Miracle 47

11 3 0
                                    

El dan Indri sedang melepaskan ikatan dari tubuh Cecil. Beberapa saat kemudian akhirnya ikatan itu sepenuhnya terlepas dari tubuh Cecil.

"Terimakasih kak El, Indri" ucap Cecil

"Sama-sama Cil" balas Indri

Sementara El hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon

Disisi lain diatasi gedung itu terlihat Damar terpojok, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Lucas, Azka, Mark dan Rachel mengepung dirinya.

"Kau tidak bisa kemana-mana lagi Damar!" ujar Azka

"Akui saja semua kejahatanmu itu" ucap Mark

Damar terlihat sangat panik, dia benar-benar tidak bisa lari kemana-mana. Pemuda itu melihat kebelakang dimana ujung lantai terlihat, tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenaknya. Untuk apa dia hidup, lagi pula dia sudah membalas dendam kematian kakaknya dengan membunuh mereka. Sayang sekali, padahal dia masih ingin membalas pada perusahaan terkutuk itu dan juga pengacara sialan itu, yah mungkin jika dia meninggal dia bisa menjadi arwah dan akan terus mengganggu kehidupan mereka nanti.

Lucas yang tahu persis apa yang dipikirkan oleh Damar, menggeleng kepalanya. Tidak dia tidak bisa biarkan itu terjadi.

"Damar apapun yang kau pikirkan saat ini jangan lakukan itu" ucap Lucas memperingati

"Memangnya kau tahu apa tentang pikiranku itu" geram Damar

"Kau akan melompat dari atas gedung ini bukan? Jangan bertindak bodoh" ucap Lucas

Damar sedikit terkejut mendengar perkataan Lucas, bagaimana pemuda itu bisa tahu apa yang ingin dia lakukan. Mungkinkah dia membaca pikirannya?

Damar menghela napasnya. Walaupun Lucas bisa membacanya, niat untuk melakukan itu tidak akan bisa lepas darinya. Dia lelah, dia ingin pergi saja dari dunia ini.

"Sudah terlambat" ucap Damar

Damar melangkah mundur sedikit demi sedikit, melihat hal itu membuat Lucas, Azka, Rach dan Mark menjadi was-was.

"Berhenti Damar!" Teriak Lucas

"Jangan lakukan hal itu!" Ujar Azka

"Tolong jangan!" Teriak Mark

Seolah tuli Damar menghiraukan semua panggilan, peringatan dan bujukan itu. Tidak ada gunanya lagi baginya, dia gila..... yah Damar akui dia sudah gila. Tinggal satu langkah mundur lagi maka dia akan terjatuh, saatnya mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

"Hey Ankaa jika kau mau menghentikannya maka sekarang waktunya"lirih Rachel

"Tidak!!" Teriak semuanya

Damar sudah melangkah mundur, akhirnya keseimbangan tubuhnya goyah dan dia akan terjatuh. Tapi sebelum dia akan terjatuh sebuah tangan menangkapnya.

Damar hendak memaki orang yang menolongnya itu, tetapi dia terkejut melihat siapa orang yang menolongnya itu. Tanpa sadar air matanya perlahan mengalir dari kedua matanya, bibirnya bergetar.

"Kakak" lirih Damar

"Berhenti melakukan ini Damar, kakak mohon" ucap sosok itu

Dalam penglihatan Damar dia melihat sosok yang sangat dia sayangi dan paling dia rindukan, siapa lagi kalau bukan sang kakak tercintanya Ankaa Mahes.

Tapi dalam pandangan orang lain sosok yang berbicara dengan Damar adalah pemuda yang merupakan sahabat almarhum Ankaa yaitu Mark Alexander. Saat ini di dalam tubuh Mark sedang bersemayang jiwa sahabatnya dan kesadaran Mark untuk sementara diambil alih oleh sosok Ankaa.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang