Edrea sedang meniduri Edzard, karena sudah tiga hari ini. Edzard selalu mual-mual di pukul 03.30. Bahkan Edzard berubah menjadi sangat manja, serta permintaan nya sangat aneh-aneh.
Jujur Edrea pusing sendiri, apalagi Edzard selalu melendoti nya. Hingga Edrea tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Edzard juga selalu ingin permintaan nya dituruti.
Edrea cukup lelah tiga hari ini, karena tingkah dan sikap Edzard yang berbeda serta sangat manja.
Edrea baru saja meniduri Edzard, Edrea menatap jam di nakas. Sudah pukul 4 pagi, Edrea bergegas bangun dari tidurnya, namun secara pelan-pelan dan perlahan. Karena Edzard baru saja tertidur dan Edrea takut ia terbangun.
Edrea bergegas membersihkan rumah, karena sudah hampir tiga hari tidak dibersihkan. Iya, itu semua karena Edzard yang tidak mau di tinggalkan Edrea, barang sedetik pun.
Edrea mulai membersih kan rumah secara cepat, karena takut Edzard terbangun. Dimulai dari menyapu seluruh rumah, lalu mengepel dan mengelap-elap meja serta jendela. Tidak lupa Edrea juga mencuci bajunya dan baju Edzard.
Edrea sedang mencuci piring kotor yang sudah menumpuk selama tiga hari seraya mencuci baju-baju. Setelah selesai urusan mencuci, Edrea mengeringkan baju-baju, lalu menjemurnya.
"EDREA!!!" teriak Edzard berlari menuruni tangga.
Edzard kaget karena ketika ia membuka mata tidak ada Edrea di sampingnya. Rasanya hati Edzard sangat kesal dan ingin menangis saja. Edzard juga bingung, dirinya kenapa dan ada apa. Ia hanya ingin, Edrea selalu ada di dekatnya dan selalu menemaninya.
Edzard pergi ke dapur, tetapi tidak nampak ada Edrea, sungguh hati Edzard sangat dongkol dan kesal serta sangat sulit di jelaskan, pokoknya seperti ingin menangis dan berteriak saja.
"EDREA!!!" panggil Edzard dengan sedikit berteriak.
Edrea yang sedang menjemur baju di belakang sama sekali tidak mendengar panggilan Edzard.
Edzard berdecak kesal seraya duduk dikursi meja makan. "Edrea kemana, sih!!!" ucap Edzard kesal seraya ingin menangis.
Jujur Edzard tidak tau, diri nya kenapa? Padahal hanya hal sepele, tetapi rasanya Edzard ingin menangis saja. Edzard menelungkup kan kepalanya di meja makan dengan mata berkaca-kaca.
Edrea yang sudah selesai menjemur baju, lalu melihat Edzard sedang duduk seraya menelungkup kan kepalanya di meja makan. Edrea tersenyum seraya berkata dalam hati, tumben sekali Edzard tidak merengek dan berteriak memanggil-manggil namanya.
"Udah bangun?" tanya Edrea seraya duduk di kursi.
Edzard yang mendengar suara Edrea langsung menoleh. Edzard menatap Edrea dengan berkaca-kaca sekaligus hatinya sangat kesal, dongkol, dan tidak terima.
Edrea mengerutkan keningnya melihat mata Edzard yang berkaca-kaca.
"Edrea kemana tadi?" rengek Edzard dengan suaranya yang serak.
"Di belakang jemur baju," jawab Edrea.
"Ko, aku panggilin gak jawab, sih!" seru Edzard dengan suara serak dan mata berkaca-kaca.
"Emang bapak manggil?" tanya Edrea.
Edzard mendengar Edrea memanggil nya dengan sebutan bapak, nampak semakin kesal dan dongkol. Edzard langsung meneteskan air matanya, karena sudah tidak dapat membendungnya.
Edrea melihat itu membolakan matanya, "eh, ko bapak nangis, sih?" tanya Edrea mulai mendekat kearah Edzard.
Edzard makin menangis, bahkan sampai tersedu-sedu. Edrea langsung memeluk Edzard dan mengusap-usap punggung Edzard. Sedangkan Edzard menyembunyikan wajahnya diceruk leher Edrea seraya menangis hingga sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ED
Любовные романыWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...