Edrea sedang duduk di karpet bludru di ruang keluarga seraya sibuk dengan laptopnya. Edrea sedang mengerjakan tugas kuliahnya, sesekali Edrea memegang pinggang belakangnya karena terasa sangat pegal.
Kehamilan Edrea sudah memasuki bulan keenam dan perutnya sudah mulai kelihatan. Edrea juga mulai merasakan lelah dan lemas. Karena kehamilannya mulai sangat terasa.
Saat sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba saja, Edzard pulang dari kantor dengan raut wajah sangat kecut dan jas serta dasinya sudah terlepas. Edzard tiba-tiba saja duduk dengan menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.
Edrea mengerutkan kening bingung seraya menopang tangan kanan diatas karpet. "Kenapa kamu?" tanya Edrea.
Edzard malah mencebikkan bibirnya dan membuang wajahnya ke arah lain.
Edrea makin bingung dan berkata dalam hati. Pasti sindromnya mulai nih!
Edzard menggeser laptop Edrea. Lalu, merebahkan kepalanya di paha Edrea. Edzard langsung membuka kaos Edrea dan mencium-cium perut Edrea yang membuncit itu.
Edrea mengusap-usap rambut Edzard, "kenapa, hm?" tanya Edrea.
Edzard menatap wajah Edrea dari bawah. "Mau cucu!" pinta Edzard.
Edrea langsung menghela nafas lelah. "Aku lagi kerjain tugas, kamu mandi dulu ya. Terus makan, nah malamnya cucu baru!" ucap Edrea.
Edzard menggembungkan pipinya. "Gak mau!" tolak Edzard. "Maunya sekarang!" pinta Edzard tak terbantahkan.
"Kamu 'kan belum mandi, belum makan juga!" ucap Edrea dengan sabarnya.
"Biarin," sahut Edzard.
"Mandi dulu ya, terus makan. Abis itu, baru cucu!" ucap Edrea.
"Gak mau Edrea!!!" seru Edzard.
Edrea menopang kedua tangannya kebelakang. Lalu, menghela nafas lelah. "Nurut dong Zard... Aku capek tau, pegel juga!" keluh Edrea.
Edzard langsung bangun. "Yaudah, aku mandi!" ucap Edzard seraya berdiri.
"Yaudah, aku siapin makan dulu!" ucap Edrea.
Edzard hanya menganggukkan kepalanya, lalu melenggang pergi meninggalkan Edrea. Edrea menggeleng-gelengkan kepalanya.
Edzard sudah selesai mandi dan sudah memakai piyama tidur. Edzard duduk di kursi seraya memainkan ponselnya. Sedangkan Edrea sibuk membawa makanan dan air minum ke meja makan.
Edrea berhenti, lalu memegang pinggangnya. Edzard yang melihat itu melempar ponselnya ke meja makan, lalu berdiri dan bergerak cepat ke arah Edrea.
Edzard memegang lengan Edrea, "kenapa? Apa yang sakit? Kamu kenapa?" tanya Edzard bertubi-tubi.
Edrea meringis sebentar, "Eshhh..."
"Gapapa ko, aku cuma pegel aja." jawab Edrea masih dengan raut wajah meringis.
Edzard memegang kedua pundak Edrea. "Yaudah, kamu duduk aja. Biar aku aja yang siapin!" ucap Edzard seraya memapah Edrea ke kursi meja makan.
Edzard menarik kursi untuk Edrea duduk, Edrea pun duduk. Sedangkan Edzard mengambil makanan masakan Edrea. Edrea tersenyum memperhatikan Edzard seraya mengusap-usap perutnya.
Edzard dan Edrea telah selesai makan, Edrea merasakan sejak tadi. Sikap Edzard sangat dingin, Edrea sudah tau. Ini pasti karena persoalan susu tadi, Edzard selalu seperti itu. Ketika permintaannya tidak dituruti, mengambek, marah, dingin, dan ujung-ujungnya merengek serta menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ED
RomanceWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...