Setelah Dokter itu pulang, Edzard kembali memeluk Edrea. Sungguh Edrea sangat bosan, jika terus ada di posisi seperti itu. Tetapi, demam Edzard belum juga turun, karena Edzard memang belum meminum obatnya.
Dokter tadi bilang, Edzard cukup kelelahan dan juga terlalu banyak makan mie serta cabai. Sehingga perutnya menjadi sakit dan Edzard menjadi demam.
"Rea..." panggil Edzard lirih.
Edrea berdehem, seraya sibuk dengan ponselnya. "Hmm..."
"Rea..." lirih Edzard.
"Hmm.." jawab Edrea yang masih saja sibuk dengan ponselnya.
"REA!!!" panggil Edzard dengan suara cukup keras.
"Apa?" sahut Edrea tetap tak menghiraukan panggilan Edzard.
Edzard yang kesal dicueki oleh Edrea, langsung merebut ponsel dari genggaman Edrea. Lalu, membanting ponselnya ke nakas.
Edzard hanya membeku dan menatap Edzard dengan kesal. "Bapak apa-apaan sih!"
"Kalau ponsel saya rusak gimana?" seru Edrea dengan suara sangat tinggi.
"Saya gak peduli!" sahut Edzard. Tetapi, tetap memeluk Edrea.
Edrea geram, tetapi langsung menghela nafas sabar. Untung aja, lo majikan gue. Kalau bukan! Gue udah racunin!
"Rea..." lirih Edzard.
"Apa?" jawab Edrea acuh tak acuh.
"Rea... Perut saya sakit!" lirih Edzard sambil memegang perutnya.
Edrea menoleh menatap Edzard panik. "Makannya, bapak minum obat dulu ya!"
Edzard menggeleng.
"Perut bapak kan, sakit. Harus minum Obat biar gak sakit lagi!" ucap Edrea memberikan pengertian. "Bapak juga belum makan loh..." lanjut Edrea.
"Saya gak mau!" tolak Edzard.
"Yuk, makan dulu terus minum obat!" bujuk Edrea.
"Saya bilang, gak mau ya gak mau!" sahut Edzard kesal.
Edrea menghela nafas sabar seraya berkata dalam hati. Ya Allah... Sabar kan, saya...
Edrea menghembuskan nafas lelah. "Yaudah, bapak maunya apa?"
"Usapin perut saya!" jawab Edzard.
"Saya gak bisa!" tolak Edrea cepat.
"Kenapa?"
"Em-emm... Pokoknya saya gak bisa!" sahut Edrea.
"Edrea please... Awsh..." ucap Edzard menahan sakit.
"Ok-ok." jawab Edrea terpaksa.
Edzard tersenyum, lalu membuka kausnya. Lalu, menarik tangan Edrea dan menaruh diperutnya.
Edrea cukup terkejut. Astaga-astaga! Perutnya kotak-kotak sumpah!
Rasanya Edrea sangat malu, hingga pipinya bersemu merah. Baru pertama kalinya Edrea memegang perut seorang laki-laki, apalagi ia harus mengusap-usap juga.
"Edrea usapin!" suruh Edzard.
Edrea yang sedang melamun, refleks mengusap-usap perut Edzard.
Edzard yang merasa nyaman dan sakit perutnya mulai hilang karena usapan Edrea. Edzard memejamkan mata karena saking nyamannya.
Sedangkan Edrea tebawa suasana, ia pun terus mengusap perut Edzard. Ketika hampir tertidur Edrea sadar, langsung membuka matanya cepat. Lalu, mengangkat tangan Edzard yang sedang memeluknya secara perlahan-lahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ED
RomanceWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...