Miracle 28

25 5 1
                                    

Indri menangis tersedu-sedu, gadis itu menundukkan kepalanya, kakaknya Noah telah menceritakan segalanya kepadanya. Tentang dia telah menabrak seorang pemuda dan mirisnya yang menjadi saksi penemuan mayat pemuda yang ditabrak kakaknya adalah Indri. Sungguh dunia begitu sempit sekali.

"Apa kau marah?" Tanya Noah

"Tidak" jawab Indri sambil menggelengkan kepalanya

Indri tidak marah sama sekali tetapi gadis itu tidak tahu harus bagaimana, karena itu menangis menjadi jalan satu-satunya untuk melampiaskan perasaan Indri. Karena Indri tahu kedepannya dia akan sendirian dan Indri harus bersiap menghadapi masalah yang akan dia hadapi nanti kedepannya.

Noah yang melihat adiknya menangis hanya terdiam. Dia bersalah dan dia harus bertanggung jawab atas semua itu. Noah akan menyerahkan diri kepada polisi, karena sudah menjadi keharusan baginya. Noah tidak akan bisa selamanya menutupi perbuatannya, bagaikan bangkai sebaik-baiknya disembunyikan pada akhirnya akan ditemukan pula.

"Maaf kakak telah gagal menjadi--"

Ucapan Noah terhenti, wajahnya menunduk dan terlihat frustasi. Kedua alisnya mengkerut

"Bukan salah kakak, semua terjadi karena ketidak sengajaan. Gu-- Aku yakin jika kakak jujur mungkin polisi akan mempertimbangkan hal itu, sehingga hukuman kakak bisa diringankan" ucap Indri sambil meraih tangan Noah, mencoba menenangkannya

"Terima kasih dan maaf" ucap Noah

Indri menggelengkan kepalanya, gadis itu tersenyum kepada kakaknya. "Kita hadapi semua ini bersama kak" ucap Indri

***

Ting tong.. Ting tong…….

Sekarang sudah pukul 17.00, anak-anak yang masih berkeliaran di dalam sekolah dimohon untuk segera pulang ke rumanya masing-masing

Saya ulangi, sekarang sudah pukul 17.00, anak-anak yang masih berkeliaran di dalam sekolah dimohon untuk segera pulang ke rumanya masing-masing

Terdengar suara pengumuman petang di SMA Nirwana. Mendengar hal itu Cecil yang sedang bercerita kepada Lucas tentang kisah kehidupannya terhenti, gadis pirang itu terkejut karena tidak sadar waktu berlalu begitu cepatnya.

"Astaga sudah jam 5 rupanya" ucap Cecil terkejut

Lucas yang mendengar reaksi itu hanya bersikap biasa saja. Baginya mau pulang jam berapapun tidak masalah. 

"Maaf kak Lucas ceritanya dilanjut lain kali saja" ucap Cecil sambil mencoba beranjak dari sana

Ketika Cecil berhasil berdiri, tiba-tiba lututnya merasakan sakit sehingga tubuh Cecil akan terjatuh. Tapi sebelum terjatuh dengan segera Lucas berdiri dan menangkap tubuh Cecil yang akan terjatuh itu, sehingga Cecil jatuh diperlukan Lucas. Tubuh Cecil sangat kecil tapi entah kenapa pas sekali masuk kedalam pelukan Lucas, seolah-olah seperti kutub magnet yang berbeda tetapi memang seharusnya disatukan.

"Makasih kak Lucas" ucap Cecil sambil tersenyum

"Ekhm... Sama-sama" ucap Lucas salah tingkah

Lucas langsung melepaskan pelukannya tadi pada Cecil, kini mereka berdua saling bertatapan. Lucas melihat kerah sudut bibir Cecil yang mengalir darah yang sudah kering, tiba-tiba perasaan bersalah menghantuinya. Cecil yang melihat tatapan Lucas itu langsung tahu, dengan segera Cecil mengusap darah kering yang berada disudut bibirnya.

"Maaf kak Lucas aku harus pulang, ngomong-ngomong pintu keluarnya ada dimana?" Tanya Cecil

"Disana" ucap Lucas sambil menunjuk ke arah belakang Cecil dimana pintu keluar berada

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang