Edrea tiduran di kamarnya dengan menatap langit-langit kamar, Edrea masih memikirkan kejadian sore tadi. Mengapa Edrea tak boleh menyentuh foto itu, padahal hanya sebuah foto. Tetapi, Edrea seperti mengenal seseorang yang berada di dalam foto itu.
Sungguh wajah Wanita yang berada di foto itu sangat tidak asing. Edrea juga tau, Lelaki yang berada di foto itu adalah Edzard. Tetapi, Edrea masih bingung dengan wajah Wanita itu. Dan lagi, mengapa Edzard seperti menyembunyikan sesuatu.
Wajah wanita itu seperti Rere, Kakak Edrea sewaktu masih di Panti Asuhan. Tunggu Edrea ingat, foto itu sama seperti terakhir kali Rere memberikan kepadanya.
Edrea langsung mengambil foto yang pernah diberikan Rere. Edrea menatap foto itu dan jelas foto itu sangat mirip dengan punya Edzard.
"Jangan-jangan! Dia yang aku cari selama ini!" gumam Edrea menepuk-nepuk dagunya dengan jari telunjuk.
"Pokoknya, aku harus lihat foto itu!" tekat Edrea.
"Tapi... Gimana masuknya?" tanya Edrea.
Edrea menepuk-nepuk dagunya berpikir bagaimana caranya. "Ah! Aku tau caranya!" ucap Edrea dengan mata berbinar-binar.
Sedangkan Edzard baru saja bangun dari tidurnya dan sekarang sudah pukul 10.50 malam. Edzard ketiduran sambil memeluk foto itu. Edzard mengacak-acak rambutnya, lalu menaruh foto itu kedalam kotak. Lalu, menaruh kotaknya di tempat semula.
Edzard keluar dari ruang kerjanya dan tak lupa mengkunci pintu. Edzard pergi ke kamarnya, karena ingin mandi. Jujur Edzard memikirkan kejadian sore tadi, Edzard membentak Edrea. Padahal Edrea tak salah apa-apa, tetapi Edrea malah terbawa kedalam emosi Edzard. Edzard akan meminta maaf besok pagi, untuk sekarang Edzard bergegas mandi.
Sekarang pukul 11.30 Edrea hampir saja ketiduran. Edrea melihat jam di dinding kamarnya, sepertinya sudah sangat malam dan pastinya Edzard sudah tidur. Edrea akan menyelinap masuk kedalam ruang kerja Edzard. Hanya sebentar, untuk melihat foto itu.
Edrea keluar dari kamar dengan langkah pelan dan mengendap-endap. Edrea berharap semoga Edzard tak bangun. Edrea membuka pintu ruangan yang dikunci menggunakan paper clip, sungguh sebuah keajaiban atau bukan, pintu ruang kerja Edzard terbuka hanya dengan sebuah paper clip.
Edrea masuk keruang kerja Edzard, tak lupa Edrea menutup pintu. Edrea berjalan kearah box yang sore tadi Edrea jatuhkan. Edrea membuka box itu dan melihat foto itu, Edrea membalik foto tersebut dan betapa terkejutnya Edrea.
Edzard terbangun, lalu menatap jam dinding yang berada di kamarnya. Ternyata sudah tengah malam, Edzard meraba-raba nakasnya untuk mencari ponselnya, tetapi tidak ada. Edzard ingat, ia meninggalkan ponselnya di ruang kerja miliknya.
Edzard mengacak-acak rambutnya dan menghela nafas lelah. Lalu, beranjak dari ranjangnya dan bergegas pergi ke ruang kerjanya.
Edrea menutup mulut dan meneteskan air matanya melihat foto itu. "Kak Rere, jadi pak Edzard pacar Kak Rere. Astaga!" ucap Edrea.
Tak lama ada suara orang membuka pintu, Edrea kaget dan menoleh, ternyata Edzard yang membuka pintu. Edrea langsung mengusap air matanya dan menyembunyikan foto itu di balik punggungnya.
Edzard menatap Edrea tajam sekaligus tersenyum remeh. "Pantas saja, pintunya tidak terkunci!" ucap Edzard. "Ternyata ada si pencuri kecil!"
Edrea tak menghiraukan ucapan Edzard.
Edzard menunjukan smirknya. "Mau ngapain kamu disini?" tanya Edzard dengan nada rendah. "Ohh... Mau mencuri dokumen rahasia perusahaan saya, terus nanti kamu ngancem saya. Karena kamu tau kelemahan saya, kamu akan peras---"
"Dimana kak Rere!" sela Edrea.
"Siapa Rere? Saya tidak mengenalnya!" sahut Edzard.
"Jangan bohong, Pak Edzard pacar Kak Rere! Gak mungkin Pak Edzard gak tahu kak Rere!" sarkas Edrea.
"Saya tidak pernah memiliki kekasih bernama Rere!" pungkas Edzard.
Edrea mengeluarkan foto dari balik punggungnya. "Ini apa!" tanya Edzard.
Rahang Edzard mengeras. "Dia bukan Rere!" tukas Edzard seraya ingin merebut foto itu.
Edrea menyembunyikan foto itu di punggungnya. "Ini Kak Rere, Reina Putri!"
Edzard membeku.
"Dimana Kak Rere? Dimana Kakak aku!" seru Edrea.
"Reina tidak memiliki seorang adik perempuan!" seru Edzard dengan mata memerah.
"Kak Rere memang tidak punya adik, tapi kita sama-sama di besarkan di Panti Asuhan!" jelas Edrea.
"Reina juga bukan dari Panti Asuhan! Reina masih memiliki kedua orang tua yang utuh serta Kakak laki-laki!" sahut Edzard. "Kamu jangan mengada-ada!" lanjut Edzard.
"Aku tidak mengada-ada, Kak Rere memang sejak kecil tinggal di Panti Asuhan. Tetapi, sejak SMP Kak Rere di adopsi oleh keluarga Om Rino dan Tante Ghina!" jelas Edrea.
"Aku cuma mau tau Kak Rere kemana? Selama lima tahun ini, aku gak pernah ketemu Kak Rere dan terakhir kali Kak Rere hanya memberika foto yang sama seperti yang bapak punya serta surat. Kak Rere bilang aku harus kasih surat itu ke orang yang ada difoto yang bernama Vian dan itu bapak." ucap Edrea panjang lebar.
Edzard membeku, "Surat apa?" tanya Edzard.
Edrea mengeluarkan foto yang sama seperti Edzard punya serta surat. Edzard membisu menatap kedua foto yang sama, foto itu adalah foto yang Edzard dan Reina miliki masing-masing.
Edrea memberikan surat itu. "Ini surat dan fotonya, aku tidak pernah membaca surat itu selama lima tahun." ucap Edrea.
Edzard mengambil surat itu dan kedua foto itu, Edzard membuka suratitu dan membacanya.
Dear Vian...
Apa kabar? Kamu pasti sehatkan, aku mau bicara, tapi sebelum itu. Kamu jangan marah sama Rea yah... Mungkin Rea memberikan surat ini telat, jangan salahkan Rea, karena Rea nggak bersalah. Di sini aku yang bersalah Vian, aku yang memberikan surat ini kepada anak berusia 13 tahun.
Entah surat ini sampai kepadamu saat hari apa? Umur kamu berapa? Bahkan tahun berapa? Bulan berapa? Entahlah aku tidak tahu Vian. Aku hanya ingin bercerita semua kebohongan yang sudah aku tutup-tutupkan selama kita bersama...
Maafkan aku Vian, banyak kebohongan yang kamu tidak ketahui. Entahlah mungkin kamu tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Vian aku bukan anak dari papah Rino dan mamah Ghina, Ghino juga bukan kakak aku. Aku hanya anak adopsi dari mereka.
Aku kira ketika aku diadopsi mereka hidupku akan bahagia, tetapi aku salah. Orang yang selama ini aku anggap seperti kakakku sendiri ternyata ia yang membawa bencana dan membuat masa depanku hancur bahkan dia yang menanggung semua dosaku.
Jika kamu ingin tahu lebih jelas, tolong kamu ambil dan baca surat yang berada di dalam kamar Ghino, karena surat itu menceritakan semua dosa-dosaku dan orang yang membuatku sangat berdosa.
Terima kasih Vian maafkan kesalahanku yang sangat banyak. Dan aku titipkan ucapan terima kasih banyak kepada Rea...
Reina ♡
Edzard meneteskan air mata membaca surat dari Reina. Edrea yang melihat Edzard meneteskan air mata bingung sekaligus panik.
"Dimana Kak Rere Pak!" seru Edrea.
Edzard mengeraskan rahangnya dan menatap Edrea tajam. "REINA TELAH MENINGGAL LIMA TAHUN YANG LALU!" bentak Edzard.
Edrea membeku dan menutup mulut. Tubuh Edrea seperti tak ada tulang dan lemah tak berdaya.
Edzard tak menghiraukan Edrea, Edzard berlalu pergi meninggalkan Edrea. Edzard menelepon Zion.
"Zion cari tau identitas pembantu saya, serta identitas keluarga Rino dan Ghina termasuk anaknya!" suruh Edzard.
–SAMPAI JUMPA!–
FIKAFISKA
KAMU SEDANG MEMBACA
ED
RomansaWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...