"EDREA!" panggil Edzard, lebih tepatnya seperti sebuah bentak kan.
Edrea langsung meleraikan pelukkan nya dengan Azka. Dan menoleh ke arah Edzard, Begitu pun dengan yang lainnya. Tampak dari raut wajahnya Edzard seperti menahan amarah, tangannya sudah mengepal, rahangnya mengeras bahkan sampai urat-urat lehernya terlihat. Semua membatu tak bisa berkata apa-apa lagi, mereka baru kali ini melihat seorang CEO Alterio's sangat amat marah.
Edrea menelan ludahnya kasar. "Bapak sudah pulang?" tanya Edrea seperti orang bodoh.
"Saya tunggu, kamu di kamar saya!" perintah Edzard seperti tidak bisa dibantah.
Edzard melenggang pergi tanpa menunggu jawaban apapun dari Edrea. Edrea membatu sekaligus panik, apalagi Edzard seperti sangat marah kepada dirinya.
Ya Allah bagaimana ini? tanya Edrea dalam hati.
"Edrea bagaimana dong? Pasti pak Edzard marah, gara-gara kita deh!" resah Sekar.
"Maaf ya, Edrea! Pasti pak Edzard marah besar!" ucap Randy.
"Sudah Edrea, kamu gak usah nurutin Pria sombong itu!" sambung Azka.
Sekar menatap Azka sangat tajam. "Kalau Edrea di pecat bagaimana?" tanya Sekar sedikit kesal.
"Iya, waktu itu aja, yang kejadian di cafe dia sampai marah besar. Dan ini malah kejadian di rumahnya!" timpal Randy.
"Yaudah, tinggal cari kerjaan baru!" sahut Azka seenaknya.
"Lo kalau ngomong ngotak dulu kek, Ka! Lo kata, cari kerjaan segampang balikin telapak tangan!" sungut Sekar.
"Iya Ka, kasian Edrea. Sekarang juga udah gak ngekos, cari kos-san juga susah!" sambung Randy.
"Yaudah, tinggal kerja dan tinggal di rum---"
"Udah, kalian jangan berantem!" lerai Edrea. "Gue susul pak Edzard dulu ya, kalian kalau mau pulang, pulang aja, udah mau magrib juga, kan!" lanjut Edrea.
"Tapi, lo gapapa?" tanya Randy khawatir.
"Iya, Edrea lo yakin?" sambung Sekar.
"Tenang aja!" jawab Edrea.
"Yaudah, kita balik ya! Nanti kalau ada apa-apa kabarin secepatnya, ok!" ucap Sekar. Edrea menganggukkan kepalanya.
"Senja aku tungguin, aja ya! Aku takut dia apa-apain kamu!" usul Azka.
Edrea tersenyum, "aman ko, Ka! Kamu pulang aja, ok!" jawab Edrea.
"Kamu serius?" tanya Azka.
Edrea menganggukkan kepala. "Kamu tenang aja,ok!"
"Tau lo, Ka, lama banget! Edrea udah di tungguin pak Edzard tau!" seru Sekar menarik paksa tangan Azka keluar dari rumah Edzard.
"Rea kita balik ya!" pamit Randy.
"Iya, kalian hati-hati ya! Maaf ya bukan ngusir kalian!" ucap Edrea.
"Tenang aja, kita ngerti ko! Dah Edrea, jangan lupa kabarin!" ujar Randy. Edrea menganggukkan kepalanya.
Setelah teman Edrea pulang, Edrea bergegas ke kamar Edzard dengan hati sangat resah dan gelisah. Edrea membuka pintu kamar Edzard dan yang pertama kali Edrea lihat adalah Edzard sedang duduk di kasur dengan rahang mengeras serta Kemejanya di gulung hingga kesiku. Tidak lupa tiga kancing baju atasnya sudah dilepas dan rambut yang acak-acakkan. Sedangkan Jasnya entah sejak kapan sudah berada dilantai.
Edzard menoleh ke arah Edrea dengan tatapan sangat tajam. "Tutup pintunya!" perintah Edzard.
Edrea menutup pintunya dan bergegas mendekat ke arah Edzard. Edrea hendak memungut Jasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ED
RomanceWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...