2.

17K 1K 15
                                    

Saat Edrea sedang mengendari motor bututnya. Ia melewati jalanan yang sangat sepi dan Ia melihat seorang wanita cantik menatap ban mobilnya yang sepertinya meleduk. Karena, ia selalu didik dari kecil untuk menolong orang tanpa pandang bulu.

Edrea pun memberhentikan, lalu menstandarkan motornya dan membuka helmnya. Edrea mendekat kearah seorang wanita yang sudah cukup umur, tetapi wajah seperti masih muda dan sangat cantik. Baju serta tas yang sangat elegand.

"Bu mobilnya kenapa?" tanya Edrea.

Wanita itu menoleh menatap Edrea dari atas sampai bawah. "Mobil saya bannya bocor dek."

"Memang rumah ibu dimana?" tanya Edrea lagi.

"Dikomplek Cemara dek," jawab Wanita itu.

"Lumayan jauh ya, bu." ucap Edrea.

"Memang kamu tau, daerah sini dek?" tanya Wanita itu.

"Aduhh Bu... Panggil saya Rea aja!" pinta Edrea.

"Oh iya Rea. Memang daerah sini jarang taksi lewat?" tanya Wanita itu.

"Jarang Bu, karena sepi jalan sini." jawab Edrea "Emang ibu nyupir sendiri?" tanya Edrea.

"Iya Rea."

"Ibu ada ban ganti gak dan peralatannya?" tanya Edrea.

Wanita itu menggeleng. "Enggak Rea, tadi saya mau nelpon anak buah suami saya. Tapi, batrei Hp saya lowbet." jelas Wanita itu.

"Gimana, ibu---"

"Savia nama Savia!" sela Savia.

Sepertinya Edrea megenal nama itu, tapi dimana? Entahlah Edrea lupa.

"Oh iya, Gimana Ibu Savi pulang sama saya naik motor, karena hari sudah gelap juga." saran Edrea.

"Mobil saya bagaimana?" tanya Savia.

"Ibu hapal gak, nomor anak buah suami Ibu atau supirnya?" tanya Edrea.

"Saya gak hapal, tapi saya hapal nomor anak saya yang lelaki!" ujar Savia.

Edrea mengeluarkan Hpnya. "Yaudah, coba Ibu telpon!"

Savia pun menelpon nomor Edzard, tapi tidak diangkat.

"Gak diangkat Rea, anak lelaki saya terlalu sibuk, apalagi nomor kamu tidak dikenal!" gerutu Savia.

"Coba nomor suami ibu!" saran Edrea.

"Saya telpon nomor kantornya saja ya, supaya diangkat!" ucap Savia.

Edrea hanya menganggukkan kepala.

"Sepertinya, diangkat oleh suami nya!" gumam Edrea.

Setelah Savia berbicara dengan Rio suamiya. Savia mendekati Edrea dan memberikan ponselnya.

"Terimakasih Rea!" ujar Savia.

"Iya Bu, sama-sama." jawab Edrea. "Oh iya, Ibu mau menunggu suami Ibu atau saya antar?" tanya Edrea.

Savia nampak ragu.

"Saya bukan manfaatin Ibu! Tapi, saya hanya kasian sama Ibu, soalnya kan, sendiri ditempat sepi seperti ini! Apalagi hari sudah mau magrib." terang Edrea.

"Yaudah, antar saya Rea." pinta Savia.

"Ayok Bu!" ajak Edrea.

Edrea menyodorkan helm kearah Savia. "Nih Bu, pakai!" suruh Edrea.

"Kamu gimana, Rea?" tanya Savia.

"Tenang Bu, saya joki. Jadi, bakal selamet walaupun gak pakai helm!" ucap Edrea seraya terkekeh.

EDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang