Seminggu sudah Edrea dan Edzard menjalanani status yang berbeda, yaitu sepasang suami & istri. Tetapi, itu semua hanya sekedar status.
Edzard maupun Edrea masih seperti seorang majikan dan maidnya. Selama seminggu itu pula Edrea banyak berubah.
Edzard jadi sering melihat Edrea melamun, kerja tidak fokus, bahkan selalu menunda pekerjaan. Entah lah, apa yang Edrea pikirkan. Bukan Edzard tidak perduli, Edzard sudah bertanya Edrea kenapa. Tetapi, Edrea bilang tidak apa-apa.
Edrea jadi berubah dingin terhadap Edzard. Tidak banyak bicara, ketika ditanya hanya jawab beberapa kata saja.
Jujur Edzard sudah muak, Edzard mencoba sabar dengan semua sikap dan sifat Edrea. Tetapi, Edzard juga manusia biasa yang punya batas kesabaran.
Hari ini Edzard berniat mengajak Edrea keluar rumah. Kalau Edrea menolak Edzard akan paksa. Edzard tidak perduli, Edzard rela meliburkan diri hanya untuk Edrea.
Edzard turun kebawah dengan pakaian santainya. Saat Edzard memasuki dapur Edzard mencium bau gosong. Edzard bergegas mendekat kearah Edrea yang sedang menggoreng telur dan mematikan kompornya.
Tetapi, Edrea masih melamun dan tak sadar seraya memegang spatula. Edzard mengambil spatula dari tangan Edrea dan menaruh di wajan tadi.
Edrea langsung menoleh, tapi masih dengan tatapan kosong. Edzard memegang kedua bahu Edrea, lalu mengarahkan ke arah Edzard.
"Kamu ini kenapa, Edrea?" tanya Edzard sedikit panik.
Tetapi, Edrea hanya diam dan menatap Edzard dengan tatapan kosong.
"Kamu ini kenapa sih, Edrea. Sudah seminggu lho, kamu kayak gini!" seru Edzard.
"Apa yang kamu pikirkan Edrea?" tanya Edzard menggebu-gebu. "Kamu itu jadi sering melamun akhir-akhir ini! Apa yang kamu pikirkan Edrea!" ucap Edzard.
Edrea masih diam membisu dengan pandangan kosong.
"Jawab Edrea!" sentak Edzard.
"Maaf," kata Edrea pelan.
"Saya tidak marah, saya hanya khawatir. Bagaimana tadi kebakaran dan kamu masih melamun seperti itu!" ucap Edzard.
"Coba kamu ceritakan, apa yang kamu pikirkan?" tanya Edzard.
Edrea masih diam membisu.
Edzard menghela nafas kasar. "Kamu masih tidak bisa menerima pernikahan ini, Edrea?" tanya Edzard pelan.
Edrea langsung menatap Edzard dan menggelengkan kepalanya.
"Lalu, apa Edrea?" tanya Edzard. "Semua kemauan kamu, saya sudah turuti. Kamu mau pernikahan ini dirahasia kan, saya oke. Mau pisah kamar, saya oke. Kamu mau apa lagi?" tanya Edzard sudah lelah.
Edrea menundukkan kepalanya. "Maaf pak, saya masih bisa kuliah, kan?" tanya Edrea dengan suara sangat pelan.
Edzard tersenyum, "astaga Edrea! Tentu bisa, kamu boleh kuliah, bahkan kejar cita-cita kamu!" jawab Edzard menggebu-gebu.
Edrea melebarkan matanya. "Bapak serius?" tanya Edrea.
Edzard menganggukkan kepalanya. "Iya Edrea, kamu mau kuliah dimana, ayo kalau perlu sekarang juga, saya daftarkan!" ajak Edzard.
Edrea tersenyum senang dan matanya berbinar-binar. Edrea melompat-lompat karena saking senangnya. Refleks Edrea langsung memeluk Edzard. "Terimakasih banyak, ya pak! Terimakasih, bapak udah baik banget sama saya!" ucap Edrea.
Edzard cukup tersentak kaget, karena Edrea tiba-tiba memeluknya. Tapi, Edzard akhirnya membalas pelukkan Edrea dan mengusap-usap punggung Edrea.
Edrea yang sadar langsung melepaskan pelukkan nya. Dan sedikit malu juga gugup. "Eh... Maaf pak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ED
Roman d'amourWARNING 17+ Seorang gadis berusia 18 tahun bertemu dengan CEO muda yang malang tapi, angkuh. Hidup CEO itu, selalu menyendiri. Sebuah kesialan atau keberuntungan gadis itu, bisa bertemu dengan CEO angkuh itu. Tetapi, hanya karena ucapan nyeleneh gad...