Miracle 1

61 8 0
                                    

Mulut Cecil menganga takjub ketika dia tiba didepan gerbang sekolah SMA Nirwana. Gadis imut itu seakan tak percaya bahwa mulai sekarang dirinya akan bersekolah di sekolah ini. Siapa yang tak kenal SMA Nirwana, sekolah swasta yang paling besar di kota Bandung.

Cecil dengan gugup memasuki sekolah, dia melihat deretan mobil mewah berjejeran rapi di pelataran parkir yang sangat luas. "Itu parkiran atau showroom mobil sih" ucap Cecil dengan tatapan heran

Cecil melangkahkan kakinya memasuki gedung sekolah, dia mencoba mencari dimana ruang guru berada, pasalnya dia tidak tahu dimana tempatnya dan dia cukup malu untuk sekedar bertanya. Cecil tidak kenal dengan siapa-siapa disini. Karena tak punya pilihan lain dia memberanikan diri bertanya, dia melihat ke sekitar mencoba orang yang bisa dia tanya tampa menyebabkan masalah, dan tatapannya terhenti pada seorang pemuda yang sedang duduk tribun depan gedung, pemuda itu sedang membaca sebuah buku, Cecil mendekati sang pemuda itu.

"Permisi saya mau tanya, ruang guru ada disebelah mana yah?" Tanya Cecil kepada sang pemuda

Sang pemuda mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca, dia melihat seorang gadis kecil dihadapannya dan sepertinya gadis itu tengah bertanya padanya. Pemuda tersebut melihat dengan seksama sang gadis.

"Kamu murid baru?" Bukannya menjawab pertanyaan Cecil, sang pemuda justru bertanya

Mau tak mau Cecil harus menjawab. "Iya benar, lebih tepatnya saya murid pindahan" jawab Cecil seraya tersenyum

"Yah udah ayo" kata sang pemuda sambil beranjak dari tempatnya tadi membaca, sementara Cecil yang bingung hanya mengikuti sang pemuda tadi

"Anu... kita mau kemana?" tanya Cecil kepada sang pemuda, dia orang baru disini dan pemuda ini adalah orang asing baginya, ditakutnya pemuda ini akan macam-macam padanya yah walaupun bukan masalah baginya, tapi Cecil berusaha tidak ingin mencari masalah dihari pertamanya sekolah

"Katanya mau ke ruang guru, yah aku sedang menunjukannya padamu" jawab sang pemuda

Baiklah sepertinya Cecil paham sekarang, pemuda tersebut sedang mengantar dirinya menuju ruang guru.

"Oh iya kenalkan namaku Cecilia Agatha Pramesti panggil aja Cecil" ucap Cecil memperkenalkan diri

"Namaku Azka Fernando Tora, inget yah Tora bukan Torres"

Mendengar hal itu Cecil tertawa karena cukup lucu. Sementara itu Azka, sang pemuda itu hanya tersenyum menanggapinya

"Oh ya ngomong-ngomong umurmu berapa tahun?" Tanya Azka

"16 tahun" jawab Cecil

"Serius? Aku pikir kau masih muda loh" kata Azka sedikit terkejut

Cecil mengendus tak suka, dia sudah paham kemana arah bicara Azka. Cecil memiliki badan yang kecil, orang-orang selalu beranggapan bahwa dia siswi SMP. Sebenarnya apa salahnya? Ayahnya tinggi bahkan nyaris besar, lalu Almarhumah Ibunya juga tinggi. Tapi kenapa tingginya hanya 145 cm? Rasanya dulu dia sangat rajin meminum susu.

"Kenapa kesan pertama orang padaku selalu saja sama yaitu tentang tinggi badanku" ujar Cecil sewot

Mendengar hal itu Azka terkekeh geli. "Maaf, aku tidak bermaksud mengatai kau pendek"

"Sudahlah aku sudah terbiasa, lagi pula aku kebal kaya baja jadi okey aja"

"Ngomong-ngomong kamu orang blasteran yah, karena-" Azka menunjuk rambut Cecil. "Warna rambutmu pirang, apakah itu asli?" Tanya Azka

"Iya warna rambutku ini asli dan... yah kau benar aku orang blasteran. Ayahku orang Indonesia sementara ibuku orang Jerman"

Cecil tak sadar bahwa dia telah sampai diruang guru karena percakapannya tadi. Cecil mengucapkan terima kasih kepada Azka karena sudah mengantarnya, setelah itu Azka berpamitan dan pergi meninggalkan Cecil disana. Cecil langsung mengetuk pintu ruang guru tersebut.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" ucap orang yang berada di dalam ruang guru tersebut

"Permisi" Cecil membuka pintu ruang guru tersebut, penglihatannya jatuh kepada seorang guru wanita yang sedang menatap ke arahnya

"Ada yang bisa saya bantu nak?" tanya guru wanita itu dengan nada tegas

Cecil sedikit gugup sekarang mendengar ucapan tegas guru wanita itu. "Sa... Saya Cecilia Agatha Pramesti, saya disini ingin menanyakan kelas saya dimana" ucap Cecil

"Oh kau murid baru itu yah, kelasmu ada dikelas 11- IPA 1 dilantai 2 kebetulan saya juga akan mengajar disana. Saya akan mengantar kamu kesana" kata guru wanita itu dengan tegas

"Baik Bu" ucap Cecil dengan tegas juga


***


Kring.... Kring..... Kring.....

Bel tanda masuk berbunyi, murid-murid yang masih berkeliaran diluar kelas bergegas masuk ke kelasnya masing-masing. Karena jika guru sudah ada dikelas dan ada murid yang terlambat masuk kelas maka akan menerima hukuman membersihkan toilet selama 1 minggu. Tentu aja tidak ada yang mau melakukan hal tersebut.

Dikelas 11 IPA 1

Suasana kelas masih ribut karena guru yang ada dikelas belum datang, tapi murid-murid kelas 11- IPA 1 sibuk dengan urusan mereka masing-masing, ada yang sedang berlari-lari, memukul meja, membaca buku, bermain HP atau bergosip ria.

Suasana ribut tadi mendadak hening karena Bu Tina guru matematika yang mengajar dikelas mereka telah datang.

"Sebelum kita mulai pembelajaran, hari ini kita kedatangan murid baru, Ananda Cecil silahkan masuk" ucap Bu Tina

Semua murid dikelas melihat ke arah pintu, mereka melihat seorang gadis kecil berambut pirang panjang dengan poni sehalis, wajahnya cantik dengan pipi yang sedikit kembu jadi terkesan imut. Sekilas murid-murid aga terpana melihat wajah sang gadis.

"Silahkan memperkenalkan diri" ujar Bu Tina

"Perkenalkan nama saya Cecilia Agatha Pramesti, cukup panggil Cecil saja salam kenal semua" ucap Cecil sambil membungkukkan tubuhnya 90° ke depan

"Selamat bergabung dikelas ini semoga kau betah bersekolah disini " ucap Bu Tina sambil tersenyum

Cecil menganggukan kepalanya. "Terima kasih Ibu"

"Baiklah kau bisa duduk disebelah Indri, Ananda Indri angkat tanganmu" ujar Bu Tina

Cecil melangkahkan kakinya menuju arah tempat duduk yang dimana seorang gadis sedang mengangkat tangannya

"Perkenalkan nama gue Indri, nama panjangnya Indrianty Silvi Utami" ucap gadis tadi dengan ramahnya

"Kamu sudah tahu namaku, salam kenal Indri dan mohon kerja samanya"

"Ok siap"

Indri pun mempersilahkan Cecil untuk duduk di kursi, dan Cecil langsung duduk dan mengucapkan terima kasih kepada Indri

"Baiklah anak-anak pelajaran akan segera dimulai" ucap Bu Tina memulai pelajaran dikelas

****
TBC

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang