ruangannya yang bertuliskan.

CEO'S ROOM EDZARD SAVIAN AlTERIO

Edzard masuk dan sudah ada Zion yang berdiri sedang memegang Tabnya. Zion Membungkukkan badannya, memberi hormat. Edzard duduk di kursi kebesarannya.

"Zion! Gimana kasus Alm Reina?" tanya Edzard seraya memeriksa dokumennya.

"Belum ada perkembangan, pak." jawab Zion seraya memainkan Tab milikinya.

"Kasus Gadis bermata indah itu?" tanya Edzard.

"Sama pak," jawab Zion.

Edzard menghela nafas kasar. Selalu seperti itu, bila Edzard bertanya.

EDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang