Miracle 3

46 8 2
                                    

Indri menjelaskan kepada Cecil mengenai tiga pemuda yang harus dia jauhi itu

Yang pertama ada Mark Alexander, pemuda dengan ciri-ciri rambut kemerahan dengan mata berwarna hitam layaknya elang, begitu tajam dan kuat. Pemuda itu tengah asik mengutak-atik tablet yang dibawanya, terkadang senyuman muncul diwajahnya itu. Mark sangat tidak suka diganggu jika dia sedang memainkan tablet, sekalinya diganggu dia akan memosting rahasia milik orang yang menggangunya itu, hingga orang itu ingin sekali menyembunyikan wajahnya karena luar biasa malu. 

Yang kedua ada Eldriano Arvian Wijaya, atau kerap kali dipanggil dengan sebutan El. Pemuda yang bisa menghipnotis siapa saja jika bertatapan dengan mata hanzelnya. El itu sikapnya selalu berubah-ubah, terkadang bisa dingin, kadang juga ramah. Jika ada yang mencari gara-gara dengan dirinya, dia tidak akan segan-segan membully orang yang berani mengusiknya itu, tapi hanya saja dia tidak pernah membully perempuan. Mungkin tidak di bully paling dapat perkataan super pedas saja yang bisa membuat perempuan itu menangis karena sakit hati

Yang ketiga adalah Lucas Algantara, pemuda yang paling berbahaya di SMA Nirwana. Pemuda yang dingin, kasar dan otoriter. Sekalinya berurusan dengannya jangan harap hidupmu akan tenang, aman dan sejahtera. Lucas tak pandang bulu jika membully seseorang, mau laki-laki ataupun perempuan bagi Lucas tidak ada bedanya. Lucas memiliki ciri fisik yang mencolok sekali, rambut putih dengan mata berwarna biru yang jika bertatapan denganya bagaikan melihat lautan dan bisa membuatmu tenggelam.

Mata Cecil tertuju pada tiga orang pemuda yang sedang duduk diujung kantin sekolah, dia tidak tahu bahwa disekolah ini ada orang yang berbahaya dan semena-mena seperti itu.

Terlihat seorang gadis tanpa sengaja terpeleset didekat tempat  El duduk, sehingga membuat El menutup buku yang tadi dia baca. El mengamati seragamnya yang sedikit terciprat oleh jus yang tumpah dilantai.

"Kak El? Saya gak sengaja sumpah. Maafkan saya" ucap gadis yang bernama Yuni itu, ketakutan

El menatap datar ke arah Yuni yang masih duduk dilantai. Dia mengambil bukunya dan menghela napas, mood-nya seketika berubah menjadi buruk.

"Guys gue duluan ke kelas" ucap El kepada Mark dan Lucas yang masih duduk disana

Elpun menatap ke arah Yuni. "Untung Lo cewek, kalau gak gue tenggelamin Lo di kolam ikan sekolah" kata El, lalu kemudian pergi meninggalkan kantin

"Cil kita pergi yu dari sini, gue takut rasanya" bisik Cecil

Cecil mengangguk setuju karena dia juga merasakan hal yang sama dengan Indri. Suasana di kantin ini mendadak suram dan mencekam.

Saat Cecil dan Indri melangkah kakinya hendak keluar dari kantin, kaki mereka tiba-tiba terhenti karena terdengar suara gaduh. Semua mata yang berada di kantin tertuju kepada Lucas yang sedang menginjak punggung seorang pemuda yang tergeletak dilantai. Astaga baru saja ada masalah, sekarang timbul masalah lainnya sehingga suasana di kantin itu mendadak makin suram saja.

"Ampun Lucas, gue terpaksa melakukannya" ucap Yuda, pemuda yang tergeletak dilantai

"Gue benci penghianatan!" kata Lucas dengan ekspresi marah

"Sumpah gue gak berhianat"

"Gue benci juga kebohongan!" Teriak Lucas, lalu tanpa basa-basi Lucas langsung menendang muka Yuda dengan kerasnya hingga pemuda itu terguling beberapa meter ke depan

Lucas memakai headset ditelinganya dan dengan santainya Lucas meninggalkan Yuda dalam keadaan seperti itu. Mark yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya, itulah akibatnya jika bermain-main dengan Lucas. Dengan segera juga Mark bergegas pergi dari sana mengikuti Lucas.

Ketika Lucas melangkahkan kakinya, tanpa sengaja dia menyenggol bahu Cecil. Tiba-tiba saja penglihatan Cecil menangkap sesuatu.

~~~

Lucas menatap ke arah ayah dan bundanya dengan tatapan penuh kemarahan dan kekecewaan

Terlihat bundanya itu mendekat ke arah Lucas ingin memeluk Lucas. Namun Lucas justru melangkah mundur menghindar.

"Jangan sentuh aku" kata Lucas

"Lucas kau kenapa nak?" Tanya sang bunda terkejut

"Jangan sentuh aku Nona Silvia Utami" ucap Lucas dingin

Ayah dan bunda terkejut mendengar perkataan Lucas. Mendengar hal itu sang bunda menangis karena tak menyangka Lucas bisa berkata seperti itu. Melihat hal itu sang ayah geram tanpa sadar dia menampar Lucas dengan kerasnya.

PLAK

"Minta maaf pada bundamu! Kau menyakiti perasaannya" kata sang ayah tegas

Lucas mengusap pipi kanannya, dia tertawa miris. "Sejak kapan kau punya perasaan tuan Rashael Algantara?"

"LUCAS!"

"KAU SELALU MENGAJARIKU MENGHARGAI PERASAAN, PADAHAL KAU SENDIRI ADALAH BAJINGAN YANG MEMPERMAINKAN PERASAAN MAMAH LYRA!" Teriak Lucas marah

Kedua orang tua itu terkejut mendengar perkataan Lucas

"DAN KAU" tunjuk Lucas kepada sang bunda. "PADAHAL KAU TAHU BAHWA PRIA ITU" tunjuk Lucas pada sang ayah. "SUDAH MENIKAH TAPI KAU TETAP MENEROBOS MASUK KE KEHIDUPAN RUMAH TANGGANYA!" Teriak Lucas

"Nak itu tidak benar, bundamu sama sekali tidak tahu saat itu ayah sudah menikah" jelas sang ayah mencoba menjelaskan

"Bohong, Kalian berdua pembohong"

"Lucas dengarkan Bunda itu--"

"AKU BENCI PENGHIATAN! AKU BENCI KEBOHONGAN! DAN AKU BENCI KALIAN BERDUA!" Teriak Lucas

Napas Lucas terengah-engah, dia merasa lelah karena dia sudah meluapkan emosi nya. Sementara kedua orang tua Lucas hanya terdiam, mereka tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Aku pikir aku memiliki keluarga yang baik tapi ternyata tidak. Ayah dan bundaku ternyata adalah seorang pendosa besar. Aku anak dari hubungan gelap, aku ternyata adalah anak haram dan aku adalah anak dari perselingkuhan" Lirih Lucas sedih, tanpa sadar air mata mengalir dari kedua matanya

Lucas meninggalkan kedua orang tuanya dalam perasaan berkecamuk

~~~

"Cil, Cecil" suara cempreng Indri menyadarkan Cecil dari penglihatannya. Gadis itu melihat ke sekitar, ternyata dia masih berada di kantin. Cecil menghela napas, dia merasa kelelahan.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Indri khawatir karena wajah Cecil terlihat pucat

"Nggak apa-apa. Aku hanya melihat sesuatu yang harusnya tak kulihat" jawab Cecil

"Hah? Aku tak mengerti maksudmu" ucap Indri bingung

"Bukan apa-apa. Sudahlah kita harus kembali ke kelas, bel masuk akan berbunyi sebentar lagi"

Indri dan Cecil pun pergi meninggalkan kantin sekolah.

***

Kelas 11-IPA 1

Terlihat Pada Ade, guru agama sedang menjelaskan materi didepan kelas. Murid-murid dikelas memperhatikan dengan seksama, walaupun sebagian ada yang memperhatikan dan sebagainya lagi tidak memperhatikan.

Cecil selama pembelajaran tidak bisa konsentrasi. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh sekilas memori masa lalu milik Lucas yang tanpa sengaja dia lihat tadi. Perasaan iba muncul di hati Cecil kepada Lucas, pemuda itu berubah karena kebenaran yang sangat pahit

Cecil menghela napas, sepertinya dia tak bisa hanya diam. Cecil mungkin sudah gila karena dia berpikir untuk membantu, tapi walaupun begitu dia harus melakukan sesuatu

****
TBC

Maaf kalau banyak typo 🙏

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang