Terlihat disebuah ruangan, seorang anak laki-laki yang berusia 13 tahun terdiam. Tubuh anak itu dipenuhi memar yang sangat banyak, kedua tangan dan kakinya terantai. Entah sudah berapa lama dia ada disana, anak laki-laki itu termenung dalam pikirannya. Perasaan terkejut dan kekecewaan mendominasi dirinya
Ayah yang sangat dia banggakan itu adalah seorang bajingan yang berani mempermainkan perasaan wanita, lalu bunda yang sangat dia sayangi itu adalah seorang perusak hubungan rumah tangga orang lain. Kenyataan itu membuat anak laki-laki itu mengalami shok yang sangat luar biasa, akibatnya dia menjadi stress sampai-sampai rambut hitam yang dia miliki telah berubah menjadi putih. Anak laki-laki itu masih ingat dengan jelas perkataan pria yang menyekapnya itu
"Dasar anak pelakor"
"Dasar anak bajingan"
"Karena ibumu adikku menderita, seharusnya kau tidak usah hadir di dunia ini"
"Wajahmu sangat menjijikan mirip sekali dengan laki-laki bajingan itu"
Karena kesalahan Ayah dan Bundanya, kini anak laki-laki itu menjadi korban penculikan, dia disiksa baik secara fisik maupun batin
Anak laki-laki itu tidak kuat lagi menanggung beban itu, apa salah dirinya dalam hal ini, dia bahkan tidak tahu apa-apa. Apa kesalahan orang tuanya ada hubungannya dengan dirinya? Kenapa jadi dia yang menanggung kesalahan kedua orang yang berdosa itu?
Ketika anak laki-laki itu sedang termenung dalam pikirannya, dia tidak sadar bahwa sendari tadi ada seorang anak perempuan yang telah masuk kedalam ruangan dirinya ditahan. Anak perempuan itu membawa sebuah kunci ditangannya, dengan segera perempuan berusia 10 tahun itu membuka gembok yang merantai tangan dan kaki anak laki-laki itu.
"Ayo ini kesempatanmu, kau harus pergi dari sini" ucap anak perempuan tersebut
Anak laki-laki itu hanya terdiam. "Aku tak mau lebih baik aku mati saja" lirih anak laki-laki itu putus asa
"Kau sudah diculik hampir 2 Minggu lamanya dan selama itu kau selalu disiksa, Ayah dan Bundamu pasti cemas"
"Aku tak mau bertemu dengan kedua bajingan itu lagi"
Anak perempuan tadi menghela nafasnya, keadaannya sekarang menjadi sangat sulit
"Kita tak punya banyak waktu, apa kau ingin aku juga disiksa karena membantumu?" Ucap anak perempuan itu dengan nada yang sedikit ditinggikan
Mendengar hal itu anak laki-laki itu menegakkan kepalanya, dia tertegun melihat warna mata anak perempuan itu. Untuk pertama kalinya dia melihat warna mata ungu, sungguh begitu menghipnotis.
"Matamu indah" ucap anak laki-laki itu tampak sadar
Mendengar hal itu anak perempuan tadi terkejut, karena baru pertama kali ada yang memuji matanya, biasanya orang-orang akan bilang aneh kepadanya. Baiklah bukan saatnya untuk hal itu, saat ini dia harus cepat-cepat mengeluarkan anak laki-laki itu dari sini.
"Aku tersanjung mendengar pujianmu tapi saat ini kau harus pergi dari sini" ucap sang anak perempuan dengan serius
"Sudah aku bilang aku tak mau"
"Kenapa? Hanya karena kau anak dari orang tua yang bajingan? Alasan yang tak masuk akal"
"Tak masuk akal kau bilang?" Lirih sang anak laki-laki. "LO GAK TAHU GIMANA RASANYA MENGETAHUI KEBENARAN YANG PRIA ITU CERITAKAN, GUE BENAR-BENAR MALU KARENA SELAMA INI KEDUA ORANG TUA GUE ADALAH ORANG YANG PALING JAHAT DAN BAJINGAN YANG PERNAH ADA!"
Setelah berteriak mengatakan hal itu, anak laki-laki menangis dengan keras. Melihat hal itu anak perempuan tadi hanya terdiam, dia menghela napas sepertinya pria yang menyiksanya benar-benar melukai hati anak laki-laki itu.
"Kau seharusnya tidak percaya perkataan orang yang menculikmu, bisa saja dia berbohong"
"Tidak, pria itu berkata jujur"
Anak perempuan itu duduk disamping anak laki-laki tadi, dia melihat kearah atas dimana terlihat sinar rembulan menembus melalui celah-celah atap ruangan.
"Kau hanya mendengar kebenaran dari satu sudut pandang saja, bisa saja dari sudut pandang yang lainya akan berbeda" ucap anak perempuan itu menasehati
Anak laki-laki itu hanya terdiam, perkataan anak perempuan itu mungkin ada benarnya tapi sayangnya anak laki-laki itu sudah menutup mata, dia tidak akan percaya.
Keheningan melanda, kedua orang itu tidak ada yang mau membuka suaranya karena tidak ada lagi yang bisa mereka bicarakan. Anak perempuan itu bingung harus bagaimana cara membujuk anak laki-laki itu agar mau pergi dari sini, sementara sang anak laki-laki seolah pasrah, semangat hidupnya seolah pudar.
Tiba-tiba anak perempuan itu berdiri, dia melangkahkan kakinya kearah pintu keluar
"Kau mau kemana?" Tanya sang anak laki-laki
"Pergi, memangnya kemana lagi" jawab anak perempuan tersebut
Anak laki-laki itu terkejut mendengar jawaban sang anak perempuan. Apakah anak perempuan itu tidak takut dihukum karena berani membuka kunci rantainya.
"Hey! Setidaknya rantai aku kembali agar pria itu tidak curiga"
"Gak mau malas"
Mendengar hal itu anak laki-laki itu melongo. "Hey! Kau ingin hukumanku bertambah besar? Aku tak mau kena siksa lebih parah lagi"
Pernah anak laki-laki mencoba melarikan diri namun gagal, pada akhirnya siksaannya bertambah dan dia tidak mau merasakan hal itu lagi.
"Kalau gak mau kena siksa lagi pergi dari sini saja"
"Gak mau, apa kau sudah gila?!"
"Aku tak gila! Justru kau yang gila plus aneh dimana-mana ada orang yang membantu itu mau aja, dari pada kena siksa"
"Gak ada urusannya sama Lo, mau gue disiksa ke digimana ke bukan urusan Lo!"
"Ada, ini semua demi memenuhi keinginan Mamah Lyra!"
Anak laki-laki itu terkejut mendengar perkataan sang anak perempuan, itu tak mungkin bukan. Bagaimana bisa anak perempuan itu kenal dengan Mamah Lyra. Sedangkan anak perempuan itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya, astaga bagaimana bisa dia keceplosan.
"Ba-bagaimana kau bisa tahu tentang Mamah Lyra?" Tanya anak laki-laki itu
Anak perempuan itu tidak menjawab, dia hanya terdiam
"JAWAB PERTANYAANKU!" Teriak anak laki-laki itu
Anak perempuan itu berjalan mendekati anak laki-laki. "Seharusnya aku dari tadi melakukan hal ini" lirih anak perempuan itu
"Hah? Apa mak-"
Ucapan anak laki-laki itu terhenti karena anak perempuan tersebut memukul tengguknya membuatnya tidak sadarkan diri, namun sebelum dirinya akan pingsan dia mendengar anak perempuan itu berkata sesuatu.
"Maafkan aku, ketika kita bertemu kembali aku akan menceritakannya kak Lucas"
***
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen FictionIni adalah cerita tentang kisah mereka, tentang kehidupan mereka yang berliku-liku Ini adalah cerita tentang kisah persahabatan dan percintaan mereka Ini adalah kisah pahit, sedih, bahagia dan misteri kehidupan mereka ini adalah kisah mereka yang di...