29.

9.9K 697 52
                                    

Hari ini Edzard sengaja bangun pagi-pagi, untuk membuatkan Edrea sarapan. Edzard tidak mau Edrea menjadi tambah sakit hanya karena membuat sarapan untuk dirinya. Edzard sangat bersyukur Edrea belum bangun, sudah dipastikan bila Edrea sudah bangun. Dia akan mengeyel ingin membuat sarapan untuk dirinya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, sarapan untuk Edrea dan dirinya sudah jadi. Tidak lupa Edzard juga membuatkan sarapan untuk Pak Edi. Edzard hanya membuat Nasi goreng biasa. Saat Edzard sedang menghidangkan Nasi goreng itu, Edzard mendengar suara langkah kaki yang seperti berlari dari atas tangga. Edzard bergegas melihatnya dan ternyata itu adalah Edrea.

"Edrea! Jangan lari-lari nanti jatuh!" peringat Edzard.

Edrea menyengir tanpa dosa sekaligus kaget, karena Edzard sudah bangun. "Bapak sudah bangun?"

"Belum, saya masih tidur!" jawab Edzard sekenanya.

Edrea hanya terkekeh. "Pak maaf ya, saya telat bangun, terus belum buatin bapak sarapan." ucap Edrea takut-takut seraya menundukkan kepalanya.

Edzard tersenyum juga gemas dengan tingkah Edrea. "Gapapa Edrea, yuk turun! Saya sudah buatin kamu sarapan lho!" ajak Edzard.

Edrea mendongak menatap Edzard dengan pandangan penuh tidak kepercayaan.

Edzard tersenyum, "Ayo sayang, keburu dingin nanti!"

Edrea hanya menganggukkan kepalanya seraya mengikuti Edrea dari belakang.

Mereka duduk kursi meja makan dan saling berhadap-hadapan. Edrea hanya membatu menatap Nasi goreng buatan Edzard. Edrea hampir tidak percaya Pria Angkuh didepannya ini bisa memasak juga.

"Ayo dimakan, saya sudah coba ko tadi dan rasanya lumayan. Tapi, mungkin tidak seenak buatan kamu!" ucap Edzard.

Edrea terkekeh kecil. "Saya coba ya, pak?"

Edzard menganggukkan kepalanya tanda setuju. Edzard memandang Edrea yang sedang menyuap Nasi goreng buatannya penuh dengan harap. Edrea yang sedang mengunyah dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gimana?" tanya Edzard penuh harap.

Edrea tersenyum, "Enak ko, pak!" puji Edrea.

Edzard tersenyum dan menghela nafas lega. Edzard melanjutkan makannya. Sedangkan Edrea tersenyum kecil, tak dapat dipungkiri bahwa Nasi goreng buatan Edzard cukup enak.

"Saya gak nyangka, bapak bisa masak juga!" ungkap Edrea seraya menikmati Nasi goreng itu.

Edzard tersenyum senang dan hatinya terasa berbunga-bunga padahal hanya sepele. Memang pengaruh Edrea sangat luar biasa, rasa-rasanya Edzard sangat tidak rela, bila nanti Edrea menjadi milik siapa pun. Walaupun Edzard sudah memilikinya, tetapi Edzard belum merasakan seutuhnya Edrea adalah miliknya.

Edrea mengerutkan dahinya. "Bapak kenapa?" tanya Edrea.

Edzard langsung menatap Edrea. "E---ehh iya Edrea, kenapa?" tanya Edzard kikuk.

"Ko bapak, tanya saya balik sih!" ucap Edrea seraya terkekeh.

"Maaf Edrea, saya kurang fokus!" jawab Edzard. "Gimana memar kamu? Masih pusing gak?" tanya Edzard.

"Sudah mendingan ko pak, tinggal memarnya aja. Nanti juga, ilang ko." jawab Edrea meyakini Edzard.

"Syukur deh, nanti kalau pusing lagi. Kamu minum obatnya ya!" ucap Edzard.

Edrea hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah sarapan seperti biasa, Edzard berpamitan kepada Edrea. Edzard mendekat kearah Edrea yang sedang mencuci piring.

EDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang