"Gue pulang" ucap Indri
Indri telah sampai dirumahnya, saat dia masuk kedalam pandanganya langsung disuguhi oleh kehadiran sang kakak yang sedang duduk di kursi ruang tamu.
"Kak No--"
Ucapan Indri tidak diteruskan karena melihat aura kakaknya yang suram. Disekitar tubuh kakaknya dikelilingi oleh kabut gelap, dan juga ada sebuah bayangan menghantui. Indri menduga bahwa kakaknya sedang merasa frustasi dan ketakutan. Untuk pertama kalinya dia melihat kakaknya seperti ini.
Jika dilihat lewat mata nyata kakak Indri, kak Noah sedang duduk sambil menundukkan kepalanya. Tangan kanannya menjambak rambutnya sendiri lalu tubuhnya bergetar. Wajahnya terlihat frustasi dan matanya memancarkan ketakutan. Noah seperti tak tenang sama sekali.
Indri melangkah mendekati Noah, dia langsung memegang bahu kakaknya itu. "Kak Noah ada apa?" Tanya Indri khawatir sekaligus penasaran
Noah yang merasakan sentuhan dibahunya langsung bereaksi. Noah langsung berdiri dan menepis tangan Indri dibahunya, pemuda itu melihat ke arah Indri dengan tatapan mata yang memancarkan ketakutan luar biasanya.
Melihat hal itu tentu saja mengundang rasa terkejut dari Indri, gadis dengan rambut sebahu itu langsung memegang tangannya yang tadi ditepis oleh Noah dengan perasaan sedih. Untuk pertama kalinya kakaknya berbuat seperti itu.
"Kak Noah ini Indri. Kakak kenapa?" Tanya Indri heran
"In... I-Indri?" Ucap Noah tergagap dan melihat ke arah Indri seolah meyakinkan bahwa yang dia lihat adalah sosok adiknya
"Iya kak ini Indri" ucap Indri mencoba meyakinkan kakaknya
Noah langsung terduduk dilantai, pemuda itu menghela napas lega. Noah hanya was-was tadi, pemuda itu melihat ke arah Indri yang terlihat khawatir kepadanya. Walaupun sulit Noah tersenyum mencoba terlihat baik-baik saja, pemuda itu meraih tangan Indri.
"Maaf tadi kakak menepis tanganmu. Apa sakit?" Tanya Noah
"Lebih sakit melihat kakak seperti ini" jawab Indri dengan air mata yang tiba-tiba keluar dari matanya
Noah langsung berdiri dan segera memeluk Indri. "Maafkan kakak" ucap Noah sambil mengusap-usap punggung Indri
Indri langsung melepaskan pelukan itu, dia langsung menatap kakaknya itu. "Katakan apa yang sebenarnya terjadi" ucap Indri
Noah tak menjawab, pemuda itu hanya menundukkan kepalanya.
"Jawab kakak!" Ujar Indri
Noah membuang mukanya tak berani menatap Indri. "Tidak ada apa-apa" jawab Noah
"Bohong! Katakan yang sejujurnya. Kakak lupa bahwa tidak ada yang bisa berbohong dihadapanku!" ucap Indri
Noah tidak tahu harus bagaimana, pemuda itu langsung terduduk di sofa. Tangisannya yang sendari tadi dia tahan akhirnya keluar. Noah merasa putus asa, dia tidak tahu harus bagaimana.
Indri langsung terduduk disamping kakaknya itu. "Ceritakan yang sebenarnya, Indri mohon" ucap Indri
"Indri kakak telah menjadi seorang pembunuh" ucap Noah jujur, karena berbohong pun percuma
Mendengar ucapan Noah, mata Indri langsung terbelalak. Indri terkejut luar biasa, dia melihat kearah sekitar Noah. Aura putih yang menandakan bahwa kakaknya itu berkata jujur. Walaupun pahit Indri harus menerima kenyataan ini.
"Ceritakan kak Noah" lirih Indri
***
Disisilain Cecil hanya bisa pasrah ketika Lucas membawanya ke gudang sekolah yang sepi. Lucas mengurung Cecil disana, pemuda berambut putih itu seperti orang kesetanan. Barang-barang yang ada di gudang dia banting ke lantai, sesekali Lucas memukul dan menendang barang-barang itu. Cecil hanya menjerit saat Lucas melakukan, gadis pirang itu sangat ketakutan saat ini.
Lucas berjalan mendekati Cecil dengan segera pemuda itu menarik rambut pirang Cecil dengan kasar dan langsung menjatuhkannya ke lantai.
"Jujur sekarang Lo ketakutan bukan" ucap Lucas sambil menyeringai
"Si-siapa yang gak takut kalau diginiin" lirih Cecil
Lucas langsung berjongkok didepan Cecil yang terduduk dilantai. Pemuda itu langsung memegang dagu Cecil dengan kasar mencoba mendongkakan kepalanya Cecil. Sedangkan Cecil mencoba tenang dan menghilangkan ketakutannya.
"Hey apa menurut Lo gue itu jahat?" Tanya Lucas
Cecil menggelengkan kepalanya dengan segera, baginya Lucas tidak jahat sama sekali. Lagi pula Cecil mengerti kenapa Lucas berbuat seperti itu.
"Udah gue bilang jangan sok tahu!" Ujar Lucas
"Kamu orang baik Lucas" ucap Cecil
Mendengar hal itu mata Lucas terbelalak terkejut, untuk pertama kalinya setelah itu ada yang bilang dia orang baik. Seumur hidupnya Lucas tidak pernah baik dimata orang-orang. Tentu saja menghajar orang-orang, melawan guru dan suka tawuran siapa yang mau menganggapnya orang baik. Dia kejam, tak berperasaan dan kasar tapi gadis pirang itu dia bilang baik.
Lucas terkekeh miris, sepertinya gadis ini tidak waras. Walaupun gadis itu berkata dia baik, semua itu tidak akan membuatnya luluh. Lucas langsung menampar Cecil dengan keras hingga gadis itu tersungkur.
"MASIH MAMPU BILANG GUA BAIK HAH?!" Teriak Lucas
"Udah aku bilang kamu orang baik Lucas" lirih Cecil sambil tersenyum. "Awch.." ringis Cecil kesakitan, terlihat darah mengalir disudut bibir kanannya
Lucas termenung, pemuda itu tidak tahu harus apa. "Kenapa Lo masih bisa berkata seperti itu" lirih Lucas
Cecil langsung bangkit dan terduduk dihadapan Lucas yang terlihat termenung. "Mungkin aku salah karena melihat masa lalumu karena itu aku minta maaf. Aku yang notabennya orang luar tak seharusnya tahu masalahmu" ucap Cecil
"Itu tidak penting lagi" ucap Lucas. "Karena kau kenangan yang ingin aku lupakan menjadi sia-sia. Itu yang tidak bisa aku maafkan darimu" lanjutnya
"Kak Lucas, masa lalu merupakan suatu memori yang berisikan kenangan-kenangan yang tak akan bisa kita lakukan lagi dimasa depan. Memang benar ada yang bilang melupakan masa lalu itu harus, tapi bagiku tidak ada yang seindahnya apalagi masa lalu itu di isi oleh orang yang tidak bisa kita temui lagi" jelas Cecil
Cecil menyentuh wajah Lucas agar pemuda itu melihat ke arahnya.
"Melepaskan dan merelakan memang harus tapi.... " Cecil meraih tangan Lucas, gadis itu mengarahkan tangan Lucas ke dadanya. "Di dalam sini masa lalu akan selalu ada, dan ketika hati tahu apa yang dia rasakan maka..." setelah itu Cecil mengarahkan tangan Lucas ke kepalanya. "Secara langsung pikiran akan mengingat hal itu"
Lucas melihat kearah Cecil yang terlihat sedang tersenyum. Perkataan yang diucapkan oleh gadis itu membuat Lucas sadar, jika selama ini dia selalu melampiaskan amarah dan kekecewaan yang dia miliki kepada orang lain.
Tiba-tiba saja Cecil menceritakan masa lalunya kepada Lucas seolah itu bukan sesuatu yang memalukan sama sekali. Cecil anak piatu, dia hanya memiliki ayahnya seorang. Dimana hari ibunya meninggal Cecil stress dan merasa kehilangan, dari sana tiba-tiba kemampuan Cecil muncul. Sebagai pelampiasannya Cecil selalu menghanjar orang-orang yang ditemui olehnya dijalan, tapi ada alasannya juga kenapa dia melakukan hal itu. Cecil menghanjar orang-orang yang menurutnya sangat buruk dan jahat dengan kemampuan melihat masa lalu miliknya.
Lucas mendengarkan dengan baik cerita yang diceritakan oleh Cecil dengan seksama. Tiba-tiba perasaan marah dan kebenciannya terhadap Cecil lenyap bagai ditiup angin. Ternyata Cecil sama seperti dirinya hanya saja Cecil tahu bagaimana mana dia menyikapinya.
***
TBCMaaf baru update, author kemarin sibuk nonton film movie yang ditunggu-tunggu.
Boku no Hero the movie 2
Akhirnya keluar juga heheMakasih yang masih menunggu cerita ini dan juga jangan lupa voat

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
أدب المراهقينIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...