Miracle 43

13 3 0
                                    

Terlihat disebuah ruangan yang gelap walaupun ada cahaya bulan yang masuk lewat celah-celah jendela. Dua orang sedang terikat di kursi, sebelah kanan seorang gadis berambut pirang yang tak lain adalah Cecil dan yang kiri seorang pemuda yang merupakan kakak kelasnya yang bernama Aldi.

Saat ini dihadapan mereka berdiri seorang pemuda yang sedang memegang sebuah pisau. Tatapan matanya benar-benar memancarkan sebuah kemarahan yang besar karena perkataan yang Aldi ucapkan.

"Kau tak ingat? Jangan bercanda BAJINGAN!" Teriak pemuda itu dengan marahnya. "Kau, Toni dan Opik telah membunuh Ankaa bukan?" Lanjutnya

Aldi terkejut mendengar hal itu. Bagaimana bisa pemuda itu tahu tentang Ankaa? Itu tidak mungkin, sangat mustahil.

"Toni dan Opik telah menerima balasannya, sekarang adalah giliranmu sialan!"  ucap sang pemuda

Setelah berkata itu pemuda itu menghunuskan pisau itu ke arah Aldi, namun sayangnya suara Cecil menghentikannya.

"Jangan lakukan hal itu, aku mohon"  ucap Cecil

Sang pemuda terdiam sejenak dengan tatapan yang sulit diartikan namun kemudian dia menyeringai lebar dan tanpa ragu sedikitpun, sang pemuda langsung menusukkan pisau yang dia pegang ke dada Aldi.

"Aaahhh!!" Teriak Aldi

"TIDAK!!" Teriak Cecil

Setelah melakukan hal keji itu sang pemuda menatap tajam Cecil. "Kau pikir perkataanmu itu bisa menghentikanku? Tidak akan pernah!" Ucap sang pemuda

Entah bagaimana perasaan Cecil. Sedih? Kesal? Takut?  Perasaannya seanakan bercampur aduk, hanya air mata yang keluar dan sebuah  tangisan yang terdengar pilu.

Sang pemuda pencabut pisau yang menancap di dada Aldi dengan paksa. Darah keluar dengan deras keluar dari sana sehingga membasahi lantai layaknya seperti sungai yang mengalir.

"Sekarang apa yang akan aku lakukan kepadamu yah.... Apa mungkin menjatuhkanmu dari lantai paling atas? " ucap sang pemuda sambil berlaga berpikir

Mendengar hal itu tangisan dari Cecil menjadi terhenti, tatapan takut dan terkejut terpancar dari wajahnya. Cecil menjadi sangat gelisah.

"Apa ada kata-kata terakhir?" Tanya sang pemuda

Cecil terdiam beberapa saat, gadis itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan mencoba tenang. Percaya itulah yang harus dilakukan saat ini.

"Ini dimana dan jam berapa sekarang?" Tanya Cecil

"Apa kau ingin tahu kau mati dimana? Hahaha.... Baiklah akan aku kabulkan" ucap sang pemuda. "Saat ini kita ada gedung tua yang tak jauh dari bar yang terkenal,  sekarang ini jam 7:17 malam"

Mendengar hal itu Cecil tersenyum kecil. "Kau dengar itukan, tolong selamatkan aku rubahlah masa depan ini Rachel"

****

Rachel terbangun dari tidurnya, napasnya terengah-engah dan keringat dingin keluar dari tubuhnya, astaga sungguh penglihatan yang sangat mengerikan. Pandangannya melihat ada tirai putih disekitarnya dan juga bau obat-obatan, Rachel bisa menebaknya saat ini dia ada di UKS.

"Rachel kau baik-baik saja?" Tanya seorang wanita yang tak lain adalah Kak Tia

"Kepalaku sedikit sakit" keluh Rachel sambil memegangi kepalanya

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang