Azka dan Indri sedang duduk disebuah kursi dikantornya polisi, saat ini dihadapan mereka berdua duduk seorang salah satu petugas polisi. Seorang pria paruh baya, walaupun begitu tubuhnya sangat besar serta tinggi, tatapan matanya sangat tajam sehingga membuat Azka dan Indri takut dan gugup bersamaan. Bagas Dirgantara itulah nama dari petugas yang sedang duduk dihadapan Azka dan Indri.
Azka dan Indri hanya bisa pasrah ketika polisi meminta mereka ikut. Mereka berdua adalah saksi penemu mayat, tentu saja mengintrogasi mereka sudah menjadi keharusan.
"Tenanglah. Saya hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan pada kalian berdua, sebagai orang yang menemukan korban" jelas Pak Bagas
Azka dan Indri hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Tubuh mereka berdua gemetar antara takut dan gugup, dibandingkan itu Azka dan Indri juga terlihat masih syok karena tadi mereka menemukan mayat.
"Jadi, bagaimana kronologinya sampai kalian menemukan korban tersebut?" Tanya Pak Bagas
"Kami saat itu sedang berangkat sekolah, seperti rutinitas kami biasanya. Lalu dijalan itu kami menemukan orang itu sudah..... Tiada" jawab Azka
"Kami gak tahu kenapa bisa jadi seperti itu, kami hanya menemukannya saja" tambah Indri
Pak Bagas mengangguk mengerti, lalu diapun kembali bertanya. "Kalian mengenal korban?"
"Kami hanya tahu tapi tidak kenal. Namanya Toni, dia kakak kelas kami disekolah, kalau gak salah dia kelas 12 IPA 2. Dia terkenal berandalan, tukang bully, sama suka ngelawan guru" jelas Indri
Disaat yang sama Saga memasuki ruangan itu dengan santainya, pemuda itu menguap karena semalam dia habis berpatroli. Saat ini dia harus menyerahkan laporannya kepada Pak Bagas selaku atasannya. Tapi ketika Saga memasuki ruangan Pak Bagas, dia dibuat tertegun melihat ada dua orang yang tak asing dihadapannya.
"Loh? Kalian bukannya teman Rachel yah" tegur Saga
Azka dan Indri langsung berdiri dan menunduk hormat kepada Saga. Mereka tak menyangka akan bertemu dengan polisi yang waktu itu dan merupakan saudara Rachel.
"Apa kabar kakak" sapa Indri dan Azka kepada Saga
"Seperti yang kalian lihat, aku sehat dan dalam keadaan baik" balas Saga
Suara deheman Pak Bagas membuat aksi sapa menyapa antara Saga, Indri dan Azka terhenti. Saga langsung saja menegakan tubuhnya dan memberikan salam hormat kepada Pak Bagas. Dengan segara Saga memberikan laporannya itu kepada Pak Bagas. Saga hanya terkekeh kecil sedang Pak Bagas menggelengkan kepalanya sebagai reaksi.
"Saga kau kenal mereka berdua?" Tanya Pak Bagas
"Hmm iya pak saya kenal. Mereka berdua teman sepupu saya sekaligus anak-anak yang berhasil mengungkap kasus kematian Fira yang jatuh di tangga itu loh pak" jawab Saga sambil berbisik
"Oh jadi mereka" kata Pak Bagas sambil menganggukkan kepalanya
Saga pernah ditugaskan untuk menangani kasus kematian Fira yang terjatuh dari tangga. Tapi berkat bantuan Rachel dan teman-temannya kasus itu berhasil di ungkap, jika sebenarnya Fira tidak jatuh dari tangga tetapi ada yang mendorongnya dengan sengaja.
"Ngomong-ngomong pak, kenapa mereka berdua ada disini?" Tanya Saga penasaran
Pak Bagas menghela nafas, sudah tidak asing lagi melihat sikap Saga yang sangat penasaran. Walaupun begitu Pak Bagas tidak mempermasalahkannya sama sekali. Pak Bagas menjawab bahwa kedua pelajar itu menjadi saksi penemuan mayat dijalan sepi yang tak jauh dari sekolah mereka.
Mendengar jawaban dari Pak Bagas, Saga terkejut. Saga langsung menatap ke arah Azka dan Indri, astaga tidak Rachel atau teman-temannya selalu terlibat pada sebuah kasus, ada-ada saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen FictionIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...